KASKUS.HQAvatar border
TS
KASKUS.HQ
5 Tokoh Indonesia Pecinta Buku
Sejarah mencatat para tokoh berjasa di Indonesia adalah kaum muda terpelajar. Inspirasi dan ide yang muncul di kepala datangnya antara lain berasal dari pemikiran dalam buku-buku yang mereka baca. Para tokoh dan pendiri Republik Indonesia seperti Ki Hadjar Dewantara, Soekarno, Bung Hatta, maupun pemimpin negara setelah kemerdekaan seperti Gus Dur dan B.J. Habibie yang kejeniusannya terkenal di seluruh dunia, adalah tokoh-tokoh yang dikenal gemar membaca buku.

1. Ir. Soekarno



Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang sekaligus merupakan Presiden Pertama RI ini gemar membaca buku sejak muda. Ketika anak-anak yang lain bermain, Bung Karno justru mengejar ilmu pengetahuan disamping pelajaran sekolah.

Bagi Bung Karno, membaca bisa membuatnya seperti bertemu dengan orang-orang besar dan mendengarkan pemikiran-pemikiran mereka. Melalui membaca, beliau bisa berbicara secara mental dengan Thomas Jefferson (penulis Declaration of Independence), George Washington (Presiden AS pertama), Paul Reverve, Gladstone, Mazzini Cavour, Garibaldi, Frederich Engels, Jean Jacques Rousseau, Aristide Briand dan Jean Jaures ahli pidato terbesar dalam sejarah Perancis.

Kesukaannya membaca itulah yang mengantarkannya menjadi pejuang nasional. Titik di mana Bung Karno sadar untuk mengamalkan pengetahuan yang beliau baca adalah saat beliau membaca tulisan pemikir India, Swami Vivakananda yang berbunyi “Jangan bikin kepalamu menjadi perpustakaan. Pakailah pengetahuanmu untuk diamalkan.” Ketika kesadaran itu mulai muncul, Soekarno mulai menerapkan apa-apa yang telah dibaca. Pemikirannya akhirnya menyadarkan Soekarno menjadi seorang nasionalis yang menyala-nyala dan mendirikan Tri Koro Dharmo.

2. Bung Hatta



Sosok proklamator yang satu ini tidak bisa dilepaskan dari buku. Bahkan mas kimpoinya untuk istrinya Dia dikenal akan hobinya membaca dan mengoleksi buku sejak umur 17 tahun. Koleksi buku Bung Hatta banyak berbahasa asing seperti Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Itulah sebabnya, Bung Hatta menguasai empat bahasa tersebut. Hal ini diungkapkan oleh anak tertuanya, Meutia Hatta.

Buku-buku koleksi Bung Hatta sejak saat itu, disimpan dengan rapi dalam bentuk perpustakaan yang kini masih dirawat baik di rumah keluarga Hatta, Jalan Diponegoro 57 Jakarta Pusat.



Tema-tema yang Bung Hatta sukai adalah kajian Islam, hukum, hubungan internasional, sejarah, biografi, dan sosial. Jumlah bukunya berkisar 10.000 judul dengan buku tertua yaitu tahun 1800.

Selain membaca, Bung Hatta mengamalkan pengetahuan dan pemikirannya melalui menulis. Sehari-hari beliau membaca dan menulis selama enam hingga delapan jam per hari. Tercatat sudah 42 yang diterbitkan beliau. Diantara hasil tulisannya, sebuah buku tentang filsafat berjudul Alam Pikiran Yunani kemudian menjadi mas kimpoi pernikahannya dengan Rahmi Rachim.


3. Abdurrahman Wahid



Cendekiawan Islam yang memiliki pengetahuan luas. Sejak kecil beliau gemar membaca buku dari berbagai aliran.

Rumahnya penuh dengan buku. Ditambah lagi Gus Dur berasal dari keluarga pecinta ilmu dan ahli ilmu. Sebagai cucu dari KH Hasyim Asyari dan anak dari Kiai Wahid Hasyim, tidak mengejutkan bila Gus Dur sudah sangat senang membaca sejak usia belia.

Saat beliau kuliah di Universitas Al Azhar, perpustakaan menjadi tempat kegemarannya. Ia terbiasa membaca di perpustakaan Universitas Amerika, Universitas Kairo, atau di perpustakaan Prancis.

