Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

welldone22Avatar border
TS
welldone22
Trip to Lombok
Lombok, Surganya Indonesia.

Awal dari perjalanan ini sebelumnya karena tertarik dengan postingan di beberapa forum dan blog yang membahas mengenai indahnya Lombok.
Awalnya sempet kepikiran untuk eksplore Lombok sendiri, ,,,tapi kalau sendiri pastinya mana enak…betul gak??? Hehehehe….
Akhirnya setelah cuap-cuap kesana dan kesini,,,nemu deh temen yang juga sama-sama pengen ekplore Lombok dan ternyata buanyak juga yang pengen banget pergi kesana….akhirnya kita semua sepakat untuk pergi di akhir bulan Desember 2014 ini, itung-itung sambil merayakan tahun baru di pinggir pantai,,,hahahaha…
Okeh…kita mulai deh ceritanya…..

Day 1 (26 Des)
Perjalanan pertama dimulai tanggal 26 Desember 2014, saya dengan teman yang lain sepakat untuk bertemu di ST. Senen Jakarta dengan menggunakan kereta Kertajaya pukul 14.10 WIB dan untungnya karena booking jauh-jauh hari dapet harga yang murah Rp. 50.000; sampai ST. Pasar Turi. Beruntung banget deh secara setelah cek lagi harganya udah sampe Rp. 140.000;
Lanjut lagi deh, setelah sampai di ST. Pasar Turi sekitar pukul 01.00 WIB disambut gerimis (padahal gerimisnya gak di undang hehehehe) sambil nunggu pagi kita semua tidur di deket loket dan beruntungnya gak cuman rombongan kita aja, masih banyak juga rombongan lain yang tidur di situ.

Day 2 (27 Des)
Setelah matahari mulai nongol kita semua sepakat untuk carter angkot ke St. Gubeng,,,setelah sepakat dengan supir angkotnya kita langsung meluncur St. Gubeng dan kena biaya Rp. 7000;/orang.
Di St.Gubeng nungggu lagi, karena kereta Sri Tanjung berangkat pukul 13.10….Dan entah kenapa kali ini kereta api yg katanya sudah tepat waktu malah ngaret..Tapi lumayan juga selama nunggu dapat hiburan pengamen yg ga minta saweran…setelah nunggu lama sampe jam 14.15 kereta Sri Tanjung akhirnya datang juga….
Karena ini kereta ekonomi pastinya udah tau dong kalau hobinya berenti di setiap stasiun dan sampai di
St.Banyuwangi Baru pukul 21.50 telat hampir 2 jam. Begitu nyampe di stasiun Banyuwangi Baru berasa disambut banget sama rombongan menteri Perhubungan yang keliatannya sih lagi sidak gitu. Keluar stasiun perjalanan dilanjut dengan berjalan kaki menuju pelabuhan Ketapang, sambil menolak godaan dari abang-abang angkot yang katanya berbaik hati bersedia mengantar kita menuju pelabuhan. Dan sukses lah semua tawaran itu kita tolak, Karena stasiun-pelabuhan cuma 300 meter bos.
Begitu sampai di stasiun dan ‘nitip’ tas sama salah satu teman yang gak doyan makan, mulailah saya dan teman yang lain berburu kuliner sekalian buat makan malam.
Setelah perut kenyang perjalanan kami lanjutkan kembali dengan menyeberang ke pulau dewata melalui pelabuhan Gilimanuk . Untuk naik kapal ferry Ketapang – Gilimanuk bayar tiket Rp8.000,- dan kita berlayar selama kurang lebih 1 (satu) jam.


