Alat propaganda Berunsur Hoax yang Sering Digunakan Saat Ini di Sosmed
TS
dodydrogba
Alat propaganda Berunsur Hoax yang Sering Digunakan Saat Ini di Sosmed
Teknologi mungkin sudah maju, namun sayang hal itu tidak diimbangi dengan kemajuan penggunanya dalam menggunakan teknologi. Salah satu masalah seperti ini yang kita temui di sosial media adalah penyebaran masif informasi hoax atau palsu atau bukan fakta. Hoax ini biasanya digunakan sebagai alat untuk propaganda dengan tujuan tertentu misal terkait politik bahkan ujaran kebencian terhadap suku, ras, etnis, agama hingga instansi pemerintahan. Untuk saat ini ada beberapa alat untuk mendukung hal tersebut beberapa diantaranya ialah melalui screenshot website berita, statement atau pernyataan lalu chat palsu. Berikut penjelasanyya.
Spoiler for 1. Gambar Screenshot website berita:
Seperti judulnya, alat propaganda yang digunakan ialah gambar screenshot dari sebuah website berita. Pada umumnya yang digunakan adalah website kredibel yang terdaftar dalam Dewan Pers yang jadi sasaran, namun tak jarang ada yang memakai website media abal - abal. Kenapa memakai website yang kredibel dan yang terdaftar dalam Dewan Pers, karena target dari pembuat hoax itu untuk ke semua audiens atau orang di sosial media, bukan cuma mereka yang demen baca dari media abal - abal namun juga media yang kredibel, selain itu media kredibel mempunyai tingkat kepercayaan tinggi terkait unsur berita seperti objektifitasnya, kevalidannya (kebenaran faktanya), netralitasnya lalu isi beritanya yang lengkap memenuhi 5 W (what,who,why,when,where) + 1 H (How).
Biasanya sang penyebar hoax tidak akan memberi link terkait gambar screenshot website tersebut karena sudah tentu gambar screenshot website berita yang tersedia penuh editan dan sudah tentu tipuan atau hoax. Gambar screenshot media berita ini melingkupi bagian atas dari isi website berita itu yang melingkupi nama media, tanggal rilis berita, judul berita, gambar berita, dan terkadang sedikit tulisan di bawah gambar. Selain itu sang penyebar hoax dan propagandis akan menambahkan kalimat provokatif agar yang membaca bisa terhasut.
Cara untuk mengantisipasi hal ini ada berbagai macam, berikut cara - caranya:
1.) Yang pertama dengan mengecek dengan sumber dari berita dan media aslinya, biasanya ketika di search dengan judul berita di gambar screenshot itu malah tidak ada, atau melalui search dari website berita yang dijadikan hoax itu sendiri. Pada dasarnya kita bisa mencari berita asli selama judulnya masih ada unsur yang belum dihilangkan, misal berita terkait polisi, gambar screenshot hoax akan membuat judul tendensius layaknya media abal - abal walau itu dari media kredibel namun akan terasa aneh jika kita mencari kata kunci dan unsur judul yang sama dengan media berita terkait di Google misal Detik.com polisi korupsi, maka akan keluar beritanya baik yang baru atau yang lama, kita sesuaikan dengan tanggal yang ada di gambar screenshot hoax. Nanti disitu kita menemukan berita asli terkait terutama yang punya gambar berita yang sama atau penggalan tulisan yang sama dibawahnya dengan gambar screenshot hoax itu tadi.
2.) Selain itu biasanya di postingan terkait ini, jarang dicantumkan link sumber resmi berita karena sang penybar hoax berasumsi kalau hanya dengan screenshot gambar dari berita media kredibel maka orang langsung percaya karena tentu media itu sudah dikenal baik dengan berita kredibel dan valid atau kebenaran faktanya.
Spoiler for 2. Statement atau pernyataan palsu atau hoax:
Alat propaganda statement atau pernyataan merupakan salah satu alar propaganda yang bagus untuk menjalankan misi sang propagandis yang ingin merubah atau mempertahankan sikap, perilaku dan wawasan orang pada umumnya sesuai yang dikehendaki oleh sang propagandis. Pernyataan palsu seperti ini akan semakin disukai dan menarik apabila yang memberi pernyataan palsu itu merupakan public figure ,tokoh adat ataupun tokoh masyarakat. Dalam teknik menggiring opini publik ada yang disebut two step flow yang maksudnya ialah menyampaikan pesan melalui tokoh terkenal atau tokoh masyarakar atau tokoh terkemuka seperti artis atau pemuka agama. Penggiringan opini akan semakin mudah karena sebagian orang tentu masih punya panutan atau tokoh idola bahkan terkadang mereka tak sungkan jika melakukan apa yang diucapkan oleh tokoh yang mereka idolakan dan dijadikan panutan. Hal ini terjadi karena adanya unsur citra baik, terpercaya, berkharisma, rupawan, keren atau suci sehingga mereka bisa dijadikan panutan atau idola karena tingkah lakunya yang baik ataupun mempunyai skill atau kemampuan yang luar biasa seperti berakting atau menyanyi. Alat propaganda macam ini biasanya hadir di sosial media baik dalam bentuk gambar, gambar screenshot dari berita atau dari berita itu sendiri yang tampil di beranda sosial media.
