fanofbenbruceAvatar border
TS
fanofbenbruce
Beno dan Erin
Erin Dan Beno (Sebuah Kisah Cinta Tidak Sempurna)

Uang memang bukan segalanya, tapi uang bisa memudahkan segalanya.

Pov Beno
Namanya Erin, Erinda Rizky Wijaya seorang wanita spesial di hati gue. Ini tahun keempat sejak gue terakhir kali bertemu dengannya. Erin, dia adalah semua ceritaku, dia adalah nyawa dari semua kisah-kisahku.
Namaku Subeno, panggil aja Beno. Seorang laki-laki biasa berusia 28 tahun dan masih lajang. Banyak orang yang bertanya, mengapa Beno always jomblo. Padahal hidupnya enak. Gue cuma bisa senyum, dalam hati gue menjawab, karena ditinggal nikah seorang gadis benama Erin. Erin yang gue cintai, tapi dia ga pernah tau betapa gue mencintainya. Betapa tiap malem doa gue selalu buat dia. Dan betapa dia adalah semangat gue buat memperbaiki hidup gue. Gue adalah Beno dan dia adalah Erin. Terakhir kali gue liat di facebooknya dia pasang foto tunangan. Jelas sama yang tajir juga. Dalam sinetron mungkin lo bisa liat kalo jodoh si kaya adalah si miskin. Si kaya sampe rela buat nentang keluarganya, atau mutusin pacarnya yang cakep dan juga kaya, untuk bisa hidup dengan si miskin. Buat gue kisah cinderella adalah kisah sedih. Betapa si Cinderella tiap hari di siksa dengan pekerjaan berat dan mungkin ga manusiawi. Terus dia ketemu dengan pangeran, katanya happy ending, tapi kita ga pernah tau apakah si Cinderella pernah di poligami atau tidak. Dan kejadian di real life, si kaya harus merit dengan si kaya juga supaya dia dan keturunannya bisa survive sama kekayaan

Mereka, walau ga semua orang kaya kaya gitu. Tapi kebanyakan. Banyak juga orang yang idupnya pas-pasan kaya gue bisa nikahin orang kaya. But, dalam kehidupan sehari-hari mereka menjelma jadi seorang asisten rumah tangga berstatus Suami/Istri. Dan gue ga mau kaya gitu, manusia punya harga diri. Dan buat gue harga diri itulah yang harus dipertahankan. Gue bukan orang yang sombong, siapa sih gue sampe harus sombong segala, apalagi gue juga ga punya apa-apa. Gue cuma ga mau, diri gue yang berharga ini diinjek-injek orang. Semua manusia berharga dan harus belajar menghargai dirinya sendiri, begitu kalo menurut gue. Hari ini gue menghabiskan waktu long weekend gue di rumah. Ini rumah gue sendiri dan gue juga tinggal sendiri. Gue emang biasa mandiri dan menyepi. Semakin mature gue, gue makin suka menyepi, gue lebih suka dikamar, ngurusin bisnis online gue sambil dengerin musik atau sesekali nonton film dan join internet forum.

"Drrttt drrrttt ddrrrt ddrrrrrttt" Handphone gue bergetar, dan pasti panggilan, sms atau chat bukan dari cewe. Udah 6 tahun gue ga pernah maen-maen sama cewe. Dalam layar hape tertulis kata "MONYET".
"Yo nyet."
"Dimana lo zink?" Katanya di tengah suara bising.
"Rumah, baru bangun."
"Abis ngebok*p lo ya, buruan ke tempat biasa, pokoknya gue tunggu."
Tut...tut...tut..
Kebiasaan...
Namanya Fajri, sahabat sekaligus temen kerja gue. Dia biasa gue panggil monyet. Dan dia biasa manggil gue anzink. Katanya sih biar terjadi keseimbangan di alam semesta makanya
Dia manggil gue gitu. Umurnya 3 taun dibawah gue. Suka gonta-ganti pacar, terakhir pacarnya adalah seorang SPG mobil yang tatonya dimana-mana dan ekspresi mukanya selalu siap menerkan dan selalu nantangin berantem dalam tanda kutip. Gue melirik jam di desktop komputer. Jam 7 malem, gue bergegas cuci muka dan siap-siap menuju Laws*n yang ga jauh dari rumah. Bukan cuma abg alay, kaum uzur seperti gue pun kadang lebih seneng nongkrong di Lawson.

