Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zulfaizdiharAvatar border
TS
zulfaizdihar
Riddle Story Episode 4 (level 1,25)
Baru dua hari yang lalu daftar, saya seperti udah ngerasa akrab sama kaskus. Makasii banyaaak buat readers yang udah mau meluangkan waktu untuk baca riddle story bikinan saya dan menyempatkan untuk komen juga hihi emoticon-Malu
By the way, saya baru aja pulang dari kampus dan perpustakaan pusat. Di luar sana lagi panas menyengat, jadi saya pengen banget cepet pulang. Begitu nyampe rumah, saya langsung nyalain laptop dan nulis riddle story yang udah saya pikir konsepnya sejak semalem. Yah, katakan saja level riddle story kali ini 1,25 wkwk.
Semoga riddle story lovers bisa menebak jawabannya dengan tepat yaap! emoticon-Peluk


Riddle Story 07: Born That Way
Namaku Cindy, aku berumur 9 tahun.
Sejak kecil, ibu tidak pernah menyayangiku seperti seharusnya seorang ibu kepada anaknya. Ibu selalu mengataiku bodoh, tidak berguna, anak buruk dan lain sebagainya. Padahal aku selalu berusaha menjadi anak baik, patuh dan hormat kepada beliau. Namun sepertinya hal tersebut malah membuatnya makin membenciku.
Sebagai seorang anak, aku sangat sedih mendapat perlakuan tersebut. Beruntungnya, aku mempunyai seorang kakak perempuan dan seorang ayah yang sangat menyayangiku. Jadi, setiap kali aku mendapat kata-kata makian dan perlakuan buruk dari ibuku, aku langsung melupakannya setelah ayah dan kakakku menghiburku.
Agaknya, kakak perempuanku juga sangat dibenci oleh ibuku. Aku pernah mendengar mereka berdua meributkan sesuatu di kamar saat ayah sedang bekerja. Di ujung percakapan, samar-samar kudengar bahwa ibuku berteriak kepada kakakku seperti “Kubilang, jangan panggil diriku ibu karena aku bukan ibumu! Dasar kau pramuria cilik!”
Aku terkejut saat ibuku mengatakan hal kejam seperti itu kepada kakakku. Saat ibu keluar dari kamar kakakku, ia melihatku dan langsung membuang muka. Aku segera masuk ke kamar kakakku dan bertanya apakah ia baik-baik saja.
“Aku selalu merasa baik-baik saja setiap kali melihatmu” ujar kakakku memaksakan senyum di wajahnya. “Jangan dengarkan kata-kata ibu”.
Aku duduk di sebelahnya. “Apakah memang ibu selalu sejahat itu kepada kita? Memangnya apa salah kita?” tanyaku sedih.
Kakakku tidak langsung menjawab. Ia terlihat merenung dengan raut wajah bersalah. “Ada sesuatu di dunia ini yang sulit untuk dijelaskan” kakakku membelai rambutku dengan lembut. “Kau akan tahu suatu hari mengapa ibu sangat membenci kita. Tetapi ingatlah satu hal bahwa aku dan ayahmu akan selalu menyayangimu seperti ini..”
“Apakah kelahiran kita tak diharapkan?” tanyaku nekat.
Kakakku terlihat terkejut saat aku menanyakannya. Namun ia menegaskan bahwa hal itu sama-sekali tidak benar. Aku keluar dari kamar kakakku masih dengan perasaan bingung dan campur aduk.
Saat aku sedang dalam perasaan sedih, aku selalu memasuki ruang kerja ayahku. Entahlah, aku suka saja duduk di atas kursi putar ayahku dan selalu mencari kertas tak terpakai untuk dicoret-coret di atas meja kerjanya. Lalu ayahku akan pulang dari kantornya dan selalu menyimpan hasil coretanku di laci mejanya.
Aku membuka laci meja ayahku. Benar saja, disana tersimpan banyak kertas hasil coretanku. Aku mengambil kertas-kertas tersebut dan sebuah foto terjatuh. Aku memungut foto tersebut dan terbelalak kaget.
Dalam foto tersebut berdiri seorang pria dan seorang wanita yang kukenal terbaring di atas kasur dengan wajah lelah seperti habis melahirkan . Foto tersebut diambil di kamar persalinan. Wanita tersebut memeluk seorang bayi mungil sambil tersenyum ke arah kamera.
Aku membalik foto tersebut dan tertulis sebaris kalimat.
Kelahiran putriku Cindy.
Ya Tuhan, kini aku tahu mengapa ibu membenci diriku.
Dan kakakku.

Riddle Story 08: Good Guy
Aku suka anak kecil.
Mereka lucu, manis dan menggemaskan. Setiap kali Melihat mereka, aku selalu teringat akan masa kecilku. Dulu aku juga pernah seperti mereka.
Aku selalu mengamati mereka bermain di taman tiap sore. Ada anak yang sedang bermain ayunan, bermain pasir dan lain-lain. Mereka tampak ceria. Aku menghampiri salah satu anak-anak tersebut dan menawarinya sebungkus permen. Anak itu mengambil permen dariku dengan sukacita.
“Kakak punya banyak permen seperti ini di rumah. Mau ikut?” tanyaku kepada anak itu.
Anak itu mengangguk dengan bersemangat. Lalu aku menggandengnya pergi agar anak tersebut bisa mendapat lebih banyak permen dariku.
Aku sungguh murah hati, bukan?


Okaaay itu riddle story episode ke 4, ada yang tau jawabannya? Komen yaaa emoticon-Ultah
zafinsyurga
zafinsyurga memberi reputasi
1
9.1K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Can You Solve This Game?
Can You Solve This Game?KASKUS Official
2.9KThread2.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.