Quote:
JAKARTA - Sekalipun tidak menggunakan Tarif Parkir Elektronik (TPE), para petugas mengaku melakukan penyetoran kepada petugas dishub.
Bahkan, setiap hari, tiap tukang parkir di RPTRA Kalijodo diwajibkan menyetor sekitar Rp 100 ribu.
"Ada belasan tukang parkir di RPTRA Kalijodo," ungkap Hilman, 29, salah seorang jukir di RPTRA Kalijodo.
Meski demikian, dia enggan berkomentar mengenai parkiran di kawasan tersebut.
Dia memilih bungkam dan lebih patuh kepada yang mengkoordinasi parkiran di kawasan itu.
"Yang jelas, tiap lokasi beda. Di sisi selatan ada kelompoknya, di utara ada, dan di barat samping kali mati ada juga,'' ucapnya.
Secara terpisah, Wakadishub DKI Jakarta Sigit Wijatmoko tak menampik adanya kabar tentang Kalijodo yang dikuasai preman.
Dia menyatakan, orang-orang yang mengusai Kalijodo merupakan anak buah mantan preman Kalijodo, yaitu Daeng Azis dan Daeng Jamal.
"Preman di sana coba masuk dan mengatur parkiran di kawasan itu," ujar Sigit ketika dimintai konfirmasi.
Meski begitu, Sigit belum mengetahui mengapa TPE tidak digunakan.
Dia menyampaikan akan berkoordinasi dan bertanya kepada UP parkir soal mengapa mesin tersebut tidak dapat digunakan.
''Padahal, beberapa waktu lalu, dilakukan operasi pemberantasan preman. Saya juga nggak tahu mengapa mereka balik lagi,'' tutur Sigit menanggapi banyaknya preman di Kalijodo.
http://www.jpnn.com/news/bagian-kedu...petugas-dishub
jelas kan masalahnya.
preman itu bukan tiba tiba wuzzz ..ada tapi karena difasilitasi oleh (dalam hal ini) 'pemerintah' (bosen pake kata Oknum).