Leonardo Bonucci, satu dari 11 pemain utama yang diturunkan pelatih Massimiliano Allegri saat Juventus dijamu Barcelona pada putaran kedua perempat final Liga Champions 2016/2017.

Bonucci tampil apik di belakang, jatuh bangun menahan gempuran, bersama tiga rekannya yang lain, Alex Sandro, Daniel Alves, dan si "tukang jagal" Giorgio Chiellini.



Hasil laga berakhir imbang, 0-0. Barcelona, yang unggul penguasaan bola 61 persen, tak mampu mencetak sebiji gol pun ke gawang Gianluigi Buffon, penjaga gawang Juventus.

Rapatnya penjagaan yang dilakukan Bonucci dan kawan-kawan membuat pemain hebat sekelas Neymar, Luis Suarez, juga Lionel Messi tak bisa berbuat banyak.

Demikialah, Barcelona akhirnya tersingkir. Nazar untuk menuntaskan dendam sekaligus membalikkan keadaan tak terbukti. Juventus masih terlalu tangguh untuk dijadikan seperti Paris Saint Germain (PSG).

Sebelumnya, keajaiban luar biasa terjadi. Blaugrana sukses menyingkirkan PSG setelah menang telak 6-1 pada putaran kedua babak 16 besar, kendati di leg pertama dibantai empat gol tanpa balas.

Langkah Barcelona terhenti sudah. Tak ada keajaiban di Camp Nou, Kamis (20/4) dini hari WIB. Old Lady, yang menang 3-0 pada leg pertama di Juventus Stadium, sekali lagi, bukanlah PSG.

Sukses Juventus adalah sukses Bonucci, pun sukses semua pemain, termasuk sukses sosok yang tak kalah penting di pinggir lapangan, yakni Allegri serta para fans.

Berusia 29 tahun, Bonucci sudah berseragam Juventus sejak 2010. Dia ke Turin, meninggalkan klub yang belum lama dibelanya, Bari (2009-2010). Lima kali juara Serie A, dua Coppa Italia, tiga Supercoppa Italiana, plus runner up Liga Champions 2014/2015 menempatkan Bonucci ke dalam sejarah gemilang la Vecchia Signora.

Bonucci senang, bahagia bisa membawa Juve ke semifinal, terlebih harus lebih dulu melewati pertandingan berat versus salah satu tim terbaik dunia dengan sederet pemain kelas dunia pula.

"Kami tahu kalau Barcelona akan tampil habis-habisan, namun kami berhasil membuat permainan mereka tidak berkembang dengan menutup semua ruang. Mencetak tiga gol pada pertemuan pertama dan tidak kebobolan di Camp Nou merupakan bukti dari ketangguhan Juventus," kata Bonucci, dilansir situs resmi UEFA.

Kini, final di depan mata.

Memang, masih ada satu laga yang tak kalah berat lagi untuk bisa lolos ke partai pamungkas. Namun Bonucci yakin, Juventus bisa melangkah lebih jauh, mengulangi sukses yang pernah mereka lakukan pada musim 1984/1985 dan 1995/1996 dimana mereka tampil sebagai yang terbaik di ajang antar-klub paling bergengsi di Eropa.

"Sekarang setiap lawan harus takut dengan Juventus," ujar Bonucci, kelahiran 1 Mei 1987, dilansir Football Italia.