Tai.ayamspesialAvatar border
TS
Tai.ayamspesial
KARENA CINTA DITOLAK, COWOK INI RELA MEMBAKAR SEORANG GADIS
Winda Sari Tewas Dibakar Karena Cinta Ditolak
KISARAN – Kecurigaan keluarga Winda Sari br Manurung (18) terbukti. Ternyata, Winda dibunuh dan dibakar oleh orang yang terakhir bersamanya, Fernando Malau alias Nando (20). Nando nekat membunuh Winda karena cintanya pernah ditolak si kembang desa itu.
Kepada polisi dan wartawan yang mewawancarainya, Nando mengaku memang berniat menghabisi nyawa Winda, karena kecewa cintanya ditolak gadis ayu yang masih tercatat sebagai siswi SMK Negeri 1 Kisaran tersebut. “Memang niatnya mau membunuh, Pak,” katanya. Kepada wartawan, Nando mengaku, meski rumahnya hanya berjarak 100 meter dari kediaman Winda, mereka baru dekat sekitar delapan bulan silam secara tak sengaja.
Sejak itu, sebagai seorang pria, Nando mengaku jatuh cinta kepada Winda. Paras Winda memang ayu sehingga dia dikenal sebagai kembang desa. “Suka aku sama dia, Bang. Orangnya cantik, baik lagi,” tukas Nando. Seiring waktu, hubungan keduanya semakin akrab, meskipun di antara mereka tidak ada kesepakatan untuk pacaran.
Menurut Nando, sekitar tiga bulan lalu, dia sempat mengutarakan isi hatinya kepada Winda. Meskipun dia sadar saat itu dia masih menjalin hubungan dengan seorang wanita di Pekanbaru, tempat dia merantau sejak tamat sekolah dua tahun lalu. “Udah kubilang aku suka sama dia. Tapi ditolak, karena dia tau aku masih ada pacar waktu itu,” ujarnya tenang.(Metro)

Usai Disetubuhi si Gadis Dibakar
ASAHAN-Tertangkapnya Fernando alias Nando, pelaku pembunuhan Winda Sari Manurung, secara otomatis juga membuka motif dibalik perbuatan sadis pemuda berkulit gelap ini. Kepada polisi, dan wartawan yang mewawancarainya, Nando mengaku memang berniat menghabisi nyawa Winda, karena kecewa cintanya ditolak gadis berparas ayu itu.”Memang niatnya mau membunuh Pak,” katanya.
Kepada Metro Asahan (Grup Sumut Pos) Nando mengaku, meski rumahnya hanya berjarak selemparan batu dari kediaman Winda, keduanya baru saling mengenal sekitar 8 bulan silam. Sejak pertama saling mengenal, sebagai seorang pria, Nando terus terang menaruh rasa kepada Winda. “Suka aku sama dia bang. Orangnya cantik, baik lagi,” tukasnya.
Seiring waktu berjalan, hubungan keduanya pun semakin intim, meskipun belum berstatus pacaran. Nando mengaku, sekitar 3 bulan yang lalu, sempat mengutarakan isi hatinya kepada Winda, namun ditolak, karena Nando masih memiliki pacar di Pekanbaru Riau, bekas perantauannya dua tahun silam. “Udah sempat ku bilang aku suka sama dia. Tapi ditolak, karena aku masih ada pacar waktu itu,” ujarnya tenang.
Meski ditolak, Nando mengaku, hubungan nya dengan korban tetap tak berubah. Keduanya tetap kompak. Apalagi, Winda sempat meminta, untuk menganggapnya sebagai adiknya sendiri. Lambat laun, karena cintanya tak kunjung diterima Winda, Nando akhirnya merasa kesal. Hanya saja, bungsu dari 3 bersaudara, buah cinta pasangan Alm Sabam Malau, dan Bidan Darmi br Sitompul masih mampu mengendalikan sikapnya. Hingga akhirnya, hari nahas itu pun tiba.
Jumat (19/4) sekitar pukul 16.00 WIB, Nando menghubungi ponsel Winda, dan mengajak gadis tersebut bertemu. Winda yang saat itu tengah berada di Kisaran, setelah batal berangkat ke Tanjungbalai bersama teman-temannya, lantas meminta Nando menemuinya di kawasan Stadion Mutiara Kisaran, Kelurahan Mutiara, Kecamatan Kota Kisaran Timur. “Aku telpon, ngajak ketemu. Katanya dia di Kisaran, terus aku susul ke sana,” ujar Nando, yang mengaku menumpang becak bermotor untuk menemui korban di Kisaran.
Di Kisaran, sesuai pengakuan Nando, mereka bertemu di areal taman komplek Stadion Mutiara. Beberapa saat berselang, keduanya pun pergi, berboncengan mengendarai sepedamotor Supra X 125 BK 4902 XN milik korban. Sempat mengitari sejumlah ruas jalan di Kota Kisaran, keduanya pun lantas mengarah pulang ke kawasan Rawang, Desa mereka.
Dalam perjalanan pulang, kata Nando, rencana yang telah dipersiapkannya pun dilakukan. Setelah melintasi rel kereta api jurusan Kisaran–Tanjungbalai, sepedamotor lalu diarahkan ke tengah areal perkebunan karet milik PT BSP. Di areal perkebunan yang sepi, kata Nando, dia lantas mencoba menyetubuhi korban. Namun, karena korban melawan, pemuda yang mengaku pernah bekerja sebagai karyawan di HotelKota Pekanbaru ini lantas mencekik leher korban, sampai lemas. Selanjut, pakaian korban dilucuti, lalu dirudapaksa. “Sempat melawan, aku dicakarnya,” kata Nando.
Puas melakukan aksi bejatnya, Nando kemudian kembali memasangkan celana jeans korban, yang sempat dilucutinya. Namun, dia lupa memasangkan kembali celana dalam korban. “Pas udah selesai, ku lihat nggak bergerak lagi. Untuk menghilangkan jejak, aku beli bensin eceran di dekat SPMA Rawang, terus kembali ke lokasi. Badan dia kututupi pakai daun karet, siram bensin, baru ku bakar bang,” aku Nando. Winda, sebelumnya menghilang tiga hari, Minggu (21/4) kemarin dia ditemukan tewas dalam kondisi tubuh gosong.(sus/smg)


