- Beranda
- The Lounge
Jangan Kirim Amplop Lamaran
...
TS
ikobukanuwais
Jangan Kirim Amplop Lamaran
Terinspirasi dari kisah nyata, analisa, observasi dan pengalaman gue sendiri.
Semoga menginspirasi dan membawa manfaat.
Di era sekarang, rasanya perkembangan dunia digital melaju sangat pesat. Jika sedikit saja tidak update, maka resikonya adalah kita akan kehilangan beberapa informasi penting. Dahulu, media cetak menjadi alternatif sumber pencarian berita seperti koran, majalah, poster, brosur dan banyak lainnya. Kita yang generasi 80-90an tentu suka mengumpulkan beberapa informasi penting untuk dibuatkan kliping, atau sekedar koleksi sebagai bahan data.
Dengan berkembangnya teknologi dan munculnya era internet tentu terjadi beberapa pergeseran penggunaan media cetak yang mulai sudah ditinggalkan karena dianggap sudah tidak efektif dan efisien dan beralih ke media elektronik , walaupun beberapa masih ada yang mau memanfaatkan media cetak tersebut.
Dalam hal mencari kerja contohnya, rasanya di era teknologi internet yang sudah memudahkan dalam pencarian informasi lowongan ternyata masih ada saja beberapa orang yang masih mau menggunakan sistem pengiriman lamaran dengan menggunakan format amplop coklat standar untuk melamar pekerjaan.
Lalu, apakah salah jika kita ingin melamar kerja dengan menggunakan format amplop standar berwarna coklat untuk melamar pekerjaan? Jawabannya adalah TIDAK SALAH.
Sebagai seorang staff SDM. Tentu, setiap hari saya tidak heran selalu menerima amplop coklat yang bisa dipakai para pelamar. Pada tulisan ini di maksudkan bagi mereka yang masih menggunakan cara tersebut, menurut pendapat saya hal tersebut pada era sekarang sudah tidak efektif dan efisien lagi penggunaannya di karenakan tidak efektifnya adalah sudah beralih ke media digital. Ada banyak website sebagai penyedia tempat/wadah pencari kerja dan penyalur kerja.
Dengan melihat kebutuhan beberapa perusahaan yang membuka lowongan kita jadi akan tahu posisi apa saja yang tersedia, persyaratan apa saja yang di butuhkan, dan kualifikasi apa saja yang di wajibkan para pelamar untuk melamar. Sehingga saat kita mengajukan atau mengirimkan lamaran bisa tepat sasaran.
Tidak efisiennya adalah saat kita masih menggunakan media cetak untuk melamar justru kita malah mengeluarkan cost yang cukup besar diantaranya, biaya foto copy ijazah, sertifikat yang pernah di dapat, transkip nilai, biaya print cv dan lamaran jika print di warnet, cetak foto warna. Memang sih, beberapa lembar hanya beberapa ratus rupiah saja akan tetapi jika di akumulasi menjadi bertumpuk lamaran yang di siapkan untuk di sebar jadi berapa totalnya ?
Mari kita hitung-hitungan,
Biaya fotocopy persyaratan melamar kerja sebagai berikut :
1. Print Surat Lamaran Kerja & CV : Rp. 1000,. ( itu jika hitam putih, kalo berwarna tambahkan lagi estimasi Rp 500,.).
2. Fotocopy ijazah, transkip nilai, Sertifikat : Rp. 12000 ( jika estimasi selembar Rp 200,. maka dari ketiganya mendapatkan masing-masing 20 lembar salinan fotocopy).
3. Cetak Foto ukuran 3×4, 4×6 masing-masing mendapatkan 4 lembar : Rp 20.000,.
4. Amplop coklat standar buat melamar pekerjaan 1 pcs : Rp. 2.000,.
5. Biaya tak terduga jika ada panggilan interview : Ongkos bolak balik jika estimasi dipanggil di 4 perusahaan = Rp. 30.000 x 2 x 4 = Rp. 240.000,.
