Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ryfachAvatar border
TS
ryfach
[Butuh Saran] Dilema menikah dan situasi orang tua
Hai Kaskusers..saya butuh saran nih

=========================================================

saya awali dulu dengan background saya dan keluarga ya.

Saya adalah anak pertama. Adik saya ada 1 yg kandung dan 3 yg tiri alias tidak seibu.
Kedua ortu kandung saya bercerai ketika saya berusia 3 tahun..dan itu sudah sekitar 26 tahun lamanya (jadi bisa nebak kan usia saya berapa xixixixi). Ibu kandung saya menikah lagi ketika usia saya 8 tahun,dan bercerai lagi ketika usia saya 23 tahun,hingga kini ibu saya belum menikah lagi namun sudah ada yg keliatannya udah mau meminang,seorang duda beranak dua yang telah bercerai sekitar 5 tahun.

Medio 2011 saya bertemu seorang perempuan yg hingga kini adalah pacar saya. Saya sudah mengajaknya menikah sekitar 3x,yaitu pada tahun 2012,2013 dan 2015. Sekilas begini cerita mengenai ajakan menikah tsb,yg kesatu dan kedua saya ditolak dengan alasan kami belum mandiri (padahal saat itu saya sudah produktif meskipun memang belum memiliki rumah). Yg ketiga yg di tahun 2015 dengan situasi yang lebih 'keren' dari sebelumnya,yaitu ayah kandung saya membangun rumah,toko dan minimarket waralaba untuk saya dengan syarat semua itu jadi milik saya kalau saya menikah. Si calon kembali menolak,kali ini dengan alasan ingin bekerja dulu dan sialnya doi dapet kerja yg salah satu syaratnya adalah tidak boleh menikah selama masa kontrak. Mungkin gansis disini bisa menerka,pekerjaan kontrak yg durasinya 3 tahun tidak diperbolehkan menikah saya yakin gansis ada yg tau ini pekerjaan apa.

Setelah penolakan ketiga tersebut terjadi kerumitan di keluarga saya,tahun 2016 ayah kandung saya berangkat ibadah ke tanah suci beserta ibu tiri saya. Sepulang dari sana tepatnya 2 hari setelah ayah saya sampai di tanah air,beliau mengeluarkan statement yg kurang lebih seperti ini : "Papa tidak akan memihaki kamu selama ibumu belum menikah lagi,Papa difitnah karena dianggap memihaki kamu adalah memihaki ibumu juga yang notabene adalah mantan istri papa." Disitu saya sempat termenung,dalam hati saya berkata 'bodo amat' karena saya bisa cari nafkah sendiri meskipun pada kelanjutannya terkadang ayah kandung saya pun 'membantu'.

Sekarang situasi saya dan ibu kandung. Jujur,awal saya sempat senang ketika ada yg hendak meminang ibu saya. Karena saya sempat berpikir alangkah baiknya saya menikah ketika ibu saya sudah menikah (lagi) juga. Namun harapan tidak sesuai kenyataan,dimulai dari perekonomian kami yang tiba2 memburuk dikarenakan 'operasional' rumah tangga yg selama ini 'dibantu' oleh eks ayah tiri saya tiba2 hilang. Eks ayah tiri saya drop fisik,hingga puncaknya beberapa hari yg lalu masuk ICU. Jadi katakanlah saya dan ibu berdua bahu membahu menjaga asap dapur tetap ngebul. Namun...ada fakta yang memberatkan hati saya. Calon suami baru ibu saya,ya dia tiba2 menjadi 'duri' yang terasanya di kemudian hari dari semenjak kedatangannya. Dia tidak memiliki pekerjaan,menopang hidup dari bantuan ortu dan saudara (info ini saya dapat dari dirinya sendiri). Bukan saya mau itungan atau pelit,amit2 saya bukan orang seperti itu Insya Allah. Tapi kebutuhan kami yang kadang ngepas dengan saldo kami membuat hal tsb kadang menjadi runyam. Salah satu contoh seperti begini,Ibu saya tiba2 hobby tidak masak,tiba2 di rumah terbudayakan goreng nugget,goreng sosis atau goreng telor. Kalau malem ada tukang nasgor lewat ya beli. Tapi kalo ada pacar ibu saya,ibu saya dari pagi sibuk masak ini itu. Awal saya sabar,hingga kesini2 saya atasi dengan rayuan seperti "Mah,aku kangen gurame goreng buatan Mama" ya hal2 seperti itu lah kira2.

Semua situasi ini semakin meruncing. Saya merasa saya berhak bertanya kepada calon suami baru ibu saya,saya tanya kira2 kapan berhalal ria dengan ibu saya,dia 3x menjawab dan ketiga2nya melenceng. Saya mulai eneg,dalam hati saya "ini orang niat ga sih?".
Dan sialnya kadang ibu saya tiba2 menekan saya ketika saya 'menuntut'. Bukan apa2 jujur saja,saya kurang suka melihat ibu saya berpacaran lama,ditambah motivasi pribadi saya yang akan termaksimalkannya kontribusi ayah saya dengan catatan ibu saya telah menikah lagi.

