Vihara Dhamma Sesanti yang telah direnovasi akibat tertimpa pohon beringin berukuran besar di desa Getas, aloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ini kembali diresmikan sekaligus memperingati Magha Puja.

Ketua panitia penyelenggara, Parno (51), di Temanggung, Rabu, mengatakan bahwa Magha Puja bertujuan untuk memperingati ajaran inti Buddha Gautama kepada 250 biksu pada 2560 tahun lalu.

Seperti yang dilansir Antara, ia menyebutkan terdapat tiga ajaran inti dari Buddha Gautama, yakni jangan berbuat jahat, menambah kebajikan, serta menyucikan hati dan pikiran.

Dalam peresmian yang dihadiri oleh 15 perwakilan bikhu dari beberapa provinsi di Indonesia itu digelar beberapa kesenian tradisional, seperti jatilan dan digelar wayang kulit.

Ia mengatakan,ritual itu melibatkan unsur pelaku kebudayaan lokal sebagai bentuk eksistensi tingginya rasa toleransi antarumat beragama yang terjalin dalam
masyarakat di desa itu.

"Kebudayaan dan toleransi antarumat beragama di desa ini sudah melekat kuat. Saat umat Buddha punya hajatan, kaum muslim tidak pernah luput memberikan bantuan.

Begitu pula sebaliknya jika warga muslim membutuhkan bantuan umat Buddha juga siap membantu," katanya.

Sedangkan Bikhu Subhapanno dari Sangha Nayaka Teravada Indonesia berpesan agar umat selalu menjadikan ajaran dan teladan Buddha Gautama sebagai pegangan hidup.

"Terutama dalam menjaga sikap toleransi serta kerukunan, karena dunia ini harus diisi oleh kasih sayang antarsesama manusia apabila tidak ingin terjadi permasalahan maupun gesekan dalam bentuk apa pun," katanya.