Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cecil757Avatar border
TS
cecil757
Piton Ganas Pelahap Akbar Masih Ada 5 Ekor Lagi
Piton Ganas Pelahap Akbar Masih Ada 5 Ekor Lagi

MAMUJU TENGAH (IGS BERITA) — Astaghfirullah aladziiim… ternyata, jenis ular piton ganas yang pekan lalu melahap Akbar bin Ramli (25) itu disebutkan warga masih ada 5 ekor lagi di daerah perkebunan sawit Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Maka, para petani sawit di daerah itu pun sementara ini merasa takut untuk berangkat ke kebunnya.

Abidin, salah seorang di antara puluhan warga yang terlibat melumpuhkan ular pelahap Akbar itu, Senin (27/3) malam, mengakui, hewan raksasa tersebut tergolong ganas. “Ganas memang ini ular,” katanya kepada wartawan di lokasi kejadian, Kamis (30/3).

Pada kesempatan itu, Abidin —bersama Adhan Andi Sirajuddin (45) yang merupakan paman almarhum Akbar, dan Abdul Rahim (kakak ipar Akbar)— menemani wartawan menginvestigasi lokasi kejadian.

Piton Ganas Pelahap Akbar Masih Ada 5 Ekor Lagi

“Karena (ular piton itu) kayak hitam kecoklatan, tidak seperti piton yang sebelumnya ditemukan,” kata Abidin menjelaskan alasan ular tersebut termasuk kategori ganas.

Ia, yang juga berprofesi sebagai petani sawit, mengaku sering mendapati ular piton di kawasan tersebut.

“Saya juga pernah dapat ular yang memangsa babi. Biar (ular piton itu) diinjak kepalanya, tidak goyang. Tapi ini yang menelan Akbar, melawan waktu dilumpuhkan,” cerita Abidin.

Ia memperkirakan, ular piton maut itu hampir saja masuk ke perkampungan warga mencari mangsa.

“Karena ular tersebut merupakan jenis ular pemangsa yang ganas, memiliki ciri hitam kecoklatan,” katanya.

Ular itu pun, lanjut Abidin, cukup kebal senjata tajam. “Lebih sepuluh kali kami tombak, belum dimakan (tidak mati),” ujarnya.

Setelah berpuluh-puluh kali menyerang ular dengan senjata tajam, barulah ia lumpuh, mati.

BACA JUGA: [VIDEO] Tragika Akbar yang Ditelan Bulat Ular Piton

Abidin pun berkisah, warga daerah Desa Salubiro, terutama pekebun sawit, kerap dililit ular piton. “Tapi tidak ada yang sampai ditelan,” katanya.

Kakak ipar Akbar, Abdul Rahim, mengatakan, kemungkinan ular pemangsa adiknya itu merasa terganggu.

“Karena ekor ular tersebut ternyata sudah hilang (terpotong), diperkirakan sekitar 20 sentimeter,” kata Abdul Rahim.



Masih Ada 5 Ekor

Menurut Adhan Andi Sirajuddin, ada tujuh ular piton raksasa di perkebunan sawit Salubiro yang warga ketahui.

“Ada tujuh ekor ular piton besar yang menyebar, dan baru dua yang berhasil dibunuh, termasuk yang menelan Akbar,” katanya.

Artinya, jika jumlah demikian pasti, masih tersisa lima piton raksasa yang bersarang di Salubiro.

“Di sini memang banyak, pernah juga sebelumnya kita bunuh, saat melakukan pembukaan lahan sawit,” kata Adhan.

Menurut Adhan, pada tahun 1983, petani sawit Salubiro menemukan piton raksasa yang sudah tidak bisa bergerak, meski masih hidup.

“Saat itu masih kebun coklat, belum ada sawit, ditemukan ular piton. Saking besarnya, tidak bisa goyang, dan sudah dikelilingi rumput,” cerita Adhan.

Kala itu, dua petani sawit, Ambo Anang dan Ba’du Aman, yang menemukan. “Keduanya, waktu itu, hendak meruncingkan kayu dan menjadikan ular itu sebagai landasan (karena dikira batang kayu tempat bertumpu). Baru diketahui kalau itu ternyata ular, saat keluar darah, ular luka (terkena parang),” tutur Adhan.

Kini, sebagian besar warga Salubiro mengaku masih dihantui ular piton. Menurut Adhan, sementara ini para petani takut ke kebun setelah melihat nasib tragis Akbar.

“Sekarang warga di sini takut pergi ke kebun. Tidak ada juga upaya warga sekitar mau lakukan operasi karena takut,” katanya

Gambar dan Video Lengkap :Klik Disini
0
2.8K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.