1. kepercayaan/ke·per·ca·ya·an/ n 1 anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata: ~ kepada makhluk halus masih kuat sekali di lingkungan petani; 2 sesuatu yang dipercayai: bagi mereka hal itu bisa menghilangkan ~ rakyat kepada para pemimpinnya; 3 harapan dan keyakinan (akan kejujuran, kebaikan, dan sebagainya): hal itu dapat menghilangkan ~ rakyat kepada pemimpinnya; 4 orang yang dipercaya (diserahi sesuatu dan sebagainya): pemimpin itu sedang berunding dengan orang-orang ~ nya dari daerah; 5 sebutan bagi sistem religi di Indonesia yang tidak termasuk salah satu dari kelima agama yang resmi: tokoh itu adalah penganut aliran.
   Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa KEPERCAYAANialah sesuatu yang kita percayai benar adanya.

2. kehidupan/ke·hi·dup·an/ n cara (keadaan, hal) hidup: ~ orang di desa berbeda dengan ~ orang di kota.
   Dari pengertian diatas pula, KEHIDUPAN adalah sebuah cara ataupun suatu keadaan.
   

3. kesejahteraan/ke·se·jah·te·ra·an/ n hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketenteraman;- jiwa kesehatan jiwa; - sosial keadaan sejahtera masyarakat.
   Nah, sedangkan KESEJAHTERAAN sendiri berarti sebuah keadaan selamat dan aman.
   

PERTANYAANNYA : APAKAH KETIGA HAL DIATAS SALING BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN?

Apakah kalian sadar apa yang tengah terjadi di Indonesia, khususnya Ibukota?

Kalau belum sadar, tidak apa-apa. Marilah kita sesama manusia yang masih sama-sama makan
nasi dan minum air putih saling menyadarkan untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

Kepercayaan, Kehidupan dan Kesejahteraan>>> merupakan tiga elemen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Harapan : kepercayaan yang kita anut pastilah berpengaruh positif terhadap kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan kita.
Kenyataan : kepercayaan yang kita anut belum tentu berpengaruh positif bagi kehidupan dan kesejahteraan, bahkan cenderung negatif.

WHY?
Di era modern ini, rasanya sangat mudah untuk menjalankan beberapa aktivitas sekaligus. Dengan bantuan teknologi yang ada, pekerjaan terasa lebih mudah. Penyebaran informasi yang dahulu menggunakan media merpati, kemudian berkembang seiring zaman sehingga muncul radio, kemudian TV, dan kemudian sekarang ini adalah eranya media sosial. Begitu mudahnya melakukan pengetikan dan memposting cuitan di dunia maya, dibandingkan harus melatih merpati ataupun menulis surat.

Sayangnya, kemudahan ini justru disalahgunakan oleh oknum tertentu. Media ini dipergunakan untuk mempercantik kelompok tertentu, menjatuhkan individu atau kelompok tertentu, dan bahkan menyebarkan fitnah.

Saat ini, para netizens maupun masyarakat luas khususnya Jakarta tentu sedang hangat memperdebatkan kasus Ahok. Banyak pro dan kontra apabila kita menelusuri jalannya kasus ini. Namun, yang ingin saya bahas bukanlah kasusnya, melainkan efek sampingnya bila dilihat dari kacamata orang waras (alhamdulilah saya waras).

Kembali ke judul. Pernahkah kita berpikir sebelumnya, 'kok ada yang namanya agama sih?' , 'kok agama ada banyak sih?' dan yang paling penting 'KOK ADA AGAMA MALAH JADI PECAH? BUKANNYA MAKIN RUKUN?. Such a good question, huh?.
Kenapa ya agama ini dijadikan bahan untuk membuat perpecahan? Setahu TS (CMIIW), agama adalah jalan atau cara untuk menuju sesuatu yang kita percayai. Bukankah begitu guys?

Sayang banget, sekarang banyak orang yang sangat fanatik dengan 'cara'-nya sampe-sampe, cara hidup orang lain yang berbeda dengan miliknya dianggap sebuah kenistaan. The problem is, sampai kapan Indonesia mau begini?

Di suatu sumber (kalau tidak salah komp*siana), saya mendapati sebuah artikel yang judulnya mengatakan bahwa Indonesia adalah negara muslim yang paling toleran dibanding negara lain. Kalau negara yang paling toleran saja 'begini' adanya, bagaimana dengan negara muslim lainnya? Apakah kita sudah cukup baik sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim? Saya rasa tidak. Hal ini juga membuat saya berpikir, 'Loh, Indonesia yang katanya paling toleran aja begini. Gimana gua hidup di negara paling tidak toleran? Mati dong gua'.

Shit. Setiap agama punya Tuhan-nya masing-masing betul? Bagaimana dengan sesuatu yang disebut 'JAKARTA'? Apakah Jakarta punya Tuhan-nya? Tentu saja punya! Tuhan dalam setiap agama adalah panutan, pemimpin, yang menjadi tempat kita umat beragama menggantungkan hidup kita. Tapi 'Tuhan' di Jakarta adalah Gubernurnya! Tempat kita menggantungkan hidup kita di Jakarta! Saya rasa sangat tidak adil kalau pemilihan Gubernur, dilihat dari sisi keagamaannya. Saya bukan pendukung Ahok. Saya bukan KTP Jakarta. Tapi saya tetaplah warga Indonesia. Kalau Ahok kalah, saya juga tidak peduli. Kalau Anies kalah, saya juga tidak peduli. Tapi, ketika martabat Indonesia sudah mulai tercoreng karena isu agama, saat itulah saya harus peduli tentang Indonesia.

Agama hanyalah jalan. Tujuan kita hidup tetap satu. Kalian mau ke Bali? Kalian bisa lewat jalur darat dengan bus, kalian bisa menyetir kendaraan sendiri baik motor ataupun mobil, kalian bisa naik pesawat ke Surabaya lalu lewat jalur darat ke Bali, atau kalian bisa langsung terbang dari Jakarta menuju Bali. Banyak cara bukan? Tujuannya tetap satu bukan? EXACTLY! Hargailah perbedaan jalan ini. Niscaya kalaupun jalannya terpisah, kalian tetap akan bertemu di tujuan, bukan? Hidup terlalu singkat guys, jangan habiskan waktumu untuk merusak jalan orang lain, nanti kamu terlambat sampai tujuan atau bahkan wrong way lho.

Saran dari TS : kurang-kurangi baca berita dari faceb*ok, karena tidak semua sumbernya valid, jangan mencibir tanpa mengetahui faktanya, jangan sok pinter kayak TS, jangan lupa ngedip selama membaca ini.

Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , kami berikan aturan dan jalan terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (QS Al-Ma’idah: 48)

Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum menjadikanmu tidak berlaku adil. (QS Al-Maidah)