- Beranda
- Berita dan Politik
Fadli Zon Terima Audiensi HTI, Anggota Komisi III: Itu Kekanakan
...
TS
mufidfathul
Fadli Zon Terima Audiensi HTI, Anggota Komisi III: Itu Kekanakan
Quote:
Jakarta - Anggota Komisi III DPR, Teuku Taufiqul Hadi mengkritik sikap Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menerima audiensi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) siang tadi. Menurut anggota Fraksi NasDem itu, sikap Fadli seperti anak kecil.
"Kami sangat sesalkan tindakan yang kekanak-kanakan ini. Pak Fadli ingin menunjukkan sikap asal berbeda. Sikap asal berbeda ini tidak terlalu tepat ketika pemerintah sedang berusaha menyingkirkan segala elemen yang menjadi duri dalam daging bagi keutuhan bangsa," ujar Taufiqulhadi dalam keterangannya, Rabu (10/5/2017).
Sebagai anggota Komisi III, Taufiqulhadi menyesalkan tindakan Fadli. Menurutnya, tindakan Fadli dapat mengganggu upaya pemerintah dalam membubarkan HTI.
"Sikap Wakil Ketua DPR Bapak Fadli Zon, yang menerima delegasi HTI secara resmi di DPR, merupakan suatu tindakan yang tidak tepat. Hal tersebut dapat membuat, mengganggu keputusan pemerintah untuk menindak tegas HTI dan dapat mengirimkan pesan yang salah langkah kepada publik,"jelas dia.
Dia pun berpandangan HTI memang seharusnya dibubarkan. Anggota DPR kelahiran Nangroe Aceh Darussalam itu berkara HTI bukan ormas tapi sebuah partai politik transnasional.
Dengan statusnya tersebut, HTI menjadi bahaya tersendiri bagi Indonesia. HTI punya tujuan membentuk sistem khilafah di Indonesia dan itu bertentangan dengan Pancasila.
"Karena itu, di sejumlah besar negara yang mayoritas penduduknya Islam, HTI telah dilarang. Di Indonesia, HTI harus dilarang juga," cetus dia.
Seperti diketahui, Fadli siang tadi menerima audiensi HTI yang diwakilkan jubir mereka, yaitu Ismail Yusanto. Mereka meminta perlindungan kepada Fadli terkait rencana pemerintah membubarkan HTI. Fadli pun berkata akan meneruskan aspirasi mereka.
Spoiler for sumber:
Quote:
GERAK IKHWANUL MUSLIMIN DI INDONESIA
Bagaimana pemerintahan kita nanti jika Jokowi kalah pilpres 2019?
Untuk melihat itu kita harus melihat dulu krisis di Mesir sesudah Ikhwanul Muslimin disana diberantas habis oleh Jenderal Al Sissy.
Mesir yang merupakan induk dari keberadaan IM sekarang menjadi neraka buat mereka. Pimpinan mereka dihukum mati dan organisasinya diberi label terlarang. Al Sissy tahu betul betapa bahayanya IM yang gerakan mereka halus sekali dengan militansi dan penguasaan masjid, majelis taklim, pengajian dan lain-lain.
Hebatnya IM ini, mereka tidak bergerak sendiri. Mereka menggunakan "tangan orang lain" untuk mewujudkan hasrat mereka, menguasai kepemimpinan di suatu negara.
Mereka memainkan "bisikan halus" kepada para politikus yang haus kekuasaan dan harta, kepada para gerakan radikal yang mudah diperdaya dan kepada mafia ekonomi yang nantinya bersedia dijadikan sapi perah mereka.
Karena sudah mengakarnya IM di Mesir dan penguasaan tempat ibadah disana yang juga menjadi basis kekuatan mereka, maka Al Sissy tidak mempunyai cara lain selain "membunuh" mereka dengan segala resiko yang ada.
Dan kita lihat, membunuh IM di Mesir tidak mudah. Mesir chaos berbulan-bulan sebelum akhirnya kembali tenang.
Ketika Ikhwanul Muslimin diperangi habis di Mesir, saya pada waktu itu memperkirakan, IM akan memindahkan basisnya di kedua negara dengan penduduk muslim terbesar, yaitu Turki dan Indonesia.
Coba perhatikan situasi waktu "kudeta" di Turki.
