Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

njiiingAvatar border
TS
njiiing
Baznas Siap Kembangkan Peternakan Kambing Boer


KARANGANYAR, suaramerdeka.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Karanganyar akan mengembangkan budi daya peternakan kambing jenis boer, yang berasal dari Australia. Peternakan itu pengelolaannya akan diserahkan kepada masyarakat dengan harapan akan bisa dikembangkan.

‘’Kami sedang mengusulkan dana bantuan dari Baznas pusat sebesar Rp 500 juta, kalau disetujui akan menjadi modal awal. Kalau tidak disetujui, maka Baznas Karanganyar siap membiayai pengembangan peternakan kambing boer tersebut sendiri,’’ kata Sugiarso, Ketua Baznas Karanganyar.

Untuk persiapan, rombongan pengurus Baznas dan Skeda Samsi bersama instansi terkait yang akan menjadi pembina peternakan kambing itu mengadakan studi banding ke Universitas Brawijaya Malang, yang sudah sukses mengembangkan kambing boer itu sejak 2004.

‘’Saat ini sudah ribuan kambing boer yang merupakan jenis kambing pedaging itu dikembangkan ke berbagai kota di Jatim, seperti Pasuruan, Trenggalek, Blitar Magetan, Ngawi dan lainnya, dan sudah berkembang menjadi ribuan kambing yang diternak masyarakat,’’ kata dia.

Selain itu, juga ada model peternakan kambing yang diternak secara liar dengan dilepas ke alam begitu saja di alam terbuka, di Blitar. Dikembangkan oleg Dr Muhaimin Iqbal, pakar teknologi pertanian yang menghasilkan tak hanya kambing, namun juga tanah yang subur untuk pertanian.

Mengutip penuturan pengelola Pusat Laboratorium Penelitian dan Peternakan Kambing Boer Unibraw, Dr Is Agus Budiarto, kambing itu didatangkan dari Australia hanya 28 ekor, terdiridari 4 pejantan dan 24 betina.

‘’Kambing itu merupakan kambing bibit dan sampai sekarang masih ada. Dari bibit asli itulah kemudian diternakkan, termasuk disilang dengan kambing jawa biasa. Hasilnya memang luar biasa, karena kambing jenis ini bsa menghasilkan daging dua kali lipat dibandingkan kambing biasa.’’

Abdul Muid, pengurus Baznas Karanganyar lainnya mengatakan, dengan model peternakan biasa, sebagaimana dilakukan para peternak kambing selama ini, seekor kambing jawa paling bisa menghasilkan berat badan 20 kilogram saja.

‘’Namun kalau kambing peranakan boer, bisa sampai 40 kilogram. Tentu saja harganya bisa dua kali lipat. Apalagi kalau sampai mdel pembelian kambing bisa dibuat seperti pembelian sapi, yang membeli berat kotor,’’ kata dia.

Selama ini daging kambing belum bisa dijual dengan model harga kotor perkilogram berat kambing. Misalnya berat kambing hidup 40 kilogram, tinggal mengalikan saja berapa harga satuan perkilogram. Sama seperti yang sudah dilakukan pada sapi.

‘’Kalau kambing belum, biasanya pembeli hanya menghiutng saja berapa dagingnya, kemudian karkasnya, tulang-tulangnya yang biasa dibuat masakan tengkleng jika di wilayah Solo dan sekitarnya. Ini yang belum bisa diterima masyarakat,’’ kata dia.

Yang pasti, Baznas siap membeli kambing bibit dari Unibraw, yang akan diternakkan dengan model perkimpoian silang dengan kambing jawa biasa. Dari mdel ini diharapkan akan dihasilkan kambing yang selain bisa menjadi bibit, juga menjadi kambing pedaging yang diual ke masyarakat.

Melihat dari kondisi iklim dan cuacanya, Karanganyar mirip dengan Malang, karena situasinya lumayan lebih dingin dibandingkan lainnya. Karena itu diharapkan lebih cocok. Lokasi yang akan dipakai adalah di Mojogedang dan mungkin di Nargoyoso.

(Joko Dwi Hastanto/CN19/SMNetwork)
http://berita.suaramerdeka.com/baznas-siap-kembangkan-peternakan-kambing-boer/

apa gak rugi yah ngembangin boer? bobot boer galur murni terlalu gede untuk pasaran lokal dengan postur yang terlalu pendek kurang disukai konsumen lokal, kalo pun cuman ngejar bobot up 40 kg dan low fat ane rasa ras PE tetep bakal jadi pilihan konsumen. bagi penikmat daging kambing pun banyak yang gak suka dengan citarasa daging boer. apalagi segmen aqiqah, dengan berat 40 kg per ekor bisa jadi sate 800-900 tusuk,mau dihargai berapa per paket aqiqahnya? padahal konsumen terbesar kambing domba indo itu aqiqah dan qurban. sedang qurban sendiri konsumen lokal lebih demen kambing tinggi daripada kambing bulet emoticon-Big Grin
setau ane timbang idup, timbang karkas dan taksir jogrog berlaku untuk sapi kambing domba deh. sapi kalo dipasar hewan juga pake jogrokan, kambing kalo di rph besar juga pake sistem timbang karkas dan timbang idup emoticon-Big Grin
Diubah oleh njiiing 04-03-2017 16:37
0
3.8K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.