Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bangsakita45Avatar border
TS
bangsakita45
Seberapa Penting Kereta Cepat Hingga Buat Jokowi Kesal?
Seberapa Penting Kereta Cepat Hingga Buat Jokowi Kesal?

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekesalannya terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Meski sudah diputuskan pembangunannya tahun lalu, belum ada perkembangan berarti dari proyek yang memiliki panjang lintasan 148 km tersebut.

Menurut Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menjelaskan perjalanan dari Jakarta ke Bandung sebenarnya sudah cukup baik. Selain kereta, sudah ada jalan tol Cipularang.

"Kalau melihat demand dari penumpang kereta yang ada saat ini bisa ditingkatkan lagi. Dulu memang padat (kereta), karena belum ada jalan tol, dengan adanya jalan tol sekarang ada keseimbangan baru dengan yang baik mobil dan kereta," jelas Joko kepada detikFinance, Rabu (24/5/2017).

Sementara dari sisi jalur sendiri, Jakarta ke Kota Kembang lintasannya yang berupa pegunungan. Dari sisi kebutuhan penumpang pun, kereta cepat dibangun untuk melayani kota-kota dengan aktivitas bisnis yang tinggi, sehingga memerlukan mobilisasi orang dengan waktu yang cepat.

"Untuk Bandung belum termasuk kota bisnis yang sangat sibuk. Kemudian sepanjang lintasan itu banyak zona merah, itu kenapa Belanda bangun relnya itu berkelok-kelok, pasti ada alasannya, dan sampai sekarang di jalur yang dibangun Belanda tidak ada longsor, kalau pun ada itu disebabkan karena alih fungsi lahan," terang Djoko.

Selain itu, konsep membangun kota baru di jalur kereta cepat atau Transit Oriented Development juga kurang tepat. Pasalnya, kawasan tersebut sangat vital bagi daerah hijau untuk tangkapan air.

"Kalau dari trase kan Walini jadi kota yang akan dikembangkan. Sementara saat ini itu merupakan kebun teh untuk resapan air. Airnya mengalir sampai Waduk Jatiluhur yang memasok air ke Jakarta. Kalau dikembangkan jadi kota, air baku untuk Jakarta dan persawahan bisa terganggu," kata Djoko.

Seperti diketahui, groundbreaking kereta cepat Jakarta-Bandung ini sebenarnya sudah dilakukan langsung oleh Jokowi pada 21 Juni 2016 lalu. Namun kemudian belum juga terbangun, masalah lahan dan pencairan dana jadi penyebab molornya pembangunan.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai badan usaha perkeretaapian yang 60% sahamnya dimiliki oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% sisanya dikuasai China Railway International (CRI).

PSBI sendiri merupakan perusahaan gabungan dari konsorsium 4 BUMN yakni PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. (idr/mkj)

Sumber: https://finance.detik.com/berita-eko...ntent=detikcom

Kesalnya Jokowi: Sudah 2 Tahun, Proyek Kereta Cepat Belum Juga Mulai

Bogor - Pada saat menerima Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2016 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan kepada seluruh pemerintah kabinet kerja untuk tetap fokus pada agenda kerja yang telah ditetapkan.

Jokowi mengatakan, pemerintah jangan terlalu membuang energi untuk hal-hal yang ujungnya belum jelas. Seperti debat, demo bahkan saling hujat dan menyalahkan satu sama lain.

Pemerintah, kata Jokowi, seharusnya bisa tetap fokus dalam merealisasikan target-target yang telah ditetapkan, salah satunya mengenai percepatan pembangunan infrastruktur.

Mantan Wali Kota Solo ini pun tampak kesal, banyak persoalan yang menghalangi proses percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dia mencontohkan, seperti proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, yang sampai saat ini pembangunannya belum juga terlihat.

"Kita mau membangun kereta api cepat jarak hanya 148 km saja sampai sekarang belum mulai, ributnya sudah 2 tahun. Debat, ramai, baik atau enggak baik. Sama seperti waktu kita bangun MRT ramainya itu 26 tahun. Sudah direncanakan 26 tahun, ramainya," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (23/5/2017).

Menurut Jokowi, tujuan pemerintah membangun banyak infrastruktur dikarenakan untuk mengintegrasikan daerah satu dengan yang lainnya. Apalagi, negara-negara tetangga telah banyak yang menyalip Indonesia dalam hal pembangunan infrastruktur.

"Ya kalau berhitung bisnis pasti rugi ya namanya transportasi masal seperti itu. Kalau hitungannya bisnis. Kalau kalau hitungannya ekonomis atau tidaknya, benefitnya bagi negara apa. Ya pasti untung. Setiap tahun kita rugi hilang yang kita Rp 27 triliun di Jakarta karena macet," jelasnya.

Jokowi menegaskan, disiplin dalam bekerja perlu ditingkatkan lagi, bahkan menjadikan ketertinggalan pembangunan di Indonesia oleh negara-negara tetangga sebagai modal mengejar ketertinggalan tersebut.

"Mereka sudah berbicara masa depan dan jangkauan visi sangat panjang, sudah berbicara mengenai mobil tesla, mobil fantasi masa depan. Kita masih terjebak pada urusan debat. Saling menyalahkan saling menjelekkan, saling menghujat," ungkapnya.

Oleh karena itu, Jokowi mengajak seluruh pejabat pemerintahan dan juga masyarakat Indonesia untuk meninggalkan pemikiran negatif mengenai percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Apalagi, lanjutnya, pemerintah membangun negeri ini menggunakan uang rakyat yang terdapat pada APBN. Sehingga, pemerintah harus menjamin bahwa rakyatnya benar-benar mendapatkan manfaat dari apa yang sudah dikerjakan pemerintah.

"Jangan sampai tabungan energi kita habis untuk hal yang tadi saya sampaikan," tutupnya. (mkj/mkj)

Sumber: https://finance.detik.com/berita-eko...lum-juga-mulai
0
3.3K
27
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.