Jakarta, Mei 2017 – Pertama kali ESET merilis decryptor ransomware Crysis adalah pada November 2016 yang memulihkan semua file terenkripsi dengan ekstensi .xbtl, .crysis, .crypt. Namun, hal ini tidak cukup menghentikan Crysis, mereka kembali lagi dengan varian baru yang diberi nama ransowmare Dharma. Yang pada Maret 2017 ESET kembali membuat decryptor yang sekaligus mampu mendekripsi enam varian ransomware sekaligus, yaitu: .dharma, .xtbl, .crysis, .crypt, .lock, dan .crypted.

Tak jera, ransomware dharma kembali meluncurkan varian anyar dengan ekstensi .wallet dan .onion. Melihat ulah reinkarnasi Crysis beraksi kembali, peneliti ESET cepat bergegas membuat penangkal untuk menghentikan penularan infeksi dari ransomware ganas ini, dirilislah ESET Crysis Decryptor terbaru.

Terkait dengan rilis update decryptor Crysis terbaru, Marketing Director PT Prosperita – ESET Indonesia, Chrissie Maryanto mengatakan “ESET selalu responsif terhadap setiap peristiwa siber yang terjadi di dunia, seperti dalam kasus TeslaCrypt, WannaCry dan sekarang ransomware Crysis. Pengguna ESET di Indonesia juga selalu mendapatkan informasi dan teknologi terbaru dalam upaya pencegahan malware”. Selain itu, ditambahkan “Tujuan dari software ini tentu saja untuk membantu mereka yang tidak terproteksi dan terneka ransomware jenis ini . Semua orang dapat mengunduhnya dari laman web ESET.”

ESET Crysis Decryptor, berfungsi sebagai alat untuk membantu korban varian ransomware Crysis yang menggunakan varian baru yang menambahkan ekstensi .wallet dan .onion pada file terenkripsi. Kunci dekripsi ini dapat memulihkan file yang dienkripsi oleh varian baru Crysis. Jadi secara keseluruhan ada delapan ekstensi yang ditangkal oleh ESET decryptor, yaitu: .dharma, .xtbl, .crysis, .crypt, .lock, .crypted, .wallet dan .onion. Sementara untuk dapat memiliki decryptor Crysis update terbaru pengguna dapat mengunduhnya secara gratis, manual penggunaan dan lokasi download dapat dilihat pada link:

http://kb.eset.co.id/index.php?solut..._source=kaskus