Day 3 (28 Desember 2014)
Hari dimulai ketika kita sampai di pelabuhan Gilimanuk tepat pukul 02.00 WITA...Katanya penyeberangan Ketapang-Gilimanuk HANYA 1 jam. Tapi kita naik kapal jam 00.00 dan ketika sampai Gilimanuk sudah pukul 2.00....Bingung?..Tanya mbah google aj ye...
Di Gilimanuk kita ditunjukkan bis yg arah Padang Bai oleh seorang aparat TNI yg sedang bertugas. Didalam bis ukuran sedang ini terjadi ‘penyiksaan’ bagi teman2 yg memiliki kelebihan dg tinggi badan. Lutut nyangkut di sanderan kursi depan...Tapi sodara-sadare walopun ngomong bis sempit, buat dudukpun susah, masih pada bisa Ngorok. Kepalanya pake nimpa yang duduk disebelah...
Setelah menyusuri pantai barat pulau Bali, Melaya-Negara-Tabanan sampai Denpasar, singgah sebentar di terminal Mengwi (Mengwi ato Ubung?) bis melanjutkan perjalanan menuju Padang Bai. Dan pukul 8.00 sampailah di pelabuhan Padang Bai. Dan sebagian mereka berlarian turun bis karena mempunyai janji kencan dengan toilet.
Memperhatikan keadaan pelabuhan Padang Bai, TS yg sering melewati Merak-Bakauheni dan beberapa kali ke Ketapang-Gilimanuk merasa bahwa pelabuhan ini cenderung sepi. Tidak menunggu lama dan yg lain sudah menyelesaikan urusan kecilnya kita segera menaiki kapal Dharma Kencana III dg membayar Rp45.000,-. Selama perjalanan mulai digelar lapak UNO dan Vampire.
Karena kondisi kapal yg lumayan nyaman dg tersedia kamar berfasilitas mirip tempat tidur walopun cm beralas papan dan karpet bisa dimanfaatkan buat rebahan. Juga sekalian ada yg bersih2 alias mandi.
Tepat pukul 13.00 WITA kita sampai di pelabuhan Lembar, Lombok. Keluar pelabuhan cacing2 di perut mulai minta diperhatikan. Mulailah mata mencari2 tempat makan yg kira2 enak dan murah. Itu dia Target Locked, ditemukan sebuah warung makan di sisi kiri pintu pelabuhan. Dan buat TS pribadi ternyata dimulailah siksaan pertama buat makan di tanah Lombok ini. Apa yg terjadi sodara2??? Entah kenapa pemilik warung makan lupa dg pelajaran tentang kebersihan. Begitu banyak lalar beterbangan dan mendarat di hidangan. Bahkan ada yg tenggelam dan tewas di tengah2 lautan sambel. Dan juga mampir dlm piring makan TS. [yakss]

Setelah perut kenyang, mulai mencari angkot buat ke penginapan di Senggigi. Tawar menawar dimulai dg mas2 yg udah mengiringi kita mulai dr keluar pelabuhan td. Dia minta Rp50000, terus kurang jd Rp40000. Berhubung kita merasa dia ksh harga terlalu mahal kita ‘coba usir’ dia dg minta Rp15000...Dan benar dia kabur. Kita terus berjalan ke arah jalan raya sampai melihat sebuat toko swalayan I*******t. Dan ketemu jg dg mas ato abang yg berbaik hati mau mengantar kita ke Senggigi, tp minta duit Rp50000. Ditawar dg sadis dan kejam supaya mau ngantar kita ber-15 orang dg tarif Rp25000. Pake ngotot2an, kita tolak harga dia, malah terus diikuti. Tp kita diselamatkan saat sebuah Elf menghampiri dan menawarkan ke Mandalika. Elf ini langsung diusir oleh mas2 td. (mungkin ini yg dibilang angkot dg tarif Rp10000 dr Lembar ke Mandalika). Dan dia akhirnya sepakat mengantar kita sampai penginapan di Senggigi dg tarif Rp25000. [yihaa]

Akhirnya sampai juga di Lombok (baca: Senggigi), di sambut dengan cuaca yang cerah. Setelah istirahat sejenak di penginapan (kita sepakat untuk menginap di tempat yang berbeda yaitu di Pondok Sinta dan La Casa), sebagian terus jalan2 ke pantai sebagian lain memilih tetap di penginapan.
Malamnya kita keluar untuk mencari makan malam. Karena kembali menemukan lalat dlmhidangan TS cuma berani memesan indomie goreng pake nasi.



