Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Ingin ke RS, Seorang Ibu Ditandu Hingga 9 Km Gara-gara Tak Ada Ambulans
Ingin ke RS, Seorang Ibu Ditandu Hingga 9 Km Gara-gara Tak Ada Ambulans


TRIBUNNEWS.COM, KAPUAS HULU - "Fenomena Sekitar", demikian judul unggahan foto yang diunggah Selvianus Saludan di akun media sosial Facebook miliknya menggugah hati. Postingan tersebut menjadi viral di ranah jagat maya media sosial.

Dalam foto-foto yang diunggah tersebut, tampak seorang perempuan digotong menggunakan tandu oleh sejumlah pria. Selvianus juga mengunggah sebuah video berdurasi singkat yang menggambarkan suasana saat itu.

"Ini Bukan Hoax apa lagi Sekedar pencitraan, ini terjadi disekitar kita. di jaman yang katanya pemerintah telah berbuat dengan adil khususnya dalam pembangun infrastruktur jalan. tetapi kita masih terjadi kesenjanganan dimana - mana," tulis Selvianus dalam postingan yang diunggah pada Sabtu (10/6/2017).

"dalam 2 minggu terakhir saya sudah menjumpai dua kasus dimana warga yang sakit harus harus dibawa dengan bersusah payah untuk sampai ke RS. kejadian ini dialami oleh masyarakat Desa bahenap, Kec. kalis Kabupaten Kapuas Hulu, ini bukan kali pertama masyarakat mengalami hal ini, setiap ada warga yang sakit dan ingin di rawat di RS harus melawati medan yang sama,"

"Selain itu, bukan hanya desa ini yang mengalami nasib seperti ini, masih banyak desa-desa lainnya, khususnya desa - desa yang berada di daerah perhuluan, yang secara akses hampir terisolasi, pemerintah pun hampir bisa dipastikan tidakakan mengunjunginya. Jadi wajar kalau masih banyak yang berpendapat bahwa pembangunan didaerah ini masih terfokus pada daerah - daerah tertentu, karena ada daerah yang selalu mendapat bangunan dan tidak sedikit yang belum pernah mendapatkan sama sekali. kalau pembangunan dari pemerintah itu ibaratkan kue, mungkin ada daerah/desa yang sampai muntah - muntah makannya namun masih tetap dikasi bagian/jatah, ini mungkin karna desa ini adalah basisnya (Mungkin), tetapi disisi lain ada daerah/desa yang tidak dapat sama sekali, sampai kelaparan, seolah seperti anak tiri. seolah kami yang tinggal di pedalaman dilarang untuk sakit, karna apabila sakit untuk berobat ke RS bukan pekara mudah, salah - salah penyakit bisa semakin parah" sambungnya kemudian.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Selvianus mengatakan, dua perempuan yang dilihatnya tersebut masing-masing mengalami keguguran karena hamil di luar kandungan dan yang satunya terkena tipes dan malaria.

Salah satu yang di ditandu itu bernama Nuryana, warga Desa Bahenap, Kecamatan Kalis, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

"Beliau mengalami sakit kurang lebih dua minggu yang lalu, namun karena bidan desa tidak dapat menanganinya dia dirujuk ke RS Putussibau," kata Selvianus.

Dia menambahkan, foto itu diambil pada tanggal 8 Juni 2017. Akses jalan yang begitu parah, sambung Selvianus, menjadi kendala untuk membawanya ke Putussibau.

"Jarak tempuh dari desa itu ke desa terdekat sebenarnya tidak begitu jauh, hanya kurang lebih 9 Kilometer, namun akses tidak bisa dilewati kendaraan roda empat," ungkapnya.

Sementara itu, jarak tempuh ke Puskesmas terdekat di Kecamatan Kalis sekitar 39 kilometer dari pusat desa.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Tak Ada Ambulans, Seorang Ibu Ditandu Sejauh 9 Km ke Rumah Sakit

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...k-ada-ambulans

---

Baca Juga :

- Dua Oknum PNS Kepergok dalam Kamar Hotel, Buru-buru Kenakan Pakaian Terbalik

- Anita menyesal, Tak Menyangka Pekerjaan yang Ia Geluti 4 Bulan Ini akan Berakhir Seperti Ini

- Lagi Asyik Goyang Bareng Biduan Sekaligus Nyawer, Mendadak Panggung Ambruk

0
464
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tribunnews.com
Tribunnews.comKASKUS Official
192.3KThread2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.