Tiba-tiba saja Erdogan mengumumkan bahwa terjadi kudeta di negerinya. Dan dengan alasan itu, Erdogan membersihkan jajarannya dari jaringan "Fethullah Gulen" seorang ulama besar di Turki.
Jaringan Gullen termasuk jaringan terkuat di Turki. Mereka menguasai perpustakaan, acara televisi, pendanaan yang kuat. Bahkan gerakan Gullen yang mengenalkan Islam yang damai, agamis, berwawasan menjadi gerakan baru di sana yang sudah muak dengan konsep sekuler.
Pemikiran Gullen yang demokratis ini juga banyak di adopsi oleh para hakim, tentara dan aparat sipil negara. Gerakan Gullen inilah yang mencemaskan Erdogan yang "ingin berkuasa selamanya"
Maka masuklah Ikhwanul Muslimin dan membisikkan bagaimana cara Erdogan mewujudkan mimpinya. Keinginan Erdogan dan IM bertemu dan dibuatlah cara yang halus dengan main kudeta2an. Ribuan orang yang dituding pengikut Gullen ditangkap dan dipenjarakan.
Ikhwanul Muslimin yang kemudian menguasai pemerintahan dengan Erdogan sebagai boneka hidupnya.
Dengan model referendum yang dimenangkan oleh Erdogan, IM memantapkan kekuasaannya dengan memberikan pengaruh yg lebih kuat di Turki.
Erdogan itu hanya boneka sementara dengan janji manis terhadap kekuasaan. IM menunggu sampai Erdogan wafat untuk kemudian menggantinya nanti dengan orang mereka sendiri dan penguasaan Turki akan menjadi sempurna.
Coba perhatikan...
Mesir mengusir IM tahun 2013 dan IM menguasai Turki dengan kudeta halus tahun 2016. IM hanya butuh 3 tahun saja untuk bisa berpindah dari satu inang ke inang lainnya. Cepat sekali. Dan sesuai prediksi, sasaran berikutnya adalah Indonesia.
IM -dengan nama lain PKS- sudah menancapkan pengaruhnya di Indonesia melalui pemerintahan SBY. Dan bertahun-tahun di pemerintahan, mereka sudah ada dimana-mana di lembaga pemerintahan, menyebarkan benih mereka.
Ketika Pemilu 2014, PKS tersingkir. Jokowi yang memerintah. Maka kita lihat bahwa PKS selalu ada di tempat yang berseberangan dengan koalisi Jokowi. Mereka harus merebut kembali kekuasaan atas wilayah.
Ciri IM dalam memilih pemimpin sementara punya pola yang sama. Orangnya suka retorika, haus kekuasaan dan tidak sungkan menghalalkan segala cara. IM memainkan politikus, pengusaha dan kelompok radikal dalam satu gerakan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah.
Dan jangan salah, selama 10 tahun berada di lembaga pemerintahan pada waktu SBY berkuasa, IM sudah menguasai posisi-posisi penting disana.
Menteri boleh ganti, tapi jajaran bawah yang menguasai teknis tetap orang mereka. Itulah kenapa saya tidak berharap banyak ketika Menkominfo mengatakan akan memblokir situs radikal. Tidak akan ampuh, karena sebelum diblokir sudah ada peringatakan duluan supaya situs radikal itu membuat alamat2, baru.
Lah, mereka sudah menguasai Kominfo sejak lama. Orang2nya sudah pada mapan disana. Itulah kenapa situasi Jokowi sangat lemah. Banyak perintahnya yang tidak berjalan dan efektif. Departemen agama, pendidikan sampai kominfo sudah dikuasai. Dan sangat mungkin aparat militer juga ada yang di pihak mereka.
Gerak mereka sekarang melemahkan kredibilitas Jokowi supaya tidak terpilih lagi di 2019 dan akan memilih lawannya yang sudah disiapkan. Anda pasti tahu siapa..
Jika lawannya berkuasa, maka akan ada satu waktu dimana sinetron kudeta Turki dimainkan untuk memperkuat posisi mereka disana.
Akan ada Gullen baru yang mereka singkirkan nantinya. Kira-kira siapa model Gullen yang ada di Indonesia yang tidak akan sepemikiran dengan mereka?(Denny s.)
Diubah oleh mufidfathul 10-05-2017 14:52
0
4.1K
Kutip
38
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.5KThread•41.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru