BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Pengusiran Djarot di Masjid Jami Al Atiq

Calon wakil Gubernur DKI Jakarta nomor dua Djarot Saiful Hidayat (tengah) bersama Ketua Umum PPP Djan Faridz (kiri) dan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham menghadiri Jakarta Bershalawat di GOR Ciracas Jakarta, Jumat (14/4).
Hari pemilihan tinggal hitungan jari, tetapi isu agama masih mengeras dalam Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

Salah satu pertandanya adalah insiden pengusiran calon wakil gubernur DKI (petahana), Djarot Saiful Hidayat, di Masjid Jami Al Atiq, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/7). Insiden terjadi setelah pendamping Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama (calon gubernur) itu menunaikan salat Jumat.

Saat itu, Djarot dan sejumlah jemaah siap-siap untuk berlalu dari masjid. Namun, pengeras suara tiba-tiba menyala. Di balik mikrofon, seseorang melempar seruan untuk tidak memilih pemimpin non-muslim dalam Pilkada DKI 2017.

Sejurus kemudian keriuhan terjadi. "Usir, usir, usir. Pergi, pergi," jemaah mulai menyoraki Djarot. Dari pengeras suara terdengar pula seruan "Takbir!", yang bersambut pekik "Allahu Akbar" dari jemaah.

Beberapa video yang menyebar di media sosial turut menunjukkan insiden itu. Puluhan orang tampak berkerumun di pelataran masjid, dan riuh menyoraki Djarot.

Dalam rekaman terlihat pula beberapa jemaah yang mengacungkan salam tiga jari ala Ok Oce--dikenal sebagai simbol milik Anies Baswedan-Sandiaga Uno, rival Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI 2017.
COLOK MATA @aagym Pengusiran sesama muslim saat sholat jum'at Bpk H Djarot. Gmn yg non muslim? #TolakCagubRadikal [URL="https://tetepXZ7cd1goh"]pic.twitter.com/PXZ7cd1goh[/URL]
— Ary Prasetyo (@Aryprasetyo85) April 14, 2017
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Iwan Kurniawan, turut memberi penjelasan ihwal konteks peristiwa tersebut.

Iwan membantah desas-desus yang menyebut Djarot diusir saat hendak salat Jumat.

"Pak Djarot melaksanakan salat sampai selesai, tidak ada masalah," katanya, dilansir RMOL. "Saat pulang, beliau disalamin masyarakat, di-doorstop (wawancara) juga sama wartawan. Nah, dari dalam masjid ada yang teriak-teriak, 'Pilih Nomor 3. Pilih Nomor 3.' Itu saja yang ada di lapangan."
Komentar Djarot, tanggapan Sandi
Djarot agaknya tak terpengaruh dengan insiden ini. Menurutnya tiap Muslim berhak beribadah di masjid mana pun. Ia juga mengaku tak tahu soal masjid-masjid yang menolak pencalonannya bersama Ahok.

Menurut Djarot, pemilihan Masjid Jami Al Atiq untuk salat Jumat dilakukan dengan mempertimbangkan agendanya. Pasalnya, Djarot harus menghadiri acara "Jakarta Berselawat" di Ciracas, Jakarta Timur. "Kami selalu cari masjid yang satu arah dengan acara berikutnya," katanya, dikutip kumparan.

Djarot pun menyebut insiden pengusiran itu sebagai bentuk "politisasi masjid". Konon pula, tanda "politisasi masjid" itu sudah terdengar jelang salat Jumat, ketika salah seorang pengurus masjid menyelipkan pesan-pesan politik tertentu--Djarot tak memerinci pesan yang dimaksud.

"Takmirnya menyampaikan macam-macam lah. Kalau menurut saya bolehlah, tapi apakah baik masjid digunakan untuk hal-hal seperti itu? Apakah diperbolehkan mempolitisasi masjid dengan cara seperti itu?" kata Djarot, dikutip CNN Indonesia.

