Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MarketeersAvatar border
TS
MOD
Marketeers
Belajar Content Marketing, Benarkah Storytelling Jadi Senjata Ampuh?
Belajar Content Marketing, Benarkah Storytelling Jadi Senjata Ampuh?

Siapa yang tak suka dengan cerita? Hampir semua orang di dunia ini pernah bersinggungan dengan cerita, entah di masa kecilnya atau masa sekarang. Bahkan, ada cerita di masa lalu yang melekat dan mungkin selalu diingat sampai sekarang.

Cerita atau storytelling bisa dibilang merupakan elemen penting dalam memperkuat content marketing. Apa itu content marketing? Mengacu pada buku Marketing 4.0, content marketing merupakan pendekatan pemasaran yang melibatkan proses penciptaan, kurasi, pendistribusian, sekaligus penguatan konten yang menarik, relevan, dan berguna untuk segmen audiens tertentu. Tujuannya tak lain adalah untuk membangun percakapan seputar konten tersebut.

Ada juga yang menyebut content marketing dengan istilah brand journalism atau brand publishing. Ini dibuat untuk menciptakan hubungan yang lebih mendalam antara merek dan pelanggannya. Kualitas content marketing ini biasanya ditentukan oleh kualitas cerita yang diusungnya. Dalam konteks ini, content marketing mengubah peranan pemasar, dari brand promoter menjadi storyteller.

Mengapa cerita? Cerita memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan emosi orang yang mampu menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu. Cerita tidak menggurui dan bahkan bisa juga melibatkan kehidupan audiensnya. Cerita yang menyentuh, biasanya dekat dengan kehidupan audiens yang terkadang dipenuhi dengan drama dan konflik.

Anda pernah menonton film jadul Cast Away (2000) yang disponsori Fedex? Cast Away merupakan contoh content marketing dari perusahaan kurir ternama itu dengan format film. Singkat cerita, film ini mengisahkan sebuah pesawat Fedex yang jatuh disambar petir. Seorang kurir Chuck Noland yang diperankan oleh aktor beken Tom Hanks menjadi satu-satunya yang selamat dan terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Di situ, drama pergulatan Noland dieksplorasi sedemikian rupa.

Film ini menarik karena terasa otentik. Fedex terbilang berani ketika mensponsori film yang menceritakan pesawatnya jatuh. Fedex ingin menampilkan sisi manusiawi dari mereknya. Fedex seolah mau mengatakan, tak ada manusia atau perusahaan yang sempurna.

Tapi, ketidaksempurnaan tersebut kemudian ditebus dengan karakter Noland sebagai seorang karyawan Fedex yang tak pantang menyerah. Di balik sosok Noland, Fedex seolah mau mengatakan dirinya merupakan merek yang tangguh sekaligus gigih. Film ini juga menarik karena selain menghibur, mengaduk-aduk emosi, juga menyuguhkan inspirasi-inspirasi baru bagi penontonnya.

Selain Fedex dengan Cast Away-nya, sekarang, banyak merek yang memanfaatkan content marketing untuk mendongkrak aktivitas pemasarannya, entah melalui film, blog, vlog, komunitas, buku, lagu, drama teatrikal, dan sebagainya. Ingat Tropicana Slim dengan Webseries Sore dan Bukalapak dengan sosok Mas Medok? Semua itu hanyalah media. Kunci yang menghidupkan konten di beragam media itu tak lain adalah kekuatan cerita yang mampu merepresentasikan sebuah merek.

Content is the New Ad

Tren content marketing kian menguat. Menurut studi Content Marketing Institute dan MaketingProfs, belakangan ini, 76% perusahaan Business-to-Consumer (B2C) dan 88% perusahaan Business-to-Business (B2B) di kawasan Amerika Utara memanfaatkan content marketing pada tahun 2016. Perusahaan B2B tersebut membelanjakan 28% dari bujet pemasarannya untuk content marketing dan perusahaan B2C sebesar 32%.

Perusahaan-perusahaan tersebut menyadari bahwa promosi dalam bentuk iklan saja tidak cukup di era sekarang. Sekarang, butuh content marketing untuk membangun customer engagement. Pelanggan saat ini tidak mau digurui, dicekoki aneka promosi, atau dibombardir dengan iklan. Mereka ingin diperlakukan sebagai manusia seutuhnya yang memiliki budi, hati, dan spirit. Era konektivitas membuat pelanggan tahu kebenaran soal merek sehingga menuntut merek untuk tampil otentik dan jujur.

Bila dikaitkan dengan customer path yang baru, dalam konteks Marketing 4.0, content marketing ini memiliki peran penting untuk mendongkrak brand curiosity.

Dalam konteks itulah, content marketing saat ini bisa dibilang sebagai the new ad. Sementara itu, orang-orang sekarang juga mencari merek atau produk melalui kanal-kanal media sosial. Oleh sebab itu, #hashtags saat ini memiliki peran yang sama dengan tagline secara tradisional. Tak berlebihan jika menyebut #hashtag is the new tagline.

Semua itu akan menjadi viral dan perbincangan masif di kalangan pelanggan yang sudah terhubung satu sama lain melalui internet jika kontennya mengusung sesuatu yang unik dan menyentuh. Konten tersebut bukan sembarang konten, tetapi konten yang mengusung sebuah cerita. Inilah yang disebut dengan the power of storytelling.

Bagaimana dengan merek Anda? Siap membuat konten yang menyentuh?
0
2.5K
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Ilmu Marketing & Research
Ilmu Marketing & ResearchKASKUS Official
6.2KThread2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.