Minggu, 19/03/2017 14:22 WIB
Sebarkan:
Tak hanya meningkatkan elektabilitas di kelompok pemilih muda, Ahok Show disebut sebagai cara menghindarkan calon petahana itu dari insiden penolakan kampanye. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai sedang berupaya memenangkan hati para pemilih muda yang aktif berselancar di dunia maya. Sejak 17 Maret hingga masa kampanye berakhir, calon petahana itu akan rutin muncul pada acara bertajuk Ahok Show yang disiarkan secara langsung di sejumlah media sosial.
Pengamat Media Sosial Nukman Luthfie menyebut Ahok Show sebagai kampanye pada era digital: kampanye tak melulu turun ke lapangan dan bertatapan muka dengan masyarakat.
Nukman mengatakan, kampanye di media sosial ringkas dan hemat. "Metode itu juga menarik pemilih pemula. Ahok sepertinya melihat fenomena pemilih pemula yang giat berselancar di media sosial," kata Nukman, Sabtu (18/3).
Kampanye di media sosial, kata Nukman, juga memiliki sejumlah kekurangan. Ia berkata, calon kepala daerah tidak dapat mengetahui secara pasti efektivitas kampanye di platform tersebut.
"Apakah yang menonton Ahok Show memang pemilih ahok atau ada yang selama ini belum memilih Ahok? Kalau yang nonton adalah pemilih Ahok, kampanye itu tidak bermanfaat banyak," kata Nukman.
KPU DKI mencatat, 29 persen pemegang hak suara di Jakarta berusia 17 sampai 30. Jumlah pemilih muda itu mencapai angka 1.347.855 jiwa dan 1- persen di antaranya merupakan pemilih pemula.
Sementara itu, merujuk penelitian Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, orang muda dalam rentang usia 20-24 tahun dan 25-29 tahun memiliki angka penetrasi hingga lebih dari 80 persen sebagai pengguna internet Indonesia.
Pada kategori 20-24 tahun ditemukan 22,3 juta jiwa yang setara 82 persen dari total penduduk di kelompok itu. Sedangkan pada kelompok 25-29 tahun, terdapat 24 juta pengguna internet atau setara 80 persen total jumlah jiwa.
Media sosial merajai konten internet sebagai yang paling sering diakses netizen. Tercatat 97,4 persen orang Indonesia mengakses akun media sosial saat mengunakan internet.
Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Erwan Agus Purwanto menilai, Ahok Show merupakan cara tim pemenangan calon petahana itu menyiasati kampanye yang tidak maksimal di putaran pertama.
"Acara ini relevan dengan realitas kampanye Ahok di putaran pertama yang kurang efektif dengan cara konvensional. Apalagi saat itu ada beberapa kasus penolakan yang cukup gaduh," kata Erwan.
Ahok Show, kata Erwan, merupakan solusi dari penolakan kelompok warga di wilayah tertentu terhadap Ahok. Menurutnya, Ahok akan tidak akan bertatap muka secara langsung dengan masyarakat selama kampanye putaran kedua. Peran itu akan diambil alih Djarot Saiful Hidayat.
Namun kampanye di media sosial bukan tanpa halangan. Erwan menyebut tim pemenangan Ahok-Djarot harus siap menghadapi perundungan pengguna internet.
"Buzzer bisa saja menyerang Ahok Show. Kalau lawan politik tahu Ahok gunakan media sosial, mereka tidak akan membiarkan begitu saja. Jadi akan ada persaingan di dunia maya dan realita," tutur Erwan.
http://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20170319140906-516-201162/ahok-media-sosial-dan-satu-juta-pemilih-muda-jakarta/