Warga di Kabupaten Gowa sangat membutuhkan kehadiran bendungan menyusul peristiwa 'tenggelamnya' lima desa saat banjir lalu. Karenanya, Bendungan Jenelata masuk skala prioritas pemerintah pusat, tahun depan.

Wakil Bupati Gowa, Abdul Rauf Malaganni Karaeng Kio yang juga ketua tim pembebasan lahan bendungan menyebut, bendungan ini akan mencakup lima desa di Kecamatan Manuju. Lima desa yang akan dibebaskan adalah Desa Moncongloe, Bilalang, Tanah Karaeng, Pattallikang dan Desa Manuju. Desa ini akan menjadi lahan genangan bendungan itu.

"Kami berharap masyarakat dari desa ini bisa kerja sama, karena ini untuk kebaikan masyarakat juga," katanya sebagimana dilansir dari Fajar (Jawa Pos Group).

Bendungan Jenelata ini masuk empat bendungan yang ditawarkan pemerintah pusat ke Tiongkok. Nilai investasi proyek bendungan Jenelata di Gowa sekitar Rp1,63 triliun.

Dirjen Sumber Daya Air KemenPUPR, Imam Santoso menyebut pembangunan bendungan ini diupayakan sudah mulai berjalan tahun depan. "2018 kita optimis sudah jalan. Proses kerja sama dengan Tiongkok sudah dibicarakan," tandasnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel, Jufri Rahman mengatakan, untuk pembangunan bendungan ini mengandalkan anggaran pemerintah pusat.
"Bendungan Jenelata ini untuk menunjang program ketahanan pangan," ungkapnya, kemarin.

Sesuai dengan perencanaan, bendungan di Kecamatan Manuju ini memiliki kapasitas 224,72 meter kubik. Dan diharapkan bisa mengairi lahan seluas 24.400 hektare. Selain itu, bendungan ini jadi sumber pasokan air baku 3,12 meter kubik per detik dan sumber listrik 10,90 MW.

Bupati Gowa, Adnan Purichta IYL mengatakan, proyek pembangunan bendungan Jenelata sudah diusulkan sejak tahun lalu. "Hanya saja memang bendungan Kareloe dulu yang digenjot. Kemudian kalau jadi prioritas, itu sudah sejalan dengan keinginan Pemda Gowa dan kebutuhan masyarakat," jelasnya.(fjr/sad/JPG)

http://www.jawapos.com/read/2017/04/...jakan-tiongkok

dikerjakan gan