Day 4 (29 Desember 2014)
Hari ini kami semua sepakat untuk eksplore lagi kecantikan Lombok yang eksotis, dan ternyata memang Lombok memiliki tempat wisata yang luar biasa cantik dan indah sekali (harusnya orang Mataram sih bangga punya tempat yang indah dan mempesona).
OK lanjut lagi, tempat pertama yang kami kunjungi hari ini adalah Tanjung Ringgit dan Pantai Pink nun jauh di Jerowaru, Lombok Timur sana.
Karena jarak yg jauh dan jalanan yg rusak kami tidak berhasil menemukan travel yg bersedia mengantar ke pantai pink. Jadi kami terpaksa menyewa motor (60rb per motor) . Rute menuju Tanjung Ringgit yaitu Mataram - Praya - Jerowaru.Jadilah pagi pukul 9.30 dg konvoi 11 motor, bermodalkan petunjuk arah dr pemilik La casa homestay dan GPS kami meluncur membelah pulau Lombok menuju Jerowaru. Perjalanan di awali dg lancar walaupun sempat turun hujan. Karena turun hujan inilah terjadi kejadian 'lucu' dalam perjalanan ini saat Salah seorang teman ketinggalan istrinya di tengah perjalanan.
Memasuki Jerowaru kita mulai menyusuri jalanan yg berliku dan rusak. Lobang seukuran kubangan kerbau jd hidangan utama. Kubangan dan licin membuat beberapa teman terpeleset. Dan diselenggarakan bertemu dg penggembala kerbau. Suatu pemandangan yg langka.
Setelah berjuang dan jatuh bangun akhirnya sampai juga di tanjung ringgit. Suatu lukisan keindahan alam berupa tebing2 yg mempesona mengobati semua lelah. Disini jg bisa ditemukan mercusuar dan goa. Katanya goa raksasa, yg cukup indah tp berbau kelelawar.
Dari Tanjung ringgit, perjalanan dilanjutkan ke pantai pink. Dgn membayar Rp5.000,- per motor kita sudah diperbolehkan bermain air sepuasnya. Bahkan ada yg membawa pulang pasir pantai pink yg memang berwarna agak pink buat oleh2. Puas bermain air kita putuskan kembali ke penginapan di senggigi dg melewati Praya, dan sekaligus mencari makan malam. Dalam perjalanan pulang inilah kami mengenal yg namanya Nasi Balap. Nasi yang pedas nya ampun-ampunan deh, tapi kalau buat para pecinta pedes sih dijamin nampol ini pedesnya.






Day 5 (30 Desember 2014)
Seperti hari-hari sebelumnya, kita semua sepakat untuk eksplore lagi kencatikan pulau Lombok. Dan tempat yang dituju hari ini adalah Taman narmada dan pantai di lombok Selatan. Tepat jam 8.00 (waktu Lombok pastinya) mobil travel yang akan mengantar kita keliling sudah sampai di depan penginapan. La casa dengan sebuah long elf sedangkan pondok shinta dijemput avanza.
Perjalanan ke taman Narmada yang masih di lombok Barat menghabiskan waktu kira-kira satu jam, karena kita mampir dulu di swalayan dan ATM. Dengan membayar tiket Rp6000,- per orang mulailah foto2 didepan pura dan kolam di taman Narmada ini. Tidak berlama-lama kami segera meluncur ke arah selatan Lombok. Target pertama pantai Kuta. Sampai di pantai yg cukup ramai ini banyak yg langsung sakaw pengen nyebur. Tapi karena katanya ada lokasi yang lebih asik buat nyebur, terpaksa menahan diri. Dan kami cuma berfoto-foto narsis di Indahnya pantai dengan batu karang Yang menjulang tinggi. Sampai banyak yang rela memanjat batu karang setinggi 2 meter demi bisa selfie di atasnya.

Dari kuta dilanjutkan ke Tanjung aan. Kembali bertemu pantai dengan tebing tinggi yang sangat indah. Ditambah perahu yang sedang ditambatkan menghasilkan suatu lukisan alam yg sangat indah buat diabadikan dari balik lensa.
Puas berfoto dan selfie, kami kembali meluncur ke tujuan berikutnya. Tujuan yang ditunggu-tunggu karena katanya disini boleh main air. Pantai Mawun. Dan ternyata sesuatu yang ditunggu itu harus didapat dengan penuh perjuangan. Karena track jalan menuju pantai mawun melewati jalanan berliku memotong bukit yg cukup tinggi. Sehingga bis yg ditumpangi terlihat ngos-ngosan mendaki (lha emang manusia ngos2an). Sedangkan penumpang juga cemas, sanggup gak nih bis naik. Setelah diliputi ketakutan dan stress selama perjalanan (halah lebay) akhirnya kami sampai di pantai Mawun. Semua segera berlarian ke pantai untuk bermain air dan berfoto. Dan didapatkan berbagai pose mulai dr didalam air, pose anak pantai dan entah apalagi.

Puas di pantai mawun kita bergerak kembali ke Senggigi buat beristirahat sekaligus menantikan 2 orang teman yg akan menjadi rombongan terakhir bergabung dalam trip ini sehingga kita genap 22 orng.






