Udah seringkan kita denger seruan kaya gini? tapi pada kenyataannya belum semua melakukannya, hanya sebagian orang yang sudah merasa bertanggung jawab saja. Mengapa demikian? Karena belum banyak tersedianya fasilitas tempat sampah dan pembuangannya. Iya tempat sampah gan! Memang di kota-kota besar sudah banyak tempat sampah umum, tapi nyatanya belum semua ada di titik-titik yang diperlukan tempat sampah. Bagaimana jika di daerah terpencil atau kabupaten atau desa-desa? Tiap rumah pasti memiliki tempat sampah, tapi masih banyak loh yang belum ada tempat pembuangan akhirnya. Walaupun awal sudah ditempatkan ditempat sampah, tapi jika sudah terkumpul dibuang kemana jika bukan sungai yang mengalir dengan gratis atau dibakar yang menyebabkan polusi. Yaps! disini Pemerintah juga berperan loh, ya RT dan RW setempat lah terlebih dahulu, sudah banyak kota-kota besar yang tiap RT/RWnya sudah mempunyai kas dana sendiri untuk membayar orang pengambil sampah untuk ditempatkan di pembuangan akhir. Tapi bagi RT/RWnya yang tidak aktif? Masyarakat miskin atau menengah kebawah sendiri suka bingung dengan sampah yang sudah terkumpul mau diapakan, karena fasilitas pembuangannya sendiri belum tersedia. Banyak masyarakat yang sudah ingin berubah lebih baik tapi apa daya, mereka tak mampu untuk membayar orang tukang sampah.Nah sekarang back to Pemerintah, perannya disini menyediakan tempat pengolahan limbah sampah seperti Negara Maju lainnya. Dengan begitu, semua elemen masyarakat dapat bergotong royong untuk sampah yang tidak berceceran dan tidak jelas mau dibuang kemana.

2 Hal tersebut memang saling berkaitan tapi ane bahas transportasi dulu, transportasi disini efeknya yaitu macet. Jelas macet dan semrawut, banyaknya masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi terutama motor. Sebenarnya masalah ini bisa berkurang loh jika Pemerintah membantu didalamnya, seperti mengurangi import kendaraan pribadi dan membuat fasilitas yang layak untuk kendaraan umum. Memang masyarakat sangat butuh kendaraan untuk saat ini dikarenakan sulitnya akses kesana-kesini, wajar saja kendaraan umum hanya melewati tempat-tempat tertentu saja. Jika saja pemerintah membuat transportasi umum yang layak dan mencakup wilayah-wilayah terpencil, membuat trotoar yang layak, membuat jalan yang mulus. Pasti deh dengan sendirinya masyarakat akan mengikuti perubahan tersebut, apalagi kalau harga bensin melejit tinggi dan naik transportasi umum murah meriah. Masyarakat itu mengikuti sebenarnya, karena sekarang belum layak jadi ya terpaksa deh pakai kendaraan pribadi, karena lebih cepat, nyaman, mudah aksesnya, dan murah yang pasti. Lalu, masalah lalu lintas. Banyak kan pengendara yang suka melanggar dan mengabaikan begitu saja, karena ada tanggapan orang Indonesia "Adanya peraturan untuk di langgar" dan "Ngikut umum aja" Nah jadi kesadarannya masih sangat kecil gan. Banyak yang melihat orang inilah itulah, susah buat sadar diri. Pak Polisi sebagai aparat hukum yang selalu menjaga dan mengayomi masyarakat sampai di cap mata duitan karena tukang tilang.

Tingkat pengangguran di Indonesia itu lumayan tinggi loh dibanding negara-negara tetangga, karena memang kurangnya pendidikan. Pemerintah sudah bekerja keras untuk ini, dengan gratis biaya sekolah wajib 12 tahun. Hal ini tetap saja dianggap sepele bagi sebagian orang terutama orang yang tidak mampu, mereka memilih bekerja di usia dini karena memang biaya sekolah yang mahal bagi sebagian orang. Inovasi-inovasi pemuda jempolan sudah banyak sekarang, tapi semua itu belum mencakup semua elemen. Contoh pekerjaan di Dunia Maya / Internet seperti Endorse, Yutuber, OlShop, Blogger, dsb. Tapi jika yang gaptek? hanya bisa kerja serabutan atau buruh pabrik saja, Masyarakat lebih memilih bekerja di Ibu Kota untuk mengadu nasib atau keluar Negeri untuk mendapatkan gaji yang besar. Sebenarnya bukan hanya perlu memberikan lowongan pekerjaan saja, tapi harus membuat inovasi pelatihan kerja gratis agar bisa mencakup semua elemen masyarakat agar bisa bekerja lebih baik lagi tidak hanya bekerja itu-itu aja.

Korupsi selalu menempati tingkat atas topik yang menjadi masalah di pemerintahan, masih banyak pejabat yang korupsi. Masyarakat selalu dibuat resah dengannya, mulai dari Korupsi tingkat kecil hingga skala besar yang menggerogoti dana negara hingga triliunan rupiah. Miris memang, Sebenarnya ane pribadi bertanya-tanya kenapa Korupsi selalu terjadi di Negeri nan Indah ini? Hukuman yang ringan mungkin salah satu kenikmatan bagi para Koruptor di negeri ini untuk selalu melakukannya, beda seperti di negara Cina ataupun Korea Utara yang hukumannya sangat berat hingga ada yang di hukum mati untuk kasus korupsi. Kalau kata ane hukumannya misal si Koruptor mengKorupsi dana lebih dari 1 M, harta dan hasil korupsinya dikuras habis hingga tidak bisa dinikmati keluarganya juga. Penjara sih cukup 1 tahun aja cukup, nah pas keluar udah miskin tuh gabisa ngapa-ngapain.

Zaman sudah berkembang pesat terutama tekhnologi di Nusantara, berita HOAX & SARA bisa membuat heboh yang menyebar di Internet dan Dunia Maya. Peran Media seperti Televisi di Indonesia kurang memberikan tayangan yang membuat masyarakat cerdas, tapi cenderung membodohi seperti acara-acara gosip dan reality show tapi not real. Ataupun sinetron-sinetron percintaan yang judul dan pemainnya itu-itu aja, sebenarnya jika tayangan televisi di Indonesia berisi konten-konten bermutu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Tapi apalah daya, pertelevisian juga bekerja atas dasar masyarakat itu sendiri. Ane pernah baca alasan kenapa banyak acara-acara tidak bermutu berseliweran, karena eh karena itu dari minat masyarakat sendiri. Masyarakat di Indonesia emang suka acara-acara yang begituan, apalagi orang-orang yang berpendidikan rendah. Banyak juga yang bilang Internet lebih dari TV, tapi nyatanya tidak juga. Internet malah lebih parah, karena konten-kontennya bebas untuk dibuka semua orang. Apa yang Pemerintah bisa lakukan? Stop penyangan acara tak bermutu, filter konten-konten hoax dan porno di Indonesia.