annisaputrieAvatar border
TS
annisaputrie
Presiden Jokowi 10 Besar Pemimpin Dunia dengan Follower Twitter Terbanyak
Presiden Jokowi 10 Besar Pemimpin Dunia dengan Follower Twitter Terbanyak
Rabu, 07 Jun 2017 16:12 WIB



(Foto: Agung Pambudhy/Detikcom) (Foto: Agung Pambudhy/Detikcom)
Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dikenal aktif memanfaatkan media sosial (medsos) untuk menjangkau rakyat, terutama kalangan anak muda. Sosoknya masuk menjadi salah satu tokoh dunia berpengaruh di jejaring sosial, salah satunya Twitter.

Dengan 7,4 juta pengikut, Presiden Jokowi adalah pemimpin dunia dengan pengikut terbanyak ke-10 di Twitter. Informasi ini terungkap dari studi terbaru firma bidang kehumasan dan komunikasi strategis Burson-Marsteller.

Studi bertajuk Twiplomacy Study 2017 ini memang menyorot platform Twitter. Tak hanya Presiden Jokowi, studi ini juga mencatat akun Twitter resmi Kantor Staf Presiden Republik Indonesia sebagai salah satu yang aktif menciptakan 'Moments', fitur yang diperkenalkan pada 2016, yakni berbentuk kumpulan peristiwa terpopuler di Twitter.

Dalam daftar 10 besar tersebut, Paus Fransiskus melalui akun Twitter @pontifex, menjadi pemimpin dunia dengan pengikut terbanyak di Twitter (33,7 juta pengikut).

Isi tweet Sri Paus biasanya berisi ucapan bijak atau doa dalam berbagai bahasa seperti Arab, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Latin, Polandia, Portugis dan Spanyol.

Posisi kedua ditempati akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump @realDonaldTrump yang memiliki 30,1 juta pengikut. Jumlah followernya tumbuh tiga kali lipat sejak pemilihan presiden AS di 2016.

Berikut adalah urutan lengkap 10 pemimpin dunia dengan pengikut terbanyak di Twitter.

Presiden Jokowi 10 Besar Pemimpin Dunia dengan Follower Twitter Terbanyak Foto: Burson-Marsteller

Berdasarkan studi, Twitter masih menjadi jejaring sosial pilihan pemerintahan dan para Menteri dari berbagai negara, bila dilihat dari jumlah institusi pemerintahan yang ada di platform ini.

Tim riset Burson-Marsteller mengidentifikasi 856 akun Twitter yang dikelola oleh kepala negara dan pemerintahan, serta menteri luar negeri di 178 negara, yang semuanya mewakili 92% negara-negara anggota PBB dengan cakupan jangkuan mencapai 356 juta pengikut.

Hingga 22 Mei 2017, para pemimpin dunia telah mengirimkan total 5.204.579 tweet sejak akun mereka masing-masing dibuat. Lembaga-lembaga pemerintahan di Amerika Latin merupakan yang paling aktif di Twitter. Pemerintah Meksiko (@GobMx) merupakan yang terbanyak melakukan cuitan dengan rata-rata 123 twit per hari.

Komunikasi Visual

Analisis dari 946.000 twit yang dikirim oleh para pemimpin dunia sejak 1 Januari 2016 menunjukkan bahwa Twitter dianggap sebagai jejaring sosial berbasis teks.

Tiga perempat dari semua tweet tersebut hanya berisi teks termasuk tautan yang secara otomatis menampilkan sebagian gambar dari laman yang ditautkan.

Kurang dari seperempat tweet yang dikaji memuat gambar, yang secara umum meningkatkan kesempatan retweet sebesar 35%, menurut analisis Twitter. Hanya 1,3% dari tweet yang dikaji memuat video yang direkam dengan aplikasi Twitter.