6. Makan/Minum/Jajan : Rp 20.000
Jika kita total maka akan jadi sebagai berikut :
1. Cetak Print Surat Lamaran Kerja & CV : Rp. 1.000 x 20 perusahaan = Rp. 20.000
2. Cetak fotocopy Ijazah, Transkip Nilai, Sertifikat (masing-masing dapet 20 lembar) = Rp. 12.000,.
3. Cetak pas Foto ukuran 3×4 & 4×6 (masing-masing dapet 20 pcs foto) Rp. 100.000.
4. Amplop Coklat : Rp. 2.000 x 20 Perusahaan = Rp. 40.000
5. Biaya Tak Terduga : Rp 240.000
6. Makan/Minum/Jajan : Rp. 20.000 x 4 perusahaan yang manggil interview misalnya = Rp. 80.000,0
TOTAL : Rp. 20.000 + 12.000+100.000+40.000+240.000+80.000 = Rp 492.000,.
Kenapa dikalinya 20 untuk buat persyaratan kerja? Jika ditanya balik, memangnya kalian akan cuma ngelamar di satu, dua atau tiga perusahaan saja? Terlebih buat yang masih status fresh graduate, tentu menjadi kesempatan buat menentukan di pijakan awal memulai karir. Salah langkah saja bisa fatal. Kenapa fatal jika salah memilih pekerjaan?
Karena resikonya adalah pengalaman kerja pertama kita menentukan perjalanan karir kita selanjutnya.
Kembali lagi….., dan buat yang masih baru memulai berkarir mencari pekerjaan seperti fresh graduate, nominal tersebut adalah angka yang cukup besar, belum lagi ditambah biaya operasional kalian kalo sekalian makan. Apa masih tega minta sama ortu, udah di biayain sekolah/kuliah mau kerja masih minta lagi buat cari kerja?
Iya kalo kalian udah kerja terus sebagian gajianya di kasih ke ortu, kalo ngga? terus dipake buat foya-foya !! Oke, itu ngawur keluar dari bahasan. Jangan begitu ya pokoknya !
Lanjut ??
Coba kita bandingkan yang lebih efektif jika kita menggunakan apply menggunakan situs pencari kerja/lowongan kerja.
1.) Billing Warnet : Rp. 10.000/2 jam
(kenapa warnet? karena gak semuanya pencari kerja punya komputer/laptop yang ada fasilitas wifi/modem dirumah. Jadi warnet lebih familiar dan lebih simple perhitungannya).
2.) Scan pas Foto, Ijazah, Transkip Nilai, Sertifikat, misal estimasi Rp. 30.000,.
3.) Flasdisk ukuran memori 32 GB, misal estimasi Rp. 100.000,.
4.) Gausah jajan, kan elu lewat online. Makan masakan emak aja nanti dirumah.
TOTAL : Rp. 10.000+30.000+100.000 = Rp. 130.000,.
note : (bantu koreksi kalo ada salah perhitungan ya, harga sewaktu-waktu berubah bisa lebih mahal/murah. Hari senin harga naik.)
Caranya adalah dengan durasi waktu 2 jam, buat pemula sudah sangat cukup untuk apply sana sini di beberapa perusahaan. Kalo mau lebih cepat lagi, kalian bisa mempersiapkan point 2 tersebut sudah dalam format .pdf,.word,atau jpeg di dalam flashdisk. Jadi masuk warnet tinggal upload beberapa data yang diperlukan untuk kelengkapan isian profil kalian.
Melalui media digital seperti apply online kalian akan lebih hemat finansial, hemat waktu, hemat uang, hemat tenaga, efisien dan efektif, dan secara tidak langsung menerapkan kerja cerdas dibanding harus muterin tiap perusahaan yang udah dicatet alamatnya untuk di datengin buat kirim lamaran kerja, titip security atau by pos. Iya kalo sama security di kasih ke HRD, belom lagi kalo kondisi file kalian lecek/tertekuk berlipat saat dikasih ke HRD.