Polres Asahan Tangkap Pembunuh Siswi SMKN 1 Kisaran
Kisaran, (Analisa). Sat Reskrim Polres Asahan menangkap pelaku pembunuhan terhadap siswi SMK Negeri 1 Kisaran, Winda Sari br Manurung (17) Kelurahan Kampung Durian Medan, Minggu (21/4) pukul 21.00 WIB.
Korban ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di areal perkebunan karet milik PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP) Tbk Kisaran tepatnya di Mandoran 4 Ancak B Divisi II Serbangan, Minggu pagi.
“Tersangka Fer alias Nando (20) teman dekat korban. Dia kami tangkap dalam pelariannya di Kampung Durian Medan,” ungkap Kapolres Asahan AKBP Yustan Alpiani kepada sejumlah wartawan, Senin (22/4).
Kapolres didampingi Kasat Reskrim AKP Fahrijal, Kanit Resum Iptu Triyatno Pemungkas mengatakan, setelah mendapat laporan tentang temuan mayat wanita dengan luka bakar akibat dari tindak kejahatan di areal perkebunan karet, polisi turun ke lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Dari penyelidikan, ternyata korban diketahui Winda Sari br Manurung, siswi SMK Negeri 1 Kisaran dan tinggal di Dusun VIII, Desa Rawang Baru, Kecamatan Rawang Panca Arga. Berdasarkan beberapa bukti yang ditemukan seperti cincin dan sandal yang dikenakan sangat tidak asing bagi orangtua korban,” ungkap Kapolres.
Dengan petunjuk itu, pihak kepolisian menemui dua wanita, Devi Sihombing dan Sri Endang yakni teman dekat korban.
“Dari keterangan Devi Sihombing, dia pada Jumat (19/4) berpapasan dengan korban yang dibonceng seorang pria yang tidak asing bagi mereka dan akhirnya menjadi pelaku tunggal dalam kasus ini,” ungkap Kapolres.
Pada hari sama pukul 19.30 WIB, masuk SMS ke HP Sri Endang. Isinya meminta tolong agar memberitahukan kepada orangtua korban bahwa dirinya tak pulang malam itu. “Namun saksi menaruh curiga karena SMS yang masuk ke HP-nya itu menggunakan nama Endang, padahal korban tak pernah memanggil dirinya Endang melainkan Sri,” ungkap Kapolres.
Dari keterangan ini, pihak kepolisian mengarah kepada seorang pria. Namun ketika dilacak, tersangka sudah tak berada di rumahnya di Dusun V, Rawang Pasar VII, Desa Rawang Baru, Kecamatan Panca Arga.
“Untung kami cepat bergerak dan melakukan pengejaran sampai ke Kota Medan,” ungkap Kapolres sembari mengatakan ketika dibekuk bersama personil Poldasu di rumah seorang temannya, tersangka tak melakukan perlawanan dan mengakui perbuatannya.
Sepeda motor milik korban, Honda Supra X 125 warna hijau yang dibawa kabur tersangka, ternyata dijual kepada Dapot warga Kota Kisaran yang akhirnya diamankan berikut barang bukti.
“Sepeda motor dijual seharga Rp700 ribu,” ungkap Kapolres sembari mengatakan dengan modal itu tersangka melarikan diri ke Medan.
Hasil pemeriksaan sementara, aksi itu dilakukan tersangka setelah ungkapan cinta yang diutarakan tidak diterima korban dengan alasan korban telah memiliki pujaan hati. “Setelah ungkapan cintanya ditolak korban, kami duga muncul niat jahat pelaku,” ungkap Kapolres.
Sebelum sampai ke rumah, di tengah perkebunan karet, tersangka menghentikan sepeda motor. Pelaku mencekik dan memukul korban. “Ada dua TKP yaitu saat pencekikan dan pembakaran,” ungkapnya Yustan sembari mengatakan pada saat pencekikan itu korban sepertinya melawan terlihat dari luka gores di wajah tersangka. Bukan itu saja, setelah korban tak berdaya, tersangka memerkosa korban.
“Tersangka mencoba menghilangkan jejak dengan membeli satu liter bensin di sebuah warung tak jauh dari lokasi itu. Tersangka menyiramkan bensin dan menyulut api ke wajah serta badan korban,” ungkap Kapolres sembari mengatakan ketika api marak, tersangka melarikan diri.
Hukum Berat
Kedua orangtua korban Mangara Manurung dan Salimah Sitorus Pane ketika ditemui wartawan di sela-sela pemakaman putri mereka di pemakaman umum, Senin (22/4) terlihat menangis dan meratap bahkan tak mampu berkata-kata ketika diwawancarai wartawan.
Begitu juga kakak korban, Chronika Manurung yang mendengar pelakunya ditangkap, mengucapkan terima kasih kepada Polres Asahan yang mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan sadis terhadap adiknya.
Dia atas nama keluarga meminta kepada pihak penegak hukum untuk menghukum pelaku seberat-beratnya, kalau perlu dihukum mati. “Hukum seberat-beratnya. Bila perlu hukum mati!” tegasnya. (aln)


Diubah oleh Tai.ayamspesial 24-04-2013 18:20
0
11.1K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.