- Beranda
- Berita dan Politik
Warga Gunung Ibul Mengeluh, Rehab Plafon Masjid Habiskan Rp 1 Miliar
...
TS
berita378
Warga Gunung Ibul Mengeluh, Rehab Plafon Masjid Habiskan Rp 1 Miliar
Quote:
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Masjid Al Hidayah di Jalan Swadaya RT 02 RW 01 Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur.
Quote:
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Dugaan penyelewengan dalam pembangunan dan rehab sejumlah masjid di lingkungan pemerintah kota Prabumulih, satu per satu terus terbongkar.
Jika sebelumnya pembangunan atau rehab masjid An Nur dan Al Hijriah diduga tumpang tindih serta tidak sesuai rencana anggaran biaya, kali ini giliran rehab masjid Al Hidayah di Jalan Swadaya RT 03 RW 01 Dusun Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur yang dikeluhkan pengurus masjid maupun masyarakat.
Penyebabnya, realisasi pembangunan tidak sesuai dengan anggaran yang dikucurkan melalui APBD 2016 yakni sebesar Rp 1,076 miliar. Sementara yang dibangun hanya pemasangan plafon PVC dan pengecatan terali pagar keliling masjid serta pembelian bola lampu.
Parahnya, dalam pelaksanaanya proyek pembangunan yang dilelang itu tidak memasang papan proyek serta tidak transparan mengenai dana dan perusahaan pemenang tender. Tidak hanya itu, selama pengerjaan proyek tidak ada koordinasi atau memberitahu pengurus masjid maupun Ketua RT, RW, lurah dan masyarakat setempat.
"Kami baru tahu kalau rehab pemasangan plafon dan pengecatan pagar masjid pada 2016 lalu mencapai Rp 1 miliar, kami nilai tidak wajar sekali dana yang dianggarkan dengan yang dikerjakan," ungkap Bendahara pengurus masjid al hidayah, H Sulaidi ketika diwawancarai di masjid , Rabu (5/4/2017).
Menurut Sulaidi, selama pelaksanaan rehab, perusahaan pemenang tender tidak memasang papan proyek dan tidak memberitahu pengurus masjid terkait anggaran, perusahaan apa dan masa pengerjaan berapa lama.
"Selama sebulan setengah mengerjakan tidak ada papan dan koordinasi, kami kaget saja dananya besar kok hanya ganti plafon saja, kalau tahu demikian bisa bangun
masjid dua tingkat," bebernya menyesalkan jika dalam pelaksanaan dana diselewengkan.
Lebih lanjut Sulaidi mengatakan, jika memang ada dugaan penyelewengan dalam pembangunan atau rehab masjid Al Hidayah terebut, pihaknya meminta agar Kejaksaan Negeri Prabumulih melakukan pengusutan tuntas.
"Kami siap berikan keterangan apa adanya, kami minta diusut tuntas. Kalau mau cari duit jangan dari pembangunan masjid , malahan harus disumbangkan semua," keluhnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua RW 01 Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan
Prabumulih Timur, Zainal Rahmad kepada wartawan.
Menurut Zainal, rehab plafon masjid yang dikerjakan pihak ketiga jika dibandingkan dengan total anggaran yang ada tidak sesuai, terlebih anggaran dikucurkan pemerintah mencapai Rp 1 miliar lebih.
"Rehab dilakukan hanya pemasangan plafon PVC, diperkirakan hanya menggunakan anggaran Rp 300 juta baik di dalam maupun di luar masjid , sementara anggaran cukup besar," ungkapnya seraya mengatakan pemasangan plafon PVC per meter hanya Rp 250 ribu berikut rangka.
Untuk itu Zainal bersama warga mempertanyakan, sisa dana dalam pembangunan masjid yang dinilai cukup besar.
"Yang dipertanyakan dimana sisanya, masa pasang plafon saja Rp 1 miliar lebih. Bangun masjid ini saja dibangun tidak sampai Rp 1 miliar, untuk itu kami harap kejaksaan usut tuntas masalah ini, ini rumah ibadah masa masih mau dikorupsi," bebernya.
Sementara, Kepala Dinas PU Pemkot
Prabumulih, M Sufi ST beberapa waktu lalu menuturkan tidak benar ada pembangunan serta rehab masjid fiktif atau diselewengkan.
"Tidak mungkinlah, itu masjid , pembangunan sesuai dengan ketentuan, memang ada beberapa masjid yang kami CCO kan atau kami alihkan sesuai kebutuhan masjid masing-masing," bebernya.
Seperti diketahui, pembangunan masjid Al Hidayah di Jalan Swadaya RT 02 RW 01 Dusun Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur di halaman http:lpse.kotaprabumulih.go.id, nilai pagu paket yang dikeluarkan untuk melakukan pembanguna masjid tersebut sebesar Rp 1.462.500.000.