Cara mengantisipasi hoax macam ini adala sebagai berikut:
1.) Mencari berita terkait ucapannya di google atau dimanapun itu dan melihat sumber berita yang menayangkan berita itu apakah media kredibel atau abal - abal. Biasanya yang hoax itu banyak hadir di media abal - abal ketimbang media kredibel sehingga ketika kita cari tidak ada satupun yang memberitakannya.
2.) Menunggu, menanyakan atau mencari klarifikasi resmi dari tokoh bersangkutan yang diduga di catut namanya dalam postingan hoax. Biasanya tokoh yang tahu ada hoax yang mencatut namanya akan segera mengklarifikasi hal itu entah disampaikan melalui managernya, teman baiknya, tempat mereka bekerja, instansi terkait yang menangani hal ini seperti kepolisian dan sejenisnya yang jelas pihak - pihak terpercaya dan resmi yang menangani kasus ini atau terlibat di dalamnya.
Spoiler for 3. Chat palsu atau fake chat:
Alat propaganda yang ketiga adalah chat palsu yang lagi santer akhir - akhir ini bahkan sudah ada yang dikenai sangsi terkait terhadap pelanggaran ini. Sepintas bagi orang awam di sosial media tentu akan mudah terperdaya dimana ada dua orang berbincang dimana orang itu juga orang yang punya nama baik, terkenal atau berada di instansi terkemuka berbicara tentang hal yang buruk, absurd, sangat gak masuk akal, dan penuh konspirasi di sebuah media chat. Apalagi bisa sampai tersebar di dunia maya, mungkin saja yang seperti itu bisa terjadi dan bisa saja tidak selama ada bukti kuat terkait hal itu. Melalui alat propaganda ini tokoh - tokoh tertentu akan dibuat hilang kredibilitasnya karena membicarakan yang yang buruk dan penuh konspirasi jahat yang ingin merusak keharmonisan, memancing amarah atau memprovokasi pembacanya, menciptakan kekacauan dan tentunya ketidak percayaan terhadap tokoh, instansi, perusahaan, atau kelompok tertentu.
Fake chat pada umumnya dibuat melalui aplikasi khusus, dan nantinya sang penyebar hoax akan menggunakannya dimana komunikan (orang yang menerima pesan) dan komunikator (orang yang mengirim pesan) merupakan tokoh terkemuka dan terkenal entah terkait bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial, seni dan lain sebagainya, sesuai dengan tujuan sang penyebar hoax dan propagandis. Misalnya ketika kelompok yang dibelanya merasa dizalimi polisi maka ia akan menggunakan tokoh penting dibalik aksi menzalimi itu untuk dijadikan komunikan atau komunikator dari fake chat tersebut. Pesan yang disampaikan dalam fake chat biasanya tak jauh dari kelakuan buruk atau konspirasi buruk yang seolah berencana menindas atau menzalimi kelompoknya. Target dari propaganda ini biasanya yang sepemahaman dengan kelompok yang merasa dizalimi tadi atau orang biasa agar jengkel dan benci terhadap seseorang atau kelompok.
Bentuk dari fake chat ini ketika hadir di sebuah postingan di sosial media pada umumnya berbentuk gambar screenshot dari percakapan yang terjadi saat melakukan chat tersebut. Terdapat pesan dua arah atau komunikasi timbal balik dimana terjadi interaksi diantara komunikan dan komunikator itu. Selain itu sang penyebar hoax akan menambahi kalimat provokatif untuk menghasut target propagandanya.
Cara untuk mengantisipasi dari alat propaganda ini cuma satu yaitu melalui klarifikasi pihak terkait yang tentunya resmi. Terkadang kasus chat absurd ini gak semuanya kemungkinan fake seperti yang kita lihat pada kasus HRS, namun juga ada yang fake bahkan sang penyebar hoax sudah ditangkap seperti kasus chat palsu polisi yang dilakukan admin muslim cyber army yang saat ini merangsek di tahanan. Tentu sebagai pelajaran mudah - mudahan kasus ini tidak ada lagi. Jempol mu, harimau mu, jika tak berhati - hati maka akan merugikan diri mu.
Mungkin sekian yang bisa saya bahas, mohon maaf jika ada kekurangan. Salam damai selalu.