Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ekmallubisAvatar border
TS
ekmallubis
Obrog-obrog Kebiasaan Unik Ramadhan Yg Tidak Luntur Oleh Zaman





TIAP malam bulan Ramadhan sekumpulan orang berkeliling kampung. Peralatan sederhana ditenteng lalu ditabuh. Bunyi yang dihasilkan pun Cumiakkan telinga. Terlebih mereka pun berteriak, “Sahuuuuur …sahuuuuur… sahuuuur…”. Jam dinding baru menunjuk ke pukul 01.30 WIB namun di luar kamar terdengar begitu berisik.

Warga Cirebon menamakannya Obrog-obrog. Suatu kebiasaan yang entah sudah berapa puluh tahun berlangsung. Mungkin lantaran dianggap biasa maka keberadaan Obrog-obrog dibiarkan selalu berulang setiap malam bulan Ramadhan. Pelaku Obrog-obrog di kampung saya, anak-anak dan pemuda di bawah usia 25 tahun alat musik yang dibawa biasanya berupa genjring.kicrik.gong kecil. dan sebuah gendang .Tepat di depan rumah yang dikenal, mereka meneriakkan nama penghuni rumah. “Pak otong bangun… Sahuuuur”.
.Di tiap tikungan atau perempatan gang, parapengobrog berhenti. Mereka menyanyikan lagu dangdut dengan volume suara lebih tinggi. Falls terdengar. Namun mereka sepertinya pemilik malam yang tidak peduli pada kepekakkan suara di telinga pendengar. Sambil bersenda gurau mereka asik dengan lagunya. Sebagian di antaranya berjalan ke arah lain sembari meneriakkan, “Sahuuuuuuur…!”.Saya yakin di kampung Anda pasti ada Obrog-obrog. Mungkin istilahnya yang berbeda. Saya pun yakin Anda merasa terganggu oleh teriakan tidak bersahabat pada waktu yang tidak tepat. Ironinya pemilik pohon mangga sering kehilangan buahnya yang belum matang. Para pengobrog mengambil mangga tanpa permisi. Setelah itu terdengar suara kaki berlarian, takut ketahuan pemilik rumah.Menyikapi kebiasaan Obrog-obrog masyarakat Cirebon membiarkan saja. Bahkan mungkin ada yang merespons positif atas aktivitas malam bulan suci Ramadhan ini. Sederhana saja, umumnya ada rasa ewuh pakewuh seandainya melarang Obrog-obrog di kampung.

Bisakah Obrog-obrog dikelompokkan ke dalam budaya? Tentu saja tidak. Budaya berinteraksi langsung dengan nilai. Sementara Obrog-obrog tidak memiliki nilai apa pun kecuali menganggu kaum muslim yang tengah melaksanakan ibadah malam, atau yang asik tidur. Mereka yang tidur pun akan terbangun pada jam 03.00 dini hari oleh suara pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) melalui toa guna membangunkan makan sahur.

KH. Syarif Muhammad Yahya bin Syekh (yang akrab dipanggil dengan nama Kang Ayip Muh) pengasuh Pondok Pesantren Jagastaru Cirebon di tahun 1990-an pernah bercerita tentang Obrog-obrog saat beliau masih kecil. Katanya, dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa beberapa orang pengurus masjid berkeliling di kampung sekita pada jam 3 pagi. Membawa rebana yang ditabuh berirama sambil melantunkan Shalawat Nabi, dan puji-pujian kepada Allah swt. Tidakberteriak karena Tuhan tidak tuli.Usai berkeliling, pengurus masjid kembali masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan persiapan Shalat Shubuh berjama`ah. []

Hmm cukup menarik ya gan :/ pertanyaanya di daerah agan masih ada ngga?

Sumur : http://www.cirebontrust.com/obrog-obrog.html
semutjepang248
adiefdh
adiefdh dan semutjepang248 memberi reputasi
2
5.2K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.