Day 6 (31 Desember 2014)
Yeeeyyy hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya, tempat yang akan kami kunjungi hari ini tempatnya cukup dingin dan gak perlu pakai sunblock lagi nih.
Yups kami hari ini eksplore air terjun Sindang gile, dan tiket kesana masih cukup murah yaitu Rp. 5000;/orang.
Disana kami benar-benar merasa sangat puas dengan sejuknya udara pegunungan dan dinginnya air yang langsung dari gunung.



OK..setelah puas main-main air di bawah percikan air terjun Sindang Gile, kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menyusuri jalan yang medannya sangat mudah di lalui, niat awalnya sih pengen ke air terjun Tiu Kelep, tapi sayang sekali waktunya yang sangat tidak memungkinkan akhirnya kami hanya cukup puas dengan bermain di alian sungai di bawah air terjun Tiu Kelep.
Setelah puas bermain dengan air yang jenih dan segar, kita semua harus bergegas menuju pelabuhan untuk menyebang ke Gili Trawangan.
Tepat pukul 14.00 (kalau gak salah inget sih) Kami pun menyebrang dengan menggunakan perahu motor dengan tarif Rp.18.000;/orang. Sesampainya di Gili Trawangan kita semua bergegas mencari rumah yang sebelumnya sudah kita booking dari 1 (satu) bulan yang lalu.
Nah sayangnya rumah-rumah disana hanya memperbolehkan maksimal 9 orang dengan harga Rp.1.400.000/semalam dan jika ingin tambah orang maka harus tambah Rp.100.000;/orang.
Kami pun beistirahat karena sudah cukup lelah bermain air dan eksplore terowongan yang mengikuti aliran air. Oh iya untuk terowongan ini jika kalian berani kalian bisa menyusuri terowongan yang memang rutenya untuk mengalirkan air dari air terjun Tiu Kelep ke bawan (air terjun Sindang Gile), terowongannya cukup gelap tapi buat penyuka hal baru ini patut di coba deh.
Istirahatnya sudah cukup nih, waktunya have fun di pinggir pantai sambil menunggu pergantian tahun 2014 menuju 2015.


Day 7 (01 Januari 2015)
Baiklah hari ini kami ingin mlihat kecantikan bawah lautnya Gili, kita semua naik perahu untuk keliling 3(tiga) Gili, sudah include biaya snorkeling dan waktu itu kami kena di harga Rp.80.000; untuk life jacket dan kaca mata snorkeling dan kalau mau tambah pakai kaki katak harus bayar lagi Rp.20.000;/orang.
OK kapal yang kami tumpangi rupanya sudah siap-siap berangkat nih, dan berisikan penumpang kira-kira 50 orang.
Spot pertama yang kami kunjungi adalah Gili Trawangan sebelah Timur, disana spotnya kalau menurut kami sih kurang cantik karena terumbu karangnya hampir semua kurang cantik dan ikan-ikannya pun yah biasa saja.
Lanjut ke spot kedua yaitu Gili Meno, naah disini spot snorklingnya lumayan nih dengan terumbu karang yang masih cantik dan ikan-ikan yang mempesona menggoda kami semua untuk langsung nyemplung dan menghampiri ikan-ikan yang cantik itu.
Singkat cerita kami semua lanjut ke spot yang ketiga yaitu Gili Air, naah di tempat ini kami semua di beri waktu untuk makan kira-kira 30 menit deh, di Gili Air tempatnya tentu tidak seramai Gili Trawangan tapi pantai dan pasir putihnya mampu banget menghipnotis semua pengunjung untuk berlama-lama di sana.setelah puas makan kita semua lanjut ke spot snorkeling nih, dan OMG disini lokasinya sangat cantik dan mempesona banget bahkan lebih cantik dari Gili Meno lho, terumbu karang yang berbagai macam ukuran dan jnisnya, ikan-ikan disana juga gak malu-malu untuk menghampiri kapal kami. Nah buat yang gak bisa snorkeling gak usah khawatir karena kapal yang kami tumpangi saat itu dasarnya di lapisi kaca jadi masih bisa menyaksikan keindahan dasar laut juga. Tapi sayangnya waktu itu arusnya cukup kencang jadi kalau gak hati-hati bisa kebawa tuh sama arus laut.
Snorkeling sudah, makan sudah saatnya kami semua kembali ke Gili Trawangan dan tanpa mengenal lelah kami langsung jalan-jalan di pinggir pantai, dan buat yang gak mau jalan bisa juga koq sewa sepeda atau naik delman (untuk harganya sih berfariasi mulai dari Rp.50.000; untuk sewa sepeda).
Tapi kami sih gak mau deh kalau gak merasakan pasir pantai, terpaan angin pantai dan tentunya deburan ombak, banyak sekali tempat yang sangat cantik untuk dijadikan lokasi ber-selfie ria.
Dan benar saja ritual selfie memang tidak bisa terlewatkan selama kami di Gili Trawangan.