Gus Dur terbiasa membaca di mana saja, apa saja, dan di mana saja, tanpa memilih tempat. Di rumah maupun di tempat menunggu bus ia membaca. Tak ada buku, potongan koran pun ia baca.

Bacaannya luas, tak sekedar kajian keagamaan. Ia membaca semua karya William Faulkner, novel-novel Ernest Hemingway, puisi Edgar Allan Poe dan John Done, Andre Gide, Kafka, Tolstoy, dan Pushkin.Ia senang berdiskusi dengan mahasiswa dan kaum cendikiawan di kedai-kedai kopi Kota Kairo. Kedai-kedai kopi baginya merupakan sekolah untuk menyempurnakan pengetahuan Bahasa Arab juga debat-debat intelektualnya.

Selain pembaca yang tangguh, Gus Dur juga merupakan penulis yang sangat produktif. Sejak mahasiswa ia menulis esai untuk beragam majalah maupun surat kabar. Karya-karya tersebar luas dan dapat kita nikmati hingga saat ini.

4. Ki Hajar Dewantara



Ki Hajar Dewantara adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia yang juga merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa. Kecintaannya terhadap pendidikan menjadikannya sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Pahlawan Nasional yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini adalah keturunan ningrat yang mendapat pendidikan sedari kecil. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS, kemudian sempat belajar kedokteran di STOVIA namun tidak dilanjutkan karena sakit. Kemudian Ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar. Pada masanya, Ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

Bahkan beliau pernah berkata “Contohlah teladan dari kehidupan dan perjuangan orang-orang besar di dunia, tetapi jangan sekali-kali kamu mendewakan seseorang”, ujar Ki Hadjar Dewantara.

5. B. J Habibie



Tokoh yang terkenal jenius dan sukses dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerbangan ini mengaku sejak kecil sudah menjadi orang yang kutu buku. Berbagai buku Ia baca khususnya yang menyangkut bidang ilmu teknik maupun ilmu alam.

Ia terbiasa menghabiskan waktu di kamarnya sambil membaca buku. Lewat buku pulalah, Habibie menemukan banyak hal dan terbuka wawasannya, hingga akhirnya beliau menjadi sosok manusia yang cerdas. Tidak hanya cerdas, Ia juga mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Habibie menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Thermodinamika, Konstruksi, dan Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti “Habibie Factor”, “Habibie Theorom” dan Habibie Method”.

Itulah tokoh-tokoh Indonesia yang berjasa bagi kemajuan bangsa. Sudah terbukti bahwa melalui membaca buku seseorang bisa berimajinasi seluas-luasnya, berpikir kritis, sehingga mengantarkannya jadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.

Nah, ngomong-ngomong soal buku nih Gan, Bank Central Asia lagi bikin Gerakan #BukuUntukIndonesia dalam rangka ulang tahun BCA yang ke-60. BCA ingin mengajak seluruh masyarakat untuk ikut andil dalam gerakan mendonasikan buku – buku berkualitas agar anak Indonesia memiliki akses lebih baik terhadap buku untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Melalui gerakan ini juga, kita bisa berkontribusi untuk meningkatkan minat baca Indonesia yang saat ini masih sangat rendah. Berdasarkan rangking negara-negara dengan kebiasaan membaca oleh Central Connecticut State University (2016), Indonesia menempati peringkat ke 60 dari 61 negara setelah Botswana. Ironisnya, minat baca Indonesia bahkan masih lebih rendah ketimbang negara-negara tetangga kita yaitu Thailand (peringkat 59), Malaysia (peringkat 53) dan Singapura (peringkat 36).

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk memecahkan masalah ini? Nah salah satunya adalah dengan ikut berdonasi di Gerakan #BukuUntukIndonesia. Uang yang Agan donasikan, akan dikonversikan menjadi buku-buku yang akan BCA bagikan ke sejumlah perpustakaan sekolah di Indonesia yang masih sulit akses nya terhadap buku.

Yuk segera berdonasi di Gerakan #BukuUntukIndonesia ini. Caranya gampang!

Klik dan Mulai Donasi Di Sini

Spoiler for Sumur-sumur:

0
54.7K
327
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.