JIKA ada Sekdes terkenal sebagai penggemar bini tetangga, mungkin hanya Yasir, 40, warga Bengkulu. Bagaimana tak disebut penggemar? Setahun lalu sudah kepergok, tapi tak juga kapok. Kembali dia nyatroni Ny. Dewi, 35, ibu muda beranak dua. Ketika digerebek suaminya, Yasir-Dewi baru panasi mesin.

Jadi praktisi selingkuh itu asyik ngkali ya? Buktinya selalu ada di mana saja, kapan saja dan siapa saja . Padahal yang namanya biskuit, biar bentuknya berbeda-beda, tapi rasanya kan sama saja. Mungkin yang jadi pembeda, biskuit di rumah itu kan stok lama, sedangkan milik tetangga baru didrop dari pabrik. Pasti masih keras dan sedep baunya.

Nah, meski Lebaran masih dua bulan lagi, Sekdes Yasir dari Kabupaten Bengkulu Utara ini ternyata sudah biasa makan “biskuit” tetangga tanpa sambil minum orson. Padahal di rumah sendiri sudah ada biskuit, tapi jarang disentuh hingga nyaris jamuran. Justru Pak Sekdes ini malam-malam suka blusukan, ke rumah Ny. Dewi tetangganya di Desa Selubung, Kecamatan Air Napal. Tentu saja ketika suaminya tak di rumah karena piket malam.

Ny. Dewi memang lumayan cantik, setidaknya dia punya bodi masih sekel nan cemekel. Meski sudah punya dua anak, rasanya masih enak digoyang dan perlu. Kebetulan posisinya sebagai Sekdes, sangat menambah gengsinya buat ukuran desa. Maka ketika Yasir datang ke rumah, disambutnya dengan gegap gempita kayak Cagub DKI menang Pilkada. Yasir pun senyum-senyum, dengan bahasa yang tertata dan tutur kata yang santun memukau.

Awalnya sekedar ngobrol biasa, sehubungan dengan proses e-KTP. Itu kan memang domain Pak Sekdes. Tapi lama-lama makin menjurus dan intensif. Ternyata kata-kata nakal Yasir direspon dengan baik, sehingga Pak Sekdes pun makin berani main colek seperti kondektur bis. Rupanya Dewi juga tidak menolak. Sudah kepalang tanggung, di kala anak-anak tuan rumah sudah tidur, bini tetangga itu digelandang ke kamar dan Yasir pun naik…..ke ranjang!

Lain waktu diulangi lagi, sehingga lama-lama tercium warga dan menjadi pembicaraan publik. Bahkan ketika Pak Sekdes Yasir lewat, remaja setempat yang duduk di bangku Madrasah Aliyah sengaja menyindir dengan pura-pura sedang belajar sorof dalam bahasa Arab. “Yasara, yasiru, nyosor….., yasara, yasiru, nyosorrrrr!”

Tapi Yasir pura-pura tidak tahu saja, sampai kemudian ketahuan warga dan digerebek. Untungnya Masnun, 40, selaku suami Dewi orangnya pemaaf. Mereka hanya diselesaikan secara adat, lalu bikin pernyataan permohonan maaf di atas meteri Rp 6.000,- dan selanjutnya tak diproses. Soalnya di Jakarta ada yang sudah minta maaf dikabulkan, tapi proses hukum jalan terus.

Ternyata Sekdes Yasir ini hanya pintar bertutur kata dengan kalimat-kalimat memikat, tapi prakteknya nol. Buktinya setahun kemudian dia kembali berhubungan dengan Dewi dan tertangkap basah lagi. Kali ini mereka ngamar di sebuah hotel di kawasan Sungai Hitam Kabupaten Bengkulu Tengah. Ketika digerebak suaminya, rupanya Dewi-Yasir baru pemanasan, belum sampai naik ring. Keduanya pun diserahkan ke Polres setempat.

Kalau jadi naik ring, maunya berapa ronde bro?

http://poskotanews.com/2017/04/23/se...ak-juga-kapok/