Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Berakhirnya Era "No Totti No Party"
No Totti, No Party. Bagi anda yang kerap menyaksikan tayangan Serie A mungkin akan sangat familiar dengan kata-kata itu. Banner tersebut kerap dipajang dengan gagah di Curva Sud Olimpico. Hampir tiga dekade banner raksasa tersebut kerap menghiasi Olimpico. Di satu sisi, itu membuktikan bahwa AS Roma sebagai sebuah klub--termasuk fans sebagai salah satu elemennya--memang memiliki tempat khusus bagi legenda mereka, Francesco Totti. Namun, dari perspektif progres Roma sebagai sebuah tim, kehadiran Totti justru membuat prestasi Roma sedikit terhambat.



Ketika masih muda dahulu, Totti memang dikenal sebagai penyerang yang memiliki determinasi tinggi. Wajar, menembus tim utama Roma dan terus berada disana selama bertahun-tahun adalah sesuatu yang sulit dilakukan oleh siapapun. Terlebih, ia juga mengukirkan raihan gol yang cukup konsisten tiap musimnya. Meskipun perannya dalam beberapa musim terakhir terbatas menjadi supersub, Totti tetap mampu menghadirkan kebahagiaan untuk fans. Namun, nampaknya kini sudah saatnya pesta it berakhir.

Tidak ada yang salah dengan segala apresiasi maupun tribut yang diterima Totti dari beberapa pihak. Statusnya sebagai legenda sepakbola Italia pun tidak diragukan. Tidak ada yang lebih pantas menerima banyak tribut selain dirinya. Namun, dari perspektif trofi, selama ia berseragam Giallorossi, hanya ada satu Scudetto dan dua Coppa Italia yang berhasil ia persembahkan untuk Roma. 11 gol yang ia cetak sepanjang karirnya ke gawang Lazio mungkin menjadi salah satu catatan historis yang akan terus dikenang--bahkan lebih dari trofi yang ia menangkan, namun ada hal implisit yang juga harus diperhatikan oleh Roma.

Pekan ini, pelatih Luciano Spalletti--untuk kesekian kalinya--kembali mengakui bahwa pengaruh Totti di Roma memang sulit ditandingi. Tentu ia tidak akan kembali melatih Roma bila tidak menemukan solusi yang tepat, sesuatu yang sempat membuat ia dihujani kritik di awal termin keduanya bersama Roma. Apa yang dilakukan oleh Spalletti inipun turut diamini oleh Maria Sensi, janda dari mantan presiden klub Franco Sensi, yang menyayangkan kurangnya upaya dari klub untuk meminimalisir dampak dari hal ini.

Ketika Totti akan meninggalkan klub pada akhir musim ini, Roma akan mendapat kesempatan mereka untuk berkembang. Juventus sudah bekerja keras untuk bisa membuat mereka menjadi yang terbaik. Duo Milan pun perlahan mulai membangun kekuatan mereka--meskipun masih banyak kekurangan yang mereka tunjukkan. Dengan stadion baru yang sudah mendapat restu, pemilik yang ambisius, serta rekrutan untuk jajaran direksi yang cukup potensial, Roma bisa dibilang siap untuk melangkah sebagai salah satu calon juara Serie A musim depan.

Totti mungkin harus belajar dari salah satu koleganya, Javier Zanetti. Pengaruh yang dimiliki Zanetti di Internazionale ia salurkan dalam jabatan barunya di jajaran direksi. Totti kelak masih bisa menyuarakan pendapatnya dan dikagumi oleh banyak pihak, namun lapangan hijau bukan lagi tempat untuknya. Roma memiliki segala potensi untuk berkembang, baik sebagai sebua tim maupun klub. Tidak ada yang bisa menggantikan keindahan selama keberadaan Totti, namun kini sudah saatnya pesta itu berakhir.

MAU NONTON GRATIS SERIE A DI ITALIA?
IKUTAN KUIS TEBAK SKOR DI SINI!

Supported by:




www.kaskus.id
0
5.4K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Liga Italia
Liga ItaliaKASKUS Official
1.5KThread7.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.