Aplikasi Periscope dari Twitter yang digunakan untuk penayangan video langsung, mengalami peningkatan penggunaan cukup tinggi oleh para pemimpin dunia dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Sebanyak 207 pemimpin dunia telah memiliki kanal siaran langsung, namun hanya 118 yang telah menampilkan tayangan video langsung dengan siaran hanya dapat diakses hingga 24 jam.

Periscope dinilai sebagai metode yang ramah biaya untuk menayangkan konferensi pers, dan hal ini disadari oleh lembaga-lembaga pemerintahan. Namun demikian, walaupun banyak lembaga pemerintahan yang menayangkan konferensi pers mingguannya di platform ini, belum ada pemimpin dunia yang mengadakan sesi tanya-jawab langsung.

Tidak hanya gambar, video dan video langsung, para pemimpin dunia juga menggunakan gif animasi untuk membuat tweet mereka terkesan ringan dan menyenangkan. Contohnya Perdana Menteri India, Narendra Modi menciptakan gif untuk promosi aplikasi gadgetnya.

Studi ini mengumpulkan data pada 22 Mei 2017 menggunakan perangkat milik Burson-Marsteller untuk menganalisis 731.880 kemungkinan koneksi Twitter antar para pemimpin dunia.

Variabel lain yang diperhitungkan mencakup tweet, follower, siapa yang diikuti, tanggal bergabung di Twitter, twit per hari, twit ulang, persentasi tweet ulang, balasan dan persentase balasan.

Burson-Marsteller juga menggunakan Crowdtangle.com untuk menjaring data historis untuk semua akun, termasuk total interaksi (like dan twit ulang), tingkat interaksi, berapa kali video ditonton dan unggahan-unggahan selama 12 bulan. (rns/rou)
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3...074.1496677382


Menkominfo Ancam Tutup Media Sosial di Indonesia
Selasa, 06/06/2017 07:01 WIB



Jakarta – Fenomena penggunaan media sosial (medsos) untuk aksi bullying, ujaran kebencian dan menyebarkan informasi bohong (red, hoax) telah menyita perhatian khalayak. Kondisi itu, jika terus dibiarkan, dikhawatirkan dapat menciptakan permusuhan dan merusak tenun kebangsaan. Meskipun pemerintah sudah memberlakukan UU ITE sebagai regulasi yang khusus mengatur hal tersebut.

Karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut jika memang fenomena media sosial di Indonesia sudah sedemikian ‘rusak’, maka ada kemungkinan ia akan menutup seluruh akses penggunaan medsos, terutama Facebook.

“Kalau sebelumnya akunnya yang ditutup, tapi kalau nanti sudah keterlaluan Facebook-nya yang kita tutup,” tegas Menteri Rudiantara saat menerima Fatwa MUI, di kantor Kominfo, Jakarta, Senin (5/6).

Sampai saat ini, selain memberlakukan kebijakan tutup akun, pemerintah melalui UU ITE juga menjerat pengguna media sosial demi memberikan efek jera. Hukumannya bermacam-macam, mulai pidana kurungan dan denda ringan, hingga 12 tahun penjara dan denda Rp12 miliar.

Sementara Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin usai menyerahkan fatwa MUI tentang Muamalah di Media Sosial, meminta agar pemerintah menindaklanjuti fatwa tersebut. Yakni, dengan membuat aturan atau regulasi yang jelas untuk menjatuhkan sanksi di kemudian hari.

“Kami ingin negara membuat regulasi agar fatwa ini berlanjut. Supaya ada ketegasan. Melalui regulasi itu juga ada edukasi terhadap masyarakat. Selain juga adanya law enforcement atau sanksi yang berlaku,” ujar Ketua Umum MUI.
http://www.jurnas.com/artikel/17157/...-di-Indonesia/

-------------------------

Bagus, itu prestasi pak Jokowi yang 'multi-talenta'
Sekarang gua mau tanya ke Menkoinfo: "Masih berani mau nutup medsos seperti twitter itu?"


emoticon-Ngakak:



Diubah oleh annisaputrie 08-06-2017 00:51
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
27.4K
290
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.