Sementara untuk nilai HPS paket sebesar Rp 1.076.845.000 yang dimenangkan oleh CV Agung Mandiri setelah mengalahkan 8 peserta lainnya.
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Dugaan penyelewengan dalam pembangunan dan rehab sejumlah masjid di lingkungan pemerintah kota Prabumulih, satu per satu terus terbongkar.
Jika sebelumnya pembangunan atau rehab masjid An Nur dan Al Hijriah diduga tumpang tindih serta tidak sesuai rencana anggaran biaya, kali ini giliran rehab masjid Al Hidayah di Jalan Swadaya RT 03 RW 01 Dusun Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur yang dikeluhkan pengurus masjid maupun masyarakat.
Penyebabnya, realisasi pembangunan tidak sesuai dengan anggaran yang dikucurkan melalui APBD 2016 yakni sebesar Rp 1,076 miliar. Sementara yang dibangun hanya pemasangan plafon PVC dan pengecatan terali pagar keliling masjid serta pembelian bola lampu.
Parahnya, dalam pelaksanaanya proyek pembangunan yang dilelang itu tidak memasang papan proyek serta tidak transparan mengenai dana dan perusahaan pemenang tender. Tidak hanya itu, selama pengerjaan proyek tidak ada koordinasi atau memberitahu pengurus masjid maupun Ketua RT, RW, lurah dan masyarakat setempat.
"Kami baru tahu kalau rehab pemasangan plafon dan pengecatan pagar masjid pada 2016 lalu mencapai Rp 1 miliar, kami nilai tidak wajar sekali dana yang dianggarkan dengan yang dikerjakan," ungkap Bendahara pengurus masjid al hidayah, H Sulaidi ketika diwawancarai di masjid , Rabu (5/4/2017).
Menurut Sulaidi, selama pelaksanaan rehab, perusahaan pemenang tender tidak memasang papan proyek dan tidak memberitahu pengurus masjid terkait anggaran, perusahaan apa dan masa pengerjaan berapa lama.
"Selama sebulan setengah mengerjakan tidak ada papan dan koordinasi, kami kaget saja dananya besar kok hanya ganti plafon saja, kalau tahu demikian bisa bangun
masjid dua tingkat," bebernya menyesalkan jika dalam pelaksanaan dana diselewengkan.
Lebih lanjut Sulaidi mengatakan, jika memang ada dugaan penyelewengan dalam pembangunan atau rehab masjid Al Hidayah terebut, pihaknya meminta agar Kejaksaan Negeri Prabumulih melakukan pengusutan tuntas.
"Kami siap berikan keterangan apa adanya, kami minta diusut tuntas. Kalau mau cari duit jangan dari pembangunan masjid , malahan harus disumbangkan semua," keluhnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua RW 01 Kelurahan Gunung Ibul Kecamatan
Prabumulih Timur, Zainal Rahmad kepada wartawan.
Menurut Zainal, rehab plafon masjid yang dikerjakan pihak ketiga jika dibandingkan dengan total anggaran yang ada tidak sesuai, terlebih anggaran dikucurkan pemerintah mencapai Rp 1 miliar lebih.
"Rehab dilakukan hanya pemasangan plafon PVC, diperkirakan hanya menggunakan anggaran Rp 300 juta baik di dalam maupun di luar masjid , sementara anggaran cukup besar," ungkapnya seraya mengatakan pemasangan plafon PVC per meter hanya Rp 250 ribu berikut rangka.
Untuk itu Zainal bersama warga mempertanyakan, sisa dana dalam pembangunan masjid yang dinilai cukup besar.
"Yang dipertanyakan dimana sisanya, masa pasang plafon saja Rp 1 miliar lebih. Bangun masjid ini saja dibangun tidak sampai Rp 1 miliar, untuk itu kami harap kejaksaan usut tuntas masalah ini, ini rumah ibadah masa masih mau dikorupsi," bebernya.
Sementara, Kepala Dinas PU Pemkot
Prabumulih, M Sufi ST beberapa waktu lalu menuturkan tidak benar ada pembangunan serta rehab masjid fiktif atau diselewengkan.
"Tidak mungkinlah, itu masjid , pembangunan sesuai dengan ketentuan, memang ada beberapa masjid yang kami CCO kan atau kami alihkan sesuai kebutuhan masjid masing-masing," bebernya.
Seperti diketahui, pembangunan masjid Al Hidayah di Jalan Swadaya RT 02 RW 01 Dusun Gunung Ibul Kecamatan Prabumulih Timur di halaman http:lpse.kotaprabumulih.go.id, nilai pagu paket yang dikeluarkan untuk melakukan pembanguna masjid tersebut sebesar Rp 1.462.500.000.
Sementara untuk nilai HPS paket sebesar Rp 1.076.845.000 yang dimenangkan oleh CV Agung Mandiri setelah mengalahkan 8 peserta lainnya.
0
3.8K
Kutip
47
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.2KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya