Bir sudah menjadi bagian dari sejarah peradaban manusia modern. Minuman ini begitu populer di masyarakat terutama mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan. Bir memiliki beragam rasa. Itulah mengapa penyuka bir biasanya memiliki selera yang berbeda-beda ketika mereka menikmati minuman ini.
Nah, agar sebuah bir cocok dengan selera peminumnya, seorang pembuat bir Ciaran Giblin mencoba bereksperimen dalam mengolah bir berdasarkan DNA manusia. Tapi jangan berburuk sangka dulu ya. DNA manusia digunakan bukan sebagai campuran dalam minuman bir.

DNA itu hanya untuk memetakan selera dan kecenderungan rasa yang dipilih seseorang ketika menikmati bir. Ciaran menggunakan DNA nya sendiri ketika melakukan uji coba. DNA miliknya diuji melalui laboratorium pengujian genetik.
Dari hasil tes ditemukan fakta bahwa berdasarkan DNA pribadinya, Ciaran lebih memiliki kecenderungan suka dengan ras yang pahit dan manis. Rasa itu biasa ditemukan dalam secangkir kopi atau sepotong kubis.

Bir pertama yang dibuat berdasarkan DNA manusia akhirnya sukses diproduksi. Mereka menamainya Double Helix, sesuai nama molekul struktur DNA. Bir ini memiliki rasa yang lebih pahit dan beraroma seperti nanas dan mangga.
“Banyak orang mengatakan bahwa secara teoritis tes DNA dapat menentukan apa yang ingin kita minum atau makan. Menurut saya, satu-satunya jalan adalah membuktikan teori itu dengan membuat bir ini. Double Helix memang sangat pas dengan selera saya,” kata Ciaran.
Jadi, apakah kamu sudah mengetahui jenis DNA mu sebelum menikmati sebotol bir?