Yang saya tau, saat kalian mengirim dengan hardcopy biasanya HRD gak sampe 5 menit buat baca, liat, kemudian langsung diarsipin tanpa dipertimbangkan. Lah wong kalian asal kirim ke perusahaan yang dituju tanpa tau ada apa ngga lowongan makanya langsung disimpen. KECUALI, kalian kenal sama ‘orang dalem’ diperusahaan tersebut dan disuruh untuk bikin CV lengkap dengan format hardcopy, itu baru tepat sasaran.
Saran saya adalah, kalian diperbolehkan mengirimkan format hardcopy lamaran kerja dengan CV lengkap jika memang ada referensi teman, saudara, atau PIC HRD yang langsung dituju, atau memang si perusahaan tersebut secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa ada rekrutmen dengan metode apply nya mengirimkan ke alamat perusahaan langsung, dengan begitu kalian akan meminimalkan cost pengeluaran, menghemat penggunaan kertas, dan mempercepat kalian dalam proses pemanggilan untuk kesempatan interview. Rasio peluangnya cukup besar berhasil dibanding asal mengirim lamaran dan cv lengkap ke perusahaan itu saja dengan metode kirim aja, siapa tau dipanggil. Tetapi, tanpa mengesampingkan peran kalian saat mencoba menggunakan metode apply by online juga.
Sekarang semua kembali ke kalian, jika kalian hanya mencoba cara-cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, ada baiknya kamu harus merubah kebiasaan lama itu setidaknya bisa dapat hasil sedikit yang berbeda lebih baik, dibanding harus menunggu lama lalu mengharapkan hasil yang besar untuk diterima kerja diperusahaan yang dituju. Maka, gak heran kebanyakan orang yang masih menggunakan cara lama kebanyakan baper dan sangat yakin sekali dapet panggilan cepat padahal kenyataannya tidak sesuai harapan.
Dan akhirnya kalian akan memilih yang mana?
Sekian.
- ikobuwanuwais -
Semoga menginspirasi dan membawa manfaat.
Di era sekarang, rasanya perkembangan dunia digital melaju sangat pesat. Jika sedikit saja tidak update, maka resikonya adalah kita akan kehilangan beberapa informasi penting. Dahulu, media cetak menjadi alternatif sumber pencarian berita seperti koran, majalah, poster, brosur dan banyak lainnya. Kita yang generasi 80-90an tentu suka mengumpulkan beberapa informasi penting untuk dibuatkan kliping, atau sekedar koleksi sebagai bahan data.
Dengan berkembangnya teknologi dan munculnya era internet tentu terjadi beberapa pergeseran penggunaan media cetak yang mulai sudah ditinggalkan karena dianggap sudah tidak efektif dan efisien dan beralih ke media elektronik , walaupun beberapa masih ada yang mau memanfaatkan media cetak tersebut.
Dalam hal mencari kerja contohnya, rasanya di era teknologi internet yang sudah memudahkan dalam pencarian informasi lowongan ternyata masih ada saja beberapa orang yang masih mau menggunakan sistem pengiriman lamaran dengan menggunakan format amplop coklat standar untuk melamar pekerjaan.
Lalu, apakah salah jika kita ingin melamar kerja dengan menggunakan format amplop standar berwarna coklat untuk melamar pekerjaan? Jawabannya adalah TIDAK SALAH.
Sebagai seorang staff SDM. Tentu, setiap hari saya tidak heran selalu menerima amplop coklat yang bisa dipakai para pelamar. Pada tulisan ini di maksudkan bagi mereka yang masih menggunakan cara tersebut, menurut pendapat saya hal tersebut pada era sekarang sudah tidak efektif dan efisien lagi penggunaannya di karenakan tidak efektifnya adalah sudah beralih ke media digital. Ada banyak website sebagai penyedia tempat/wadah pencari kerja dan penyalur kerja.
