Dahulu kala, Singa, Rubah, Jackal dan Srigala setuju untuk berburu bersama dan berbagi hasil buruannya, apapun yang mereka peroleh. Suatu hari, Srigala mengejar dan mendapatkan seekor rusa dan segera memanggil teman-temannya untuk berbagi hasil buruan. Tanpa diminta, Singa menempatkan dirinya pada bagian kepala dan mencabik-cabiknya. Dengan menunjukkan rasa keadilan yang tinggi, dia mulai menghitung.


“Yang pertama adalah diriku, Singa,” katanya.


“Yang kedua adalah adalah Srigala. Yang ketiga Jackal, dan keempat adalah Rubah.”


Dia kemudian dengan hati-hati membagi rusa menjadi empat bagian yang sama besarnya.


“Aku adalah Singa sang Raja. Jadi tentu saja mendapatkan bagian yang pertama. Bagian kedua menjadi milikku karena aku adalah yang paling kuat; dan yang ini bagianku karena aku adalah yang paling berani.” katanya setelah selesai membagi buruan menjadi empat bagian.


Dia kemudian memandang yang lainnya dengan tatapan mata tajam.


“Jika ada diantara kalian yang ingin mengklaim bagian yang tersisa. Sekarang adalah waktunya bagi kalian untuk bicara.” katanya sambil mengaum dan mengeluarkan kukunya dengan penuh arti.


Binatang yang lain lantas memendam kekesalan dan kemarahan di dalam hati. Mereka enggan mendebat keputusan Singa karena petaka dan bahaya pasti akan mengintai setelahnya. Karena tidak ada satu hewan pun yang menginterupsi pendapatnya, Singa langsung menyantap daging rusa dihadapannya. Semua langsung tandas seketika! Hewan yang lain langsung meninggalkan tempat sambil menahan rasa amarah di dalam diri. Keesokan harinya, burung beo ribut tak karuan. Ya, penghuni hutan yang biasanya menyampaikan berita itu berteriak tak karuan. Ia bilang bahwa Sang Singa ditemukan lemas karena terlalu banyak mengonsumsi daging rusa!


Sobat Souja,


Cerita di atas mengajarkan kita bahwa kekuatan bukan berarti membuat sesuatu menjadi benar.

Sumber : https://soulofjakarta.com/index.php?...21&id=MTMxMTY= (soulofjakarta.com)