atma.mandalaAvatar border
TS
atma.mandala
NASIB ARWAH BUNUH DIRI
NASIB ARWAH BUNUH DIRI

Berikut ini adalah copas dari tulisan dari seorang Guru Spiritual tentang pengalamannya bertemu dengan arwah bunuh diri. Semoga bermanfaat......

Jalannya sangat panjang dan sepi. Panjangnya tak terbatas seperti jalan super tol. Angin bertiup kencang. Inilah wajah dari dunia roh, tidak terang, malah berkabut. Aku melihat seorang wanita dari kejauhan semakin mendekat kearahku. Aku bertanya
tanya didalam hati dengan heran, "Mengapa ada seorang wanita muda berjalan seorang diri di jalan ini?" Karena ingin tahu, aku mendekatinya.

"Pak! Dapatkah anda memberitahuku dimana aku berada?" ia bertanya kepadaku dengan nada seakan akan menemukan seorang juruselamat.
"Anda sudah meninggal dunia dan anda sedang berada di jalan kematian," jawabku.
"Tidak! Saya belum mati! Saya masih hidup! Lihatlah, bukankah saya sedang berbicara dengan anda?"
"Masukkanlah tanganmu ke kantong bajumu dan lihatlah sendiri," kataku memberi saran. Ia menuruti saranku dan segera menjadi ketakutan. Karena bajunya dan tubuhnya tembus pandang, tangannya itu juga tembus pandang ketika masuk kekantong bajunya. Ia tidak lagi mempunyai badan kasar; ia telah menjadi arwah/roh.
"Dimanakah tubuhku?" tanyanya dengan panik.
"Lihatlah." Aku menunjuk ke sebuah arah. Dengan segera sebuah kota muncul dipandangan kami dan kami melihat sebuah rumah duka dimana terdapat sebuah peti mati yang dikelilingi oleh orang banyak yang menangis. Mayat dipeti mati itu adalah diri
wanita ini.

"Astaga! Itu saya?" ia mengamati orang orang yang berdiri disekeliling peti mati itu -- ayahnya, sepupu sepupunya, rekan rekan sekolahnya, tetangganya -- semuanya sedang menangis dan berbicara dengan nada sedih. Gambar itu kemudian lenyap.
"Saya tidak percaya saya mati! Bila saya mati, mengapa saya sedang berdiri disini?
Saya tidak mengerti. Kemana saya akan pergi?" ia memandangku dengan mata kosong. "Apakah anda juga sudah mati?"
"Aku sering mengunjungi alam antara hidup dan mati," jawabku.
"Siapakah anda?"
"Aku bernama XX. Kalau anda?"
"Saya adalah YY."
"Kalau aku tidak salah, anda membunuh diri. Apakah anda meminum racun?"
Aku melihat aura (kabut) berwarna hitam diatas kepalanya. Mereka yang membunuh diri, rohnya sendirian saja, tidak mempunyai orang yang datang menjemput dan membimbing mereka ke dunia roh.
"Ya, betul, saya meminum racun," katanya sambil mulai menangis dan bercerita.

Kisahnya adalah sebagai berikut:
Ibu YY wafat ketika ia masih di tahun pertama kuliah di akademi. Ia jatuh cinta pada saat itu. Sayang sekali, ayahnya yang seorang pengusaha kaya raya menginginkan ia untuk menikah dengan anak dari seorang teman dagangnya yang juga kaya raya. Ia menolak. Karena ayahnya melarangnya untuk menikah dengan pemuda yang
dicintainya, ia meminum racun membunuh diri.
"Anda sebetulnya tidak perlu sampai membunuh diri," kataku kepadanya.
"Saya tidak mempunyai pilihan lain."
"Anda meninggal begitu muda usia. Betapa sayangnya dan sia sianya. Anda telah kehilangan arti kehidupan ini."
"Sudah terlambat," katanya.
"Kemana anda ingin pergi sekarang?"
"Saya ingin menemui ibuku."
"Hmm, itu aku dapat bantu. Pejamkanlah matamu. Bayangkan wajah ibumu. Panggil nama ibumu. Roh mu dan roh ibumu akan terhubungkan meskipun ibumu berada ditempat yang sangat jauh sekalipun. Ibumu akan muncul dan membimbingmu ke tempatnya."

Tidak lama kemudian, dari kejauhan, sebuah wajah muncul. Ia adalah ibu dari YY, memancarkan sinar. Sebagai seorang roh yang telah berpengalaman, ia menuntun putrinya itu. Tubuh dari roh YY semakin jauh dari pandangan dan akhirnya menghilang, terbang seperti seekor kupu kupu, menyatu dengan dunia roh.
Jalan itu terlihat sangat panjang dan sangat sepi. Aku menyimpan photo dari YY yang diberikannya kepadaku. Aku berpikir, "Jalan ini akan dilalui oleh banyak sekali orang."
Yang membuatku tak mengerti adalah, ketika aku terbangun dari meditasiku, photo dari Wen itu masih berada di genggaman tanganku.

Di lain waktu juga terjadi perbincangan dengan arwah bunuh diri seperti berikut ini :
"Nona ZZ, apa yang menyebabkan kematian anda?" saya bertanya.
"Saya membunuh diri dengan meminum racun."
"Mengapa anda membunuh diri?"
"Saya patah hati."

"Setelah anda membunuh diri, apakah roh anda lebih menderita dibandingkan sewaktu anda masih hidup?"
"Ratusan kali, ribuan kali, bahkan puluhan ribu kali lebih menderita! Orang orang yang membunuh diri seperti saya selalu diremehkan di dunia roh. Pak Lu, tolonglah saya dan bebaskanlah saya." Ia hampir menangis.

Kadang kadang karena soal kecil, orang membunuh diri menggunakan berbagai cara seperti memotong, menggantung diri, minum racun, menenggelamkan diri, dan sebagainya. Ini salah. Pengecualiannya adalah mereka yang mengorbankan nyawa mereka demi kesetiaan, kebajikan, keadilan, dan kesucian. Orang orang yang membunuh diri karena emosi, menghindarkan diri dari kejahatan, hukuman, kemiskinan, putus asa, atau iseng -- orang orang ini akan masuk ke neraka. Setiap 12 hari, mereka akan mengulangi penderitaan sewaktu mereka membunuh diri itu. Roh mereka tidak dapat menemukan tempat yang tenang, dan sangat susah bagi mereka untuk dibebaskan.

Membunuh diri tidak memberikan kebebasan. Ini merupakan judul dari bab pertama buku ini. Saya bisa mengerti tentang penderitaan hidup, tetapi juga mengerti bahwa jalan keluarnya bukanlah dengan membunuh diri. Orang orang awam mengira bahwa segala sesuatu berakhir ketika ia mati. Ini adalah pengertian yang salah. Ada tuntutan tuntutan yang berkaitan dengan kehidupan, dan ini tidak dapat dihindarkan. Untuk hidup di dunia, kita harus menghadapi realitas dengan gagah dan menjadi orang baik yang dapat menghadapi berbagai ujian.

(Atma Mandala Shakti – seorang pemerhati masalah spiritual dan metafisika )
delts135
delts135 memberi reputasi
3
77.8K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
SupranaturalKASKUS Official
15.6KThread10.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.