Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iambacknowAvatar border
TS
iambacknow
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Hanya 5,5 Persen
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Hanya 5,5 Persen



Gubernur BI Agus Martowardojo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 berada di kisaran 5,1-5,5 persen. Proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan target pemerintah yang mencapai 5,4-6,1 persen.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan otoritas moneter menilai proyeksi tersebut lebih moderat dan realistis untuk menggambarkan kondisi perekonomian domestik. Menurut Agus, bank sentral telah menghitung laju konsumsi, investasi, dan ekspor yang menjadi penopang perekonomian.

"Itu semua yang kami kaji adalah selaras dengan BI, namun dengan skala yang lebih tinggi. Artinya BI punya pandangan yang lebih moderat," kata Agus di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Selasa (6/6).

Agus mengatakan, BI memprediksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun depan sebesar Rp 13.300-13.700, lebih kuat dibandingkan prediksi pemerintah sebesar Rp 13.400-13.800. Menurut dia, hal itu seiring kinerja aliran dana masuk atau capital inflow yang lebih banyak di tahun depan.

"Hal ini dibantu kinerja dari capital inflow dan kinerja domestik," kata dia.

Agus menilai secara umum perekonomian Indonesia pada tahun depan dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan tahun ini. Sebab, ekspor Indonesia akan membaik sejalan dengan harga komoditas yang mengalami peningkatan pada tahun ini.

"Investasi bangunan dan non bangunan lebih baik di tahun depan. Kalau tahun ini masih ada konsolidasi di perbankan dan korporasi, akan bisa membuat kontribusi terhadap investasi pemerintah dan swasta. Konsumsi di tahun depan juga menguat," jelasnya.

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Hanya 5,5 Persen - kumparan
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/bi-prediksi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-tahun-depan-hanya-5-5-persen





Demi Kesejahteraan Rakyat, RI Butuh Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menyatakan Indonesia membutuhkan rata-rata pertumbuhan ekonomi lebih dari 7 persen guna menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat. Demi mencapainya, diperlukan stabilitas makro ekonomi maupun sistem keuangan nasional demi mencegah datangnya krisis.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 5,7 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2017 sebesar 5,01 persen. Sementara di 2016, ekonomi Indonesia bertumbuh 5,02 persen.

"Untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, pertumbuhan ekonomi 5 persen tidak cukup. Perlu tumbuh mungkin di atas 7 persen," kata Agus saat Peluncuran Buku Stabilitas Sistem Keuangan ke-28 di Gedung BI, Jakarta, Rabu (24/5/2017).

Pertumbuhan ekonomi 7 persen, dinilai Agus, dapat tercapai apabila pemerintah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta lembaga atau institusi jasa keuangan lain berkomitmen terus melakukan reformasi struktural di sektor fiskal, moneter, dan keuangan.

"Kita harus pastikan kalau ekonomi tumbuh harus kuat, sehat, dan sustainable. Tapi pertumbuhan ekonomi yang sehat tidak akan bisa dicapai tanpa stabilitas makro ekonomi dan stabilitas sistem keuangan," dia menjelaskan.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi XI DPR, Marwan Cik Asan, menilai Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi 10 persen untuk lepas dari jebakan berpendapatan menengah (middle income trap).

"Kalau pertumbuhan ekonomi kita begini-begini saja sampai 2030, Indonesia akan terjebak dalam middle income trap. Butuh 10 persen supaya kita bebas dari jebakan itu," ujarnya.

Marwan berharap pemerintah, BI, OJK, dan LPS terus berkoordinasi menjalankan tugas serta fungsinya masing-masing untuk mencegah krisis. "Empat institusi keuangan ini punya tugas masing-masing minimal menjaga tidak timbulnya gejolak sistem keuangan," ujarnya.

Tugas dan fungsi tersebut, kata Anggota Fraksi Partai Demokrat ini, tertulis jelas di Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK). "Di UU ini, disebutkan berulang kali bahwa ke-4 lembaga keuangan itu harus terus menerus berkoordinasi," tukas Marwan.

Demi Kesejahteraan Rakyat, RI Butuh Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen - Bisnis Liputan6.com
http://m.liputan6.com/bisnis/read/2963110/demi-kesejahteraan-rakyat-ri-butuh-pertumbuhan-ekonomi-7-persen



padahal udah ada gaji ke 13 14 fe en es yg ngabisin 1/4 apbn
subsidi dicabutin dr minyak sampe listrik
ada Infra obor dr mainland

tp nelayan masih 70rb an/hari dan petani masih 50rb an/hari pendapatannya padahal sektor terbesar tenaga kerja

distribusi penyumbang pdb ada di jawa
sektor telco msh terdepan penyumbang pertumbuhan tertinggi dr prosentase kumulatif

untungnya tertolong dr jebloknya oil crude diharga 40-50usd/bbl
coba klo harganya msh 80-100usd/bbl bisa muntah darah kita sebagai net importer


ironinya 5%apbn buat kesehatan tp 10% lebih dikit pemasukan dr industri rokok kompleks emoticon-Wkwkwk
0
700
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.