Dengan melihat kebutuhan beberapa perusahaan yang membuka lowongan kita jadi akan tahu posisi apa saja yang tersedia, persyaratan apa saja yang di butuhkan, dan kualifikasi apa saja yang di wajibkan para pelamar untuk melamar. Sehingga saat kita mengajukan atau mengirimkan lamaran bisa tepat sasaran.
Tidak efisiennya adalah saat kita masih menggunakan media cetak untuk melamar justru kita malah mengeluarkan cost yang cukup besar diantaranya, biaya foto copy ijazah, sertifikat yang pernah di dapat, transkip nilai, biaya print cv dan lamaran jika print di warnet, cetak foto warna. Memang sih, beberapa lembar hanya beberapa ratus rupiah saja akan tetapi jika di akumulasi menjadi bertumpuk lamaran yang di siapkan untuk di sebar jadi berapa totalnya ?
Mari kita hitung-hitungan,
Biaya fotocopy persyaratan melamar kerja sebagai berikut :
1. Print Surat Lamaran Kerja & CV : Rp. 1000,. ( itu jika hitam putih, kalo berwarna tambahkan lagi estimasi Rp 500,.).
2. Fotocopy ijazah, transkip nilai, Sertifikat : Rp. 12000 ( jika estimasi selembar Rp 200,. maka dari ketiganya mendapatkan masing-masing 20 lembar salinan fotocopy).
3. Cetak Foto ukuran 3×4, 4×6 masing-masing mendapatkan 4 lembar : Rp 20.000,.
4. Amplop coklat standar buat melamar pekerjaan 1 pcs : Rp. 2.000,.
5. Biaya tak terduga jika ada panggilan interview : Ongkos bolak balik jika estimasi dipanggil di 4 perusahaan = Rp. 30.000 x 2 x 4 = Rp. 240.000,.
6. Makan/Minum/Jajan : Rp 20.000
Jika kita total maka akan jadi sebagai berikut :
1. Cetak Print Surat Lamaran Kerja & CV : Rp. 1.000 x 20 perusahaan = Rp. 20.000
2. Cetak fotocopy Ijazah, Transkip Nilai, Sertifikat (masing-masing dapet 20 lembar) = Rp. 12.000,.
3. Cetak pas Foto ukuran 3×4 & 4×6 (masing-masing dapet 20 pcs foto) Rp. 100.000.
4. Amplop Coklat : Rp. 2.000 x 20 Perusahaan = Rp. 40.000
5. Biaya Tak Terduga : Rp 240.000
6. Makan/Minum/Jajan : Rp. 20.000 x 4 perusahaan yang manggil interview misalnya = Rp. 80.000,0
TOTAL : Rp. 20.000 + 12.000+100.000+40.000+240.000+80.000 = Rp 492.000,.
Kenapa dikalinya 20 untuk buat persyaratan kerja? Jika ditanya balik, memangnya kalian akan cuma ngelamar di satu, dua atau tiga perusahaan saja? Terlebih buat yang masih status fresh graduate, tentu menjadi kesempatan buat menentukan di pijakan awal memulai karir. Salah langkah saja bisa fatal. Kenapa fatal jika salah memilih pekerjaan?
Karena resikonya adalah pengalaman kerja pertama kita menentukan perjalanan karir kita selanjutnya.
Kembali lagi….., dan buat yang masih baru memulai berkarir mencari pekerjaan seperti fresh graduate, nominal tersebut adalah angka yang cukup besar, belum lagi ditambah biaya operasional kalian kalo sekalian makan. Apa masih tega minta sama ortu, udah di biayain sekolah/kuliah mau kerja masih minta lagi buat cari kerja?
Iya kalo kalian udah kerja terus sebagian gajianya di kasih ke ortu, kalo ngga? terus dipake buat foya-foya !! Oke, itu ngawur keluar dari bahasan. Jangan begitu ya pokoknya !
Lanjut ??
