dewaagniAvatar border
TS
dewaagni
5.000 Warga Temanggung Penganut Aliran Kepercayaan
5.000 Warga Temanggung Penganut Aliran Kepercayaan

ShareTweet+ 1Mail





Ilustrasi: Istimewa

TEMANGGUNG, suaramerdeka.com - Di Kabupaten Temanggung aliran kepercayaan tumbuh berkembang sejak zaman nenek moyang dan terus berkembang hingga saat ini. Namun, demikian di Kota Tembakau ini penganut aliran kepercayaan bisa hidup berdampingan dengan warga pada umumnya. Hal itu, lantaran ada bimbingan secara intensif dan pengawasan melekat yang dilakukan oleh pemerintah.

Kepala Kesbangpol Kabupaten Temanggung SFK Kuntjoro melalui Kasi Ketahanan Seni Budaya, Agama, Kemasyarakatan dan Ekonomi, Sumalhadi mengatakan, saat ini setidaknya ada delapan aliran kepercayaan terverifikasi di Kantor Kesbangpol. Delapan aliran tersebut tersebar di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung.

“Delapan aliran kepercayaan itu antara lain Subud, Sapto Darmo, Mardikaning Santosa Budi, Sumarah, Hidup Betul, Palang Putih Nusantara, Cahaya Buana dan Paguyuban Dewi Sri Sindoro Sumbing. Semua terdaftar dan dalam pembinaan kami. Dari data, kurang lebih ada 5.000 warga Temanggung yang ikut dalam aliran kepercayaan,” ujarnya, Senin (15/5).

Pembinaan yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan cara komunikasi aktif dengan para penganut atau penghayat aliran kepercayaan. Setiap satu tahun sekali semua aliran kepercayaan dikumpulkan untuk mendapatkan pembinaan, setiap tiga tahun sekali pengurus harus memperbaharui izin. Kemudian jika suatu aliran kepercayaan ada acara internal pihak Kesbangpol pun ikut menghadiri acara sehingga tidak ada sumbatan komunikasi ataupun salah persepsi.

Sumalhadi mengatakan, kepada penganut aliran kepercayaan memang ada pengawasan melekat dan selain Kesbang ada pembinaan dari Kejaksaan. Jadi di Temanggung tidak ada masalah terkait KTP, administrasi di Disdukcapil, ataupun dengan lingkungan aman-aman saja. Sebab penganut aliran kepercayaan di Temanggung itu tetap memiliki agama.

“Soal agama strip (-) dalam KTP sebenarnya sudah diatur sama pemerintah, dan rata-rata di Temanggung penganut aliran kepercayaan itu beragama. Contohnya, dalam Sapto Darmo misalnya, para penganutnya ada yang beragama Buddha, Islam, Kristen, Katholik. Bahkan setiap agama sudah diberikan jadwal kegiatan masing-masing. Lalu di Subud tidak menolak agama apapun, malah melatih orang yang sudah beragama agar menjalankan agama itu dengan sebenar-benarnya,” katanya.

Ketua Subud Temanggung Purwanto membenarkan hal tersebut, dan menjelaskan bahwa Subud bukanlah agama, melainkan perkumpulan kejiwaan dengan cakupan keanggotan internasional ada di 88 negara di dunia. Subud mula-mula didirikan di Yogyakarta tahun 1947 dan kini telah merambah berbagai negara baik di Asia, maupun Eropa. Subud juga tidak boleh dipropagandakan.

“Di Temanggung ada 104 anggota tersebar di Kecamatan Temanggung, Kedu, Parakan, Selopampang. Kita tetap berasaskan Pancasila dan subud bukanlah agama dan sampai kapanpun tidak akan menjadi agama. Semua anggota diberi kebebasan menjalankan agama masing-masing, soal kependudukan dan di lingkungan kami tidak ada masalah, termasuk dengan penganut aliran kepercayaan lain kita juga rukun,” terangnya.
(Raditia Yoni Ariya/CN38/SM Network)

http://berita.suaramerdeka.com/5-000...n-kepercayaan/
0
79K
378
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.