Lawson Kota Wisata, malam itu

Beno memarkir sepeda motornya di depan Lawson, matanya menerawang mencari keberadaan Fajri. Ternyata dia duduk di pojok bersama dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan, ia tak tau siapa mereka, karena keduanya memunggunginya. Ia masuk ke dalam toko. Memesan minuman dan snack favoritnya. Kemudian bergabung dengan mereka.
"Woy, serius amat." Ia menepuk baju Fajri.
"Anjrit lo dateng ga ada suaranya. Lo inget ga No ini siapa?" Fajri menunjuk pada pasangan di depannya. Si wanita sih Beno kenal, dia Irene, teman baik mereka di masa kuliah dulu. Dan si laki-laki gendut brewokan, Beno mengamatinya sangat lama.
"Sialan, Ical kok lo berubah banget sih. Kok bisa gendut gini." Beno menepuk pundaknya.
"Kebanyakan kerja di dapur nih gue. Anak teknik yang kerjanya salah jurusan." Katanya tersipu-sipu, padahal dulu pas masa kuliah dia yang paling semangat soal ngajak anak-anak fitness dan membentuk tubuh. Setelah bekerja takdir berkata lain. Beno adalah yang paling senior di situ. Dia mahasiswa abadi.

Dia manggil gue gitu. Umurnya 3 taun dibawah gue. Suka gonta-ganti pacar, terakhir pacarnya adalah seorang SPG mobil yang tatonya dimana-mana dan ekspresi mukanya selalu siap menerkan dan selalu nantangin berantem dalam tanda kutip. Gue melirik jam di desktop komputer. Jam 7 malem, gue bergegas cuci muka dan siap-siap menuju Laws*n yang ga jauh dari rumah. Bukan cuma abg alay, kaum uzur seperti gue pun kadang lebih seneng nongkrong di Lawson.

Lawson Kota Wisata, malam itu

Beno memarkir sepeda motornya di depan Lawson, matanya menerawang mencari keberadaan Fajri. Ternyata dia duduk di pojok bersama dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan, ia tak tau siapa mereka, karena keduanya memunggunginya. Ia masuk ke dalam toko. Memesan minuman dan snack favoritnya. Kemudian bergabung dengan mereka.
"Woy, serius amat." Ia menepuk baju Fajri.
"Anjrit lo dateng ga ada suaranya. Lo inget ga No ini siapa?" Fajri menunjuk pada pasangan di depannya. Si wanita sih Beno kenal, dia Irene, teman baik mereka di masa kuliah dulu. Dan si laki-laki gendut brewokan, Beno mengamatinya sangat lama.
"Sialan, Ical kok lo berubah banget sih. Kok bisa gendut gini." Beno menepuk pundaknya.
"Kebanyakan kerja di dapur nih gue. Anak teknik yang kerjanya salah jurusan." Katanya tersipu-sipu, padahal dulu pas masa kuliah dia yang paling semangat soal ngajak anak-anak fitness dan membentuk tubuh. Setelah bekerja takdir berkata lain. Beno adalah yang paling senior di situ. Dia mahasiswa abadi.

Tapi beda kampus, mereka kenal karena satu kost-kostan. Beno memilih kost agak jauh dari kampus karena lebih murah. Kost-kostan dekat kampus Beno kebanyakan per tahun dan mahal.

"No, kemana aja sih, kalo ngumpul ga pernah ikut. Dihubungin juga susah, udah kaya buronan polisi aja.." Celetuk Irene, Beno cuma tersenyum.
"Gue sibuk kerja Rene, Kan diantara kalian gue yang kuliahnya ga pake kelar. Jadi gue setidaknya harus lebih kerja keras dari kalian.

"Banyak tau yang nanyain lo, terutama si Bayu tuh. Oia No, Bayu nganggur tuh, bentar lagi dia paling dateng. Kalo lo ada channel bantuin lah. Kasian dia dari lulus 2 taun lalu belom kerja. "

Lah kok bisa, bukannya IPK si pelor itu cumlaude mulu.

"Iya No cumlaude mulu, tapi lo kan tau dia bocahnya pelor. Idupnya lemeessss banget kaya orang ga niat."

Timpal Fajri, bener juga si Bayu bisa tidur lebih dari 24 jam kalo lagi libur. Orangnya kurus, ceking dan keriting, di matanya ada mata pandanya gitu. Bukan karena kurang tidur tapi karena kebanyakan tidur. Makanya dia di panggil si Pelor.

"Masih pacaran ama si Sasha dia?" Tanya gue pada Irene dan Ical.

"Udah putus lama, si Sasha ga tahan Bayu nganggur mulu. Dia udah nikah ama temen kerjanya. Komplitlah sudah derita hidup Bayu, Jomblo pengangguran di tinggal kimpoi. Ampe bosen kita sama si Erin yah denger curhatan si Bayu." Jawab Ical.

Deg.. Erin.
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
9.5K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.