Coba kita bandingkan yang lebih efektif jika kita menggunakan apply menggunakan situs pencari kerja/lowongan kerja.
1.) Billing Warnet : Rp. 10.000/2 jam
(kenapa warnet? karena gak semuanya pencari kerja punya komputer/laptop yang ada fasilitas wifi/modem dirumah. Jadi warnet lebih familiar dan lebih simple perhitungannya).
2.) Scan pas Foto, Ijazah, Transkip Nilai, Sertifikat, misal estimasi Rp. 30.000,.
3.) Flasdisk ukuran memori 32 GB, misal estimasi Rp. 100.000,.
4.) Gausah jajan, kan elu lewat online. Makan masakan emak aja nanti dirumah.
TOTAL : Rp. 10.000+30.000+100.000 = Rp. 130.000,.
note : (bantu koreksi kalo ada salah perhitungan ya, harga sewaktu-waktu berubah bisa lebih mahal/murah. Hari senin harga naik.)
Caranya adalah dengan durasi waktu 2 jam, buat pemula sudah sangat cukup untuk apply sana sini di beberapa perusahaan. Kalo mau lebih cepat lagi, kalian bisa mempersiapkan point 2 tersebut sudah dalam format .pdf,.word,atau jpeg di dalam flashdisk. Jadi masuk warnet tinggal upload beberapa data yang diperlukan untuk kelengkapan isian profil kalian.
Melalui media digital seperti apply online kalian akan lebih hemat finansial, hemat waktu, hemat uang, hemat tenaga, efisien dan efektif, dan secara tidak langsung menerapkan kerja cerdas dibanding harus muterin tiap perusahaan yang udah dicatet alamatnya untuk di datengin buat kirim lamaran kerja, titip security atau by pos. Iya kalo sama security di kasih ke HRD, belom lagi kalo kondisi file kalian lecek/tertekuk berlipat saat dikasih ke HRD.
Yang saya tau, saat kalian mengirim dengan hardcopy biasanya HRD gak sampe 5 menit buat baca, liat, kemudian langsung diarsipin tanpa dipertimbangkan. Lah wong kalian asal kirim ke perusahaan yang dituju tanpa tau ada apa ngga lowongan makanya langsung disimpen. KECUALI, kalian kenal sama ‘orang dalem’ diperusahaan tersebut dan disuruh untuk bikin CV lengkap dengan format hardcopy, itu baru tepat sasaran.
Saran saya adalah, kalian diperbolehkan mengirimkan format hardcopy lamaran kerja dengan CV lengkap jika memang ada referensi teman, saudara, atau PIC HRD yang langsung dituju, atau memang si perusahaan tersebut secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa ada rekrutmen dengan metode apply nya mengirimkan ke alamat perusahaan langsung, dengan begitu kalian akan meminimalkan cost pengeluaran, menghemat penggunaan kertas, dan mempercepat kalian dalam proses pemanggilan untuk kesempatan interview. Rasio peluangnya cukup besar berhasil dibanding asal mengirim lamaran dan cv lengkap ke perusahaan itu saja dengan metode kirim aja, siapa tau dipanggil. Tetapi, tanpa mengesampingkan peran kalian saat mencoba menggunakan metode apply by online juga.
Sekarang semua kembali ke kalian, jika kalian hanya mencoba cara-cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, ada baiknya kamu harus merubah kebiasaan lama itu setidaknya bisa dapat hasil sedikit yang berbeda lebih baik, dibanding harus menunggu lama lalu mengharapkan hasil yang besar untuk diterima kerja diperusahaan yang dituju. Maka, gak heran kebanyakan orang yang masih menggunakan cara lama kebanyakan baper dan sangat yakin sekali dapet panggilan cepat padahal kenyataannya tidak sesuai harapan.
Dan akhirnya kalian akan memilih yang mana?
Sekian.
- ikobuwanuwais -
0
16.2K
21
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.1KThread•83.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru