Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Efek TRAUMA yang disebabkan oleh Orang sekitar yang jadi kebiasaan buruk

crimsonbulletAvatar border
TS
crimsonbullet
Efek TRAUMA yang disebabkan oleh Orang sekitar yang jadi kebiasaan buruk
Siapa sih yang tidak punya trauma ? Semua orang pasti pernah mengalami, nah di trit singkat yang sebenarnya ringkasan dari curhat ini, akan mengulas TRAUMA yang disebabkan lingkungan sekitar atau orang terdekat. Dibaca baik2 yaa

PENGARUH LABELING (PENGECAPAN) DARI ORANG LAIN TERHADAP TRAUMA PSIKIS


sumber : google.com

ada 2 orang anak dari 2 keluarga yang berbeda, sebut saja Rena dan Reni (nama tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata, jika ada kemiripan atau kesamaan, hal itu adalah ketidaksengajaan penulis) .Rena dan Reni dibesarkan di keluarga yang berkecukupan. Keluarga Rena dan Reni selalu mengajarkan bahwa menghargai sesuatu itu penting dan selalu menjunjung tinggi norma kesopanan dan tingkah laku.

Suatu hari, Rena yang mulai beranjak dewasa belajar mengendarai sepeda motor agar dia dapat berangkat sendiri ke tempat dia sekolah. Ayahnya sendiri yang mengajarinya. Tiba tiba pada hari ketiga setelah dia mulai lancar mengendarai motor, Rena menabrak trotoar pembatas jalan sehingga motor jatuh dan penyok. Ayah Rena yang mengetahui hal tersebut marah besar terhadap Rena dan selalu mengulas kesalahan rena setiap mereka berada di meja makan, atau bahkan ketika nonton Tv dan ada adegan orang naik motor lalu kecelakaan, ayahnya dengan keras berbicara,"tuh kaya kamu, gitu aja ga bisa hati2" belum selesai soal ayah, ibunya pun mendukung hal serupa ketika dia hendak minta rena mengantar ke pasar dengan motor. