The Journey of a coward

Beranda

...

Stories from the Heart
The Journey of a coward

riiand22

05-05-2017 13:16

The Journey of a coward

The Journey of a coward

~Kadang kenangan itu menyakitkan

~Kadang juga kenangan membuat kita tertawa

~Tergantung dari diri kita sendiri

~Apakah kita mau mengingatnya atau malah membuang nya

Sejenak aku terbangun dari tidur, ku lihat di sekeliling kamarku, tetap sama seperti biasa.

Aku menghela nafas panjang....
"huff... untung saja semalam hanya mimpi"

Segera ku berdiri meskipun terasa malas nya. Terkadang waktu teramat pendek untuk tidurku. Hahaha... memang belakangan ini aku terbiasa untuk terbangun lebih siang seperti biasa di karenakan insomnia yang menyerangku dari Sekolah Dasar.

Ku lihat di ruang tamu, ibuku sedang merapikan vas bunga yang sudah mulai berdebu

Mama : "Telat lagi yan bangun nya?"
Aku : "Iya mah"

Kutinggalkan ibuku di ruang tamu dan bergegas mandi.

Sungguh telat pagi ini "Gumamku"
Kuraih sepotong roti di meja makan dan bergegas untuk pergi Sekolah.

Di jalan kulihat orang-orang yang sedang lalu lalang. Tampak tak asing ku lihat seseorang gadis yang sedang menunggu angkot. Dia tersenyum kepadaku...

"Siapa sih dia？gumamku"

Sudah beberapa hari ini dia selalu berada tepat di sana sambil menunggu angkot dan tidak lupa tersenyum kepadaku. Ingin sekali aku mencari tau gadis itu tapi ku lupakan sejanak kemauanku itu.

Nama ku Riyan Sapta, aku berasal dari kota samar-samar tapi indah bisa di bilang Samarinda Kalimantan Timur. Bukan dekat Kali nya Mantan yah haha... Cerita ini bisa di bilang Real Story ku saat SMK. Kira-kira tahun 2007. Kisah ini mungkin banyak soal kisah percintaan nya. Dan juga ada yang aku samarin nama nya biar orang nya ga marah. Tapi kebanyakan ku tulis nama asli nya. Cerita ini real 80% sisa nya ya pemanis aja biar ga bosan.

*Siapain Teh atau kopi nya ya biar lebih enak bacanya atau setel lagu Indie_lokal macem Payungteduh atau FourTwnty di jamin lebih asik.....

Teng..teng..teng..
Bel sekolah telah berbunyi. Tapi aku dengan tergesa-gesa memakirkan motorku di pojok sekolah.

Aku : "Pak buka dong pak pintu nya?"
Penjaga sekolah : "Ini jam berapa? Kamu terlambat terus setiap hari!!! *Nada kesal"

Dengan perawakan besar penjaga sekolah ini sungguh menakutkan, seperti gorila yang sedang kelaparan kalau sedang marah. Di tambah kumis yang tebal di atas bibir nya membentuk persegi panjang haha...

Setelah menerima hukuman push up 20x akhirnya aku pun di perbolehkan masuk kelas. Aku bergegas berlari menuju ruang kelas ku di lantai 3. Ruang kelas 1 atau sekarang bisa di bilang kelas 10 penjualan 1.

Ohh iya perkenalkan sekolah ku SMKN4. Di sekolah ini terkenal dengan cewek-cewek cantik nya lhoo.. siapin tissue ya guys haha. Di sekolah ini terdapat beberapa jurusan diantaranya Penjualan(PJ), Akuntansi(AK), Sekretaris(SK) dan Perhotelan(PH). Di setiap jurusan terdapat 1-3 kelas, Misalnya PJ terdapat PJ1 dan PJ2 dan seterusnya. FYI kelas Penjualan berada di lantai 3, satu deretan dengan kelas Akuntansi. Kelas Sekretaris ada di lantai 2 dan Perhotelan ada di paling bawah.

Dikelas Penjualan 1 atau (PJ1) aku bertemu banyak teman baru misal nya saja Mardan. Mardan ini orang nya kocak bisa membuat seisi kelas tertawa dengan tingkah laku nya. Ada juga Arif, dia duduk disebelahku. Dia orang nya baik kadang-kadang jahil pokok nya rame deh. Ada juga Dimas, Dimas ini teman SMP ku dulu. Dimas orang nya baik dan juga teman rebutan cewek haha. Aku tau dia bisa di bilang hits di kalangan cewek-cewek. Yah sambil menyelam minum air sih supaya aku bisa di lirik cewek juga kalau jalan bareng sohib ku dimas haha.

Di kelas ini aku juga kenal dengan Ayu lestari. Ayu ini orang nya manis, cantik tapi agak kurus sih tapi ya tetep manis. Dan juga Trisna, Ayu Wandhira, Ira, Siska. Mereka ini bisa di bilang 1 geng. Ke kantin bareng, ke mana-mana bareng, ke WC pun bareng haha.

Di awal Senior High School ceileeh pake inggris haha. Di awal SMK ini tak banyak hal yang penting untuk diceritakan. Mungkin seperti biasa, Pergi sekolah belajar pulang dan gitu aja terus sampai suatu ketika. . .