7 Film Ini Memuat Kritikan Terhadap Era Globalisasi
TS
yukepodotcom
7 Film Ini Memuat Kritikan Terhadap Era Globalisasi
WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD
Film memang seringkali memuat berbagai kritikan terhadap situasi tertentu yang melingkupi kehidupan manusia. Berhubung pada umumnya film dibuat untuk dilempar kepada masyarakat sebagai konsumen, situasi sosial pun seringkali menjadi sasaran kritik dari para sineas yang mawas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.
Pesatnya perkembangan teknologi, berimbas juga kepada meluasnya jaringan komunikasi di berbagai belahan dunia. Perkembangan komunikasi ini lah yang pada akhirnya memungkinkan adanya persebaran nilai-nilai dalam ruang lingkup global. Bahkan, sebelum adanya perkembangan teknologi seperti misalnya telepon, adanya kolonialisasi pun memungkinkan persebaran ini untuk terjadi dan tidak dapat dipungkiri lagi, terutama bagi negara-negara berkembang yang sempat atau masih menjadi jajahan negara-negara kolonial.
Meskipun kemungkinannya yang akan menjadi pihak yang (katakanlah) “terseok-seok” oleh globalisasi adalah negara-negara dunia ketiga, pada kenyataannya negara dunia pertama pun masih merasakan dampak keterasingan dari globalisasi yang di satu sisi memiliki kemampuan untuk mencerabuti para masyarakatnya dari sejarah yang membentuk identitas mereka.
Film-film di bawah ini menjadi bukti bahwa ada usaha untuk mencermati globalisasi ini dari berbagai perspektif. Daripada nunggu lebih lama, langsung aja yuk, kita kepoin daftar judul film di bawah ini!
Spoiler for Cyberbully (2015):
Film ini mengekspos kehidupan dunia maya yang secara tidak sadar membuat para manusia yang terlibat di dalamnya memiliki ruang yang lebih sempit dalam dunia nyata. Film ini hanya berlatarkan tempat di kamar tidur tokoh utama saja, yakni Casey Jacobs (Maisie Williams). Di kamarnya, Casey kerap kali membagikan beragam informasi melalui media-media dunia maya, tanpa menyadari bahwa hal-hal yang dibagikan di dunia maya itu dapat mengakibatkan hal yang tidak diinginkan.
Spoiler for Paris, I Love You (2006):
Film antologi ini menyediakan 18 cerita yang berbeda-beda. Kisahnya berlatar di Paris, kota yang konon seringkali disebut-sebut sebagai kota cinta. Beberapa cerita di dalamnya memang mengekspos persoalan cinta, akan tetapi yang ditekankan oleh sutradara-sutradara yang terlibat dalam film ini adalah persoalan multicultural yang disebabkan oleh globalisasi. Dengan adanya globalisasi, berbagai keunikan yang dimiliki oleh setiap kultur pun menjadi hilang sehingga tidak ada lagi keberagaman.
Spoiler for The True Cost (2015):
Akibat globalisasi, pertumbuhan gaya busana pun semakin cepat. Percepatan ini pun menuntut beberapa lingkungan tertentu untuk sebisa mungkin menciptakan produk yang dapat diproduksi dengan waktu singkat, dan dengan harga yang murah. Tentu saja hal ini pun meniscayakan kebutuhan akan buruh yang siap dibayar dengan harga yang minim. Situasi ini lah yang dicermati oleh Andrew Morgan selaku sutradara dalam film dokumenter ini.
Spoiler for Cloud Atlas (2012):
Film sains fiksi ini dibintangi oleh aktor-aktor yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, yakni Tom Hanks, Halle Berry, Hugh Grant, Hugo Weaving, dll. Film ini memiliki beberapa plot yang berlatar enam area yang berbeda. Film ini menyajikan wacana-wacana yang terkait dengan konsekuensi atas globalisasi. Banyak kritikus yang menyandingkan film ini dengan kisah dalam novel 1984 karya George Orwell.
Spoiler for Fast Food Nation (2006):
Hidangan makanan cepat saji merupakan hal yang sudah sangat lumrah di berbagai belahan dunia. Richard Linklater, selaku sutradara film ini, menyoroti dampak-dampak yang disebabkan oleh perkembangan makanan cepat saji yang sudah mengglobal. Dampak-dampak itu terkait dengan masalah kesehatan yang memang seringkali menjadi bahan kritik atas makanan cepat saji yang seringkali dikenakan istilah junk food.
Spoiler for Trash (2014):
Film ini mengisahkan kehidupan tiga orang anak yang tinggal di area pembuangan sampah. Mereka memiliki harapan besar untuk mendapatkan kebahagiaan hidup dari sampah-sampah yang tersebar di lingkungan mereka. Suatu saat, mereka menemukan dompet yang di dalamnya terdapat kode rahasia. Lantas mereka memutuskan untuk tidak menyerahkannya kepada polisi. Film ini mengeksploitasi persoalan yang sangat erat kaitannya dengan globalisasi, yakni konsumerisme.
Spoiler for Toni Erdmann (2016):
Film yang masuk ke dalam nominasi film asing terbaik di Academy Awards 2017 ini, mengisahkan tentang hubungan ayah dan anak perempuannya tinggal berjauhan. Perbedaan ruang yang terlampau jauh ini menyebabkan keduanya memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Hal ini masih terkait dengan globalisasi, yang dalam konteks film ini menyebabkan si anak perempuan tidak lagi menghiraukan persoalan emosional yang berkaitan dengan hubungan keluarga akibat tuntutan kerja, ditambah lagi dengan ruang mereka yang sudah tidak lagi berkelindan.
Film memang merupakan salah satu produk yang sangat populer di kalangan masyarakat. Hal itu wajar saja jika kita mengingat bahwa peradaban saat ini adalah peradaban nirteks yang cenderung lebih mengapresiasi produk visual ketimbang tulisan. Dalam rangka globalisasi, film-film di atas merupakan film yang dengan sangat cermat dapat menyoroti bagaimana globalisasi itu mempengaruhi kehidupan masyarakat dan individu yang terlibat di dalamnya.