BANDUNG, suaramerdeka.com - Mendekati Pilgub Jawa Barat 2018, sejumlah nama calon kepala daerah mulai bermunculan. Tak terkecuali istri Gubernur Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan, yang diusulkan DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Barat sebagai salah satu calon.

Kabar tersebut mencuatkan tudingan dinasti politik mengingat Aher masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.

Ditemui di Gedung Merdeka, Netty menanggapi munculnya isu tersebut. Menurutnya politik dinasti memang kerap menjadi citra kala kerabat melanjutkan kepemimpinan seorang kepala daerah.

Menurut Netty, politik dinasti terjadi jika meneruskan tongkat kepemimpinan yang dipaksakan. Artinya ia tidak memiliki kapasitas dan kemampuan sebagai pemimpin.

“Politik dinasti itu dikatakan kalau seseorang tidak punya pengalaman, kemampuan kemudian dipaksakan,” kata Netty seperti dikutip Republika, Rabu (17/5).

Menurutnya selama calon yang ditampilkan memiliki kemampuan, keilmuan, dan pengalaman maka berhak berkompetisi sebagai kepala daerah. Terlepas sosok politisi yang dekat dengan calon tersebut.

Ia pun mengaku tidak mempermasalahkan isu politik dinasti yang diarahkan pada dirinya. Selama mendapat dukungan dan kepercayaan dari partai politik serta masyarakat, ia siap untuk maju.

“Kalau kita di PKS memang punya prinsip kami bukan kader terbaik tapi kami kader terlatih jadi memang kita dibiasakan melatih diri membangun kepantasan untuk ditugaskan di manapun kita berada dalam berbagai peran,” ujarnya.