Insiden ini juga mengundang komentar Sandiaga Uno, calon wakil gubernur DKI--pesaing Djarot. Lebih kurang, Sandi menganggap kedatangan Djarot di Masjid Jami Al Atiq tak lepas dari aktivitas kampanye.

Pengusiran, kata Sandi, mestinya tak perlu terjadi bila ada komunikasi antara Djarot dengan warga yang didatangi. "Saya percaya semua warga masyarakat menerima, kecuali itu bagian dari strategi kampanye mereka (Djarot) untuk seperti itu, (supaya) terlihat ada penolakan," ujarnya, dikutip Liputan6.com.

Sandi pun membandingkan insiden yang menimpa Djarot dengan kiprahnya dalam Pilkada DKI. "Hampir semua acara saya selama 18 bulan karena terjadwal dan terkomunikasikan dengan baik, alhamdulillah selalu diterima."

Di media sosial, insiden ini mengundang riuh komentar. Para pendukung Ahok-Djarot mengecam aksi pengusiran terhadap Djarot. Mereka juga memuja jagoannya karena tidak terprovokasi.

Di sisi lain, pendukung Anies-Sandi berusaha meluruskan kabar seputar peristiwa ini. Terutama soal desas-desus yang menyebut Djarot diusir (baca: dilarang) salat Jumat.
Pak Haji Djarot u/ kesekian kalinya mendapat perlakuan spt ini. Namun tetap senyum.Aku makin hormat pd Pak Djarot.[URL="https://S E N S O RMviul1uaNB"]https://S E N S O RMviul1uaNB[/URL]
— ADDIE MS (@addiems) April 14, 2017 Djarot diusir dari masjid, itu refleksi krn menggunakan masjid sebagai tempat kampanye. Masih ada yg menganggap itu benar. Ajaib!
— Acin Muhdor (@perangdingin) April 14, 2017 Pengusiran Cak Djarot adalah bukti yang diucapkan Eep beberapa waktu lalu: gunakan masjid sebagai pusat mobilisasi #TolakCagubRadikal [URL="https://S E N S O RGZhkAVJVCE"]pic.twitter.com/GZhkAVJVCE[/URL]
— IG: ulinyusron (@ulinyusron) April 14, 2017 Djarot diusir dari masjid, SETELAH shalat Jumat oleh jamaah masjid. | Ahok gusur warga bukit duri & Kp Pulo SETELAH janji bangun kampung.
— Reiza Patters (@Reiza_Patters) April 14, 2017 Soal pengusiran Pak Djarot kemarin.Screenshot di gambar ke-4 dari sumber berikut: [URL="https://S E N S O RK9kYoLP2Fw"]https://S E N S O RK9kYoLP2Fw[/URL] [URL="https://S E N S O RIAfr4hCzWI"]pic.twitter.com/IAfr4hCzWI[/URL]
— Iqbal Farabi (@iqbal_farabi) April 15, 2017
Sekitar sebulan silam, Djarot juga sempat mengalami insiden serupa di Masjid At Tin, Jakarta Timur.

Ketika itu, Djarot hendak menghadiri acara peringatan Supersemar bertajuk "Zikir dan Salawat untuk Negeri". Walau mengantongi undangan, Djarot tetap diadang jemaah. Ia pun melempar senyum, meski mendapat sorakan macam "musuh", "munafik", dan semacamnya. Ia baru diizinkan masuk masjid setelah bernegosiasi.

Insiden-insiden pengadangan ini berkelindan riuh isu agama dalam Pilkada DKI 2017. Kubu Ahok-Djarot jadi sasaran isu negatif macam ini. Terutama, mengingat status Ahok sebagai pemeluk Kristen--berdarah Tionghoa--di wilayah mayoritas Muslim. Pun, Ahok sedang terbelit kasus dugaan penodaan agama.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...d-jami-al-atiq

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Lima berita menarik pekan ini

- Apa yang perlu Anda ketahui tentang KLHS Kendeng

- Harga tiket LRT Jabodebek maksimal Rp12 ribu

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.