Day 8 (02 Januari 2015)
Wah ini nih last day kami di Gili Trawangan, dan rasanya sangat berat untuk meninggalkan lokasi yang cantik itu.
Kita semua tiba di pelabuhan pukul 8.00 Dan tiket penyebrangan dari Gili Trawangan menuju pelabuhan Bangsal Rp. 18.000;/orang.
Dan sesampainya di pelabuhan Bangsal kita semua langsung disambut mobil sewaan yang akan mengantar kami semua keliling untuk berburu oleh-oleh (karena ada teman kami yang memang masih pengen cari oleh-oleh nih). Selesai berburu oleh-oleng langsung kami diantar ke pelabuhan Lembar Dan gak lama nunggu kapal fery yang akan mengantar kami ke Bali pun muncul.
Sayangnya perjalanan kembali ke Bali disambut dengan cuaca yang kurang bersahabat, selain gelombang yang cukup besar hujan juga gak henti-hentinya turun.
Perjalanan menuju bali memakan waktu kurang lebih 8 jam.
Singkat cerita sampai lah kami semua di pelabuhan Padang Bai pada pukul 01.00 dini hari.

Day 9 (03 Januari 2015)
Awalnya kami pikir masih ada angkutan umum yang menuju Pelabuhan Gilimanuk, tapi ternyata kami salah dugaan, disana banyak kendaraan pribadi yang menawarkan jasanya ke GIlimanuk tapi kami tadak ambil karena harga yang mereka tawarkan cukup mahal.
Setelah ngobrol-ngobrol dengan salah seorang supir, akhirnya kami tawari untuk di antar ke terminal Ubung dan langsung di antar ke pelabuhan GIlimanuk.
Wah apes juga nih disini, kami semua merasa tertipu oleh oknum supir tadi, yang kami kira sewa bis untuk rombongan kami semua ternyata supir bisnya marah-marah dengan alasan oknum supir tadi kurang kasih setoran. Duuhh untung saja kami semua tetep bisa di antar ke pelabuhan Gilimanuk dengan perjalanan yang super ngebut dan hujan yang cukup deras sampai sebagian tas yang di taro di atas atap bis basah kuyup.
Baiklah singkat cerita sampai juga di pelabuhan Gilimanuk pukul 02.30 WITA Dan seperti sebelumnya kami pun gak usah menunggu lama untuk dijemput kapal yang akan mengantar kami ke pelabuhan Ketapang dan sesampainya di pelabuhan Ketapang kira-kira pukul 03.00 dini hari.
Kami pun melanjutkan dengan berjalan kaki ke St. Banyuwangi dan menggunakan kereta yang pukul 06.30, perjalanan menuju St. pasar turi kira-kira memakan waktu 6 s/d 7 jam.
Kami sampai di St. pasar turi pukul 13.30 WIB dan kami pun sempatkan untk mencari makan dan oleh-oleh sejenak karena kereta yang akan mengantar kami kembaIi ke Jakarta pukul 20.45.


Day 10 (04 Januari 2015)
Kereta api Kertajaya yang mengantar kami dari St. Gubeng menuju St. Pasar Senen berangkat tepat waktu. Dan malam pun kami semua habiskan untuk perjalanan menuju Jakarta.
Sampai di Jakarta kira-kira pukul 07.30 pagi.
Dan inilah akhir dari petualangan kami yang seru, dan rasanya kami ingin kembali lagi, lagi dan lagi.
Kami pun berpisah dan menuju rumah kami masing-masing.

Yang itulah sepenggal cerita petualangan kami yang seru di Lombok, tempat yang cantik dan indah, dan selayaknya kita semua bangga menjadi warga Negara Indonesia, karena Indonesia memiliki tempat-tempat yang indah dan sangat eksotis.
See you di cerita perjalanan kami selanjutnya ya..
Salam Back Packer.








Diubah oleh welldone22 22-01-2015 17:56
0
3.6K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cerita Pejalan Domestik
Cerita Pejalan Domestik KASKUS Official
2.1KThread2.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.