Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

p0congkaskusAvatar border
TS
p0congkaskus
Ade Armando Tuding SBY, PPP dan PKB Penyebab Kekalahan Telak Ahok
Ade Armando Tuding SBY, PPP dan PKB Penyebab Kekalahan Telak Ahok

RILIS.ID, Jakarta— Dosen komunikasi FISIP Universitas Indonesia, Ade Armando, menegaskan bahwa penyebab kekalahan telak Ahok dalam Pilkada DKI adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), PPP dan PKB.

Selain itu, Ade juga menyebut strategi lihai yang melibatkan uang, mobilisasi dan pengkhianatan turut sebagai faktor. Tudingan Ade tersebut diunggah pada laman Facebook miliknya, Jumat (21/4/2017). Berikut tulisan lengkapnya:

Penyebab Kekalahan Telak Ahok: Peran SBY, PPP, PKB dan Mobilisasi Akar rumput

Hasil Pilkada DKI 2017 sangat menarik untuk dianalisis. Selisih suara yang mencapai sekitar 16% antara Anies dan Ahok adalah sesuatu yang luar biasa mengejutkan. Pertanyaannya: kenapa bisa begitu?

Pertanyaan ini diajukan karena semua indikator yang ada sebelum hari pencoblosan menunjukkan seharusnya Anies tidak menang setelak itu.

Coba kita lihat satu per satu faktanya. Baik dalam putaran pertama dan kedua Ahok mencapai sekitar 42% suara. Anies di putaran pertama hanya memperoleh 40% suara dan di putaran kedua mencapai 58% suara.
Artinya suara Ahok tetap, sementara suara Anies naik 18%.

Dari mana Anies mendapat tambahan suara sedemikian besar? Jawabannya sederhana: dari suara yang di putaran pertama diberikan kepada Agus Yudhoyono. Artinya lagi seluruh suara Agus pindah ke Anies.

Kita tahu ada tiga partai yang mendukung Agus: Demokrat, PPP dan PKB. Nah ketiga partai inilah yang menentukan kemenangan Anies. Ini mencengangkan karena setidaknya dua hal.

Pertama, dua partai politik yang mendukung Agus di putaran kedua, secara terbuka menyatakan mendukung Ahok: Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Kebangkitan bangsa.

Kedua, sampai seminggu sebelum hari pencoblosan, semua lembaga survey yang dapat dipercaya memperkirakan persaingan yang ketat antara Ahok dan Anies. Hampir semua lembaga survey menunjukkan selisih suara kedua kubu maksimal 1-3 persen.

Jadi, bagaimana kita bisa menjelaskan hasil akhir yang mengejutkan ini? Saya rasa ada beberapa jawaban.

1. Saya menduga mantan Presiden SBY secera tegas menginstruksikan semua pendukung Agus di Partai Demokrat berpindah ke Anies. Saya duga SBY melakukan ini karena dia tidak memperoleh janji perlindungan yang ia harapkan bisa ia peroleh dari Jokowi.

Ingat, segera sesudah putaran pertama Pilkada berakhir, SBY sempat menemui Jokowi? Di akhir pertemuan itu tidak diperoleh kata kesepakatan apa-apa. Padahal, sangat jelas SBY sangat membutuhkan proteksi dari Jokowi dalam kasus seperti Antasari Azhar dan Hambalang. Karena ketiadaan komitmen Jokowi ini, SBY tampaknya ngambek dan meminta dukungan diarahkan ke Anies.

2. Pendukung PPP dan PKB pindah ke Anies. Menurut data exit poll Kompas, hampir 90% pendukung PPP memilih Anies, sementara 71% suara pendukung PKB lari ke Anies. Ini artinya dukungan kedua partai tersebut pada Ahok hanya berhenti di bibir para pimpinan partai di Jakarta, tapi tidak diikuti di akar rumput.
Sangat mungkin jajaran pengurus di tingkat menengah mengabaikan instruksi pimpinan atau memang elit partai itu sendiri sebenarnya tidak sungguh-sungguh mendukung Ahok.

Saya percaya aliran dana dari kubu Anies jauh lebih kencang daripada kubu Ahok yang memang terkenal pelit (atau hemat).

3. Karena itu, kita layak curiga tentang terbongkarnya timbunan sembako di kantor PPP satu hari menjelang hari pencoblosan. Pertanyaannya, kalau ternyata PPP memang mendukung Anies, buat siapa sebenarnya sembako itu ditujukan? Atau lebih jauh lagi kita bisa berspekulasi, apakah terbongkarnya timbunan tersebut adalah peristiwa yang disengaja untuk menjatuhkan imej Ahok atau memang alamiah terjadi?

4. Terakhir, saya percaya bahwa pembelokan arah untuk total mendukung Anies dilakukan secara intensif di saat-saat terakhir.

Dalam satu minggu terakhir ada mobilisasi intensif di akar rumput yang tidak terdeteksi oleh kubu Ahok. Saya percaya ini menggunakan gelontoran dana raksasa. Ini berlangsung bersamaan dengan meningkatnya intensitas acara-acara seperti shalat subuh bersama, shalat tahajjud bersama , khotbah-khotbah Jumat dan terakhir, tamasya Al Maidah.

Jadi kemenangan Anies atas Ahok tentu terkait dengan menguatnya kelompok-kelompok Islam, namun ini juga terkait dengan strategi lihai yang melibatkan uang, mobilisasi dan pengkhianatan.


sumber: http://rilis.id/ade-armando-tuding-s...elak-ahok.html
0
11.7K
163
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.