=============================================================================

Sekarang saya cerita mengenai pasangan saya. Dia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Ada situasi yg ganjil dari pertama saya berhubungan dengannya hingga saat ini. Anggaplah hubungan kami berjalan 6 tahun,dan jika ditotal kurang dari 1 tahun saya melihat ayahnya menafkahi keluarganya, Ini situasi yang saya amat sangat benci karena saya tahu alasan si ayahnya tidak bekerja sangat lucu : "saya inginnya kerja di luar negeri,di indo ga ada yg bener" daaaaaaaaaaaaannnn ketika pasangan saya bekerja ya otomatis beberapa persen dari pendapatannya 'lari' ke ortunya,karena sialnya baru beberapa bulan pasangan saya bekerja,ibunya diskors dari tempat kerjanya,kalau perlu jujur diskors pun gara2 kelakuan suaminya. Kontrak pasangan saya yg berdurasi 3 tahun tidak selesai,hanya mencapai 25 bulan. Pacar saya memutuskan untuk tidak bekerja dulu. Saya mendukung keputusan ini karena saya menyaksikan stress yg dia dapat dan kadang berefeknya ke saya. DITAMBAH,saya ingin agar ayahnya yang bekerja senormalnya seorang ayah seorang suami dan seorang laki2.

Oya saya lupa bercerita,ayah kandung saya dan keluarga pasangan saya tinggal di kota A. Saya dan ibu saya tinggal di kota B,kami beda kota tetapi ketika pacar saya bekerja dia bekerja dan tinggal di kota B dengan saya (tapi tidak serumah lho awas ya) otomatis ketika pacar saya resign ya dia balik ke kota A dan saya tetap di kota B. Ketika pacar saya resign,ayah saya memberikan sebuah tawaran yang kurang lebih gambarannya : saya 'masuk' ke perusahaan miliknya dan diproyeksikan menjadi suksesornya. Saya terima tawaran itu karena selain salah satu impian saya juga impian ayah saya (ketiga adik tiri saya tidak ada yg ingin menjalakankan perusahaan),tapiiiiiiiiiiiiiiii kembali dengan sebuah catatan si tawaran itu datang,yaitu situasi ibu saya harus settle dulu. Settle disini luas artinya yang mencakup point2 sebagai berikut :
1. Sudah menikah lagi
2. Dimulai dari saya bergabung dengan ayah saya kelak,tidak ada intervensi mendidik dari ibu saya.

Point kedua sempat menjadi masalah besar,ibu saya tidak terima,karena menurut saya pun memang tidak wajar. Namun semakin hari point no 2 tersebut semakin luntur,ayah saya melunak dan lebih fokus ingin mensegerakan saya hijrah merapat kepada beliau. Di tengah desakan tersebut kembali terjadi hal yang memusingkan sekali,yaitu situasi ibu saya dan si calon,mereka semakin tidak tentu arah,saya melihat di diri ibu saya ada sedikit kepasrahan atau tidak berharap lagi kepada si calon suaminya. Ini menjadi tamparan bagi saya juga,karena point pertama kita tau sendiri yaitu ibu saya harus sudah menikah lagi. Tiba2 ibu saya berkata "mama ikut kamu aja,kalau boleh mama numpang sama kamu" . Saya hanya tertunduk sembari tersenyum. Impian saya merajut masa depan bersama ayah saya tiba2 menjauh secara visual khayalan saya. Tidak hanya disitu,tiba2 pacar saya 'menodong' saya dengan pertanyaan "saya boleh bekerja lagi di kota B ? karena di kota saya (kota A) sulit sekali mendapat pekerjaan" . Saya usulkan untuk tidak,saya balik bertanya "kalau kamu kerja di kota B lalu saya ke kota A apa kamu siap resign lagi?" (maaf saya paling tidak ingin menikah dengan posisi long distance,bagi saya tidak ideal) dan dia tidak bisa menjawab,saya kembali bertanya "berarti kalo begitu,andaikata nanti saya sudah di kota A sekota denganmu,dan kamu tetap sulit mendapatkan pekerjaan,kamu lebih memilih pergi ke kota lain? padahal kita sempat komit untuk andaikata terjadi situasi seperti itu tidak masalah buatmu menjadi IRT dulu" dan setelah perdebatan ternyata ini dorongan dari ayahnya. Saya kesal bukan kepalang,saya marah namun tidak bisa berbuat apa2. Apalagi ketika mengetahui dari semenjak pacar saya menikah hingga berbulan2 setelahnya hingga detik ini begitu pedih situasi pacar saya. Terkuak untuk keperluan sehari2 dia pinjem sana sini,begitu kecewa saya dengan situasi yang bertabrakan ini. Padahal dukungan saya kepada pacar saya untuk kembali ke rumahnya tidak lain ada harapan agar ayahnya BEKERJA untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya,bukan malah tiba2 menyuruh pacar saya yang kembali kerja !!!!
================================================================

Kaskusers yang budiman,saya terjebak kepada beberapa pertanyaan :
1. Apakah saya harus mengutamakan ibu saya mutlak lalu menunda rencana pernikahan saya ?
2. Apakah saya harus mengutamakan ibu saya mutlak lalu menunda rencana pernikahan saya lalu saya mencari pasangan lain kelak ?
3. Apakah saya harus nekad merapat ke ayah saya tidak memperdulikan dulu situasi ibu saya bersama adik saya agar saya bisa segera menikah ?
4. Apakah saya harus menunda rencana pernikahan saya dan membiarkan pacar saya kembali bekerja demi keluarganya sembari saya menunggu situasi yg lebih baik bagi ibu saya lalu menolak ajakan ayah saya ?
5. Apakah saya harus tidak memperdulikan orang lain untuk sementara waktu,mementingkan diri saya untuk sesaat saja ?

Saya tidak ingin keputusan saya terutama menikah menyakiti siapapun pada waktunya dan pada kemudian hari setelahnya.

Dimohon komentar dan sarannya ya...
Diubah oleh ryfach 28-04-2017 21:32
0
5K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
KASKUS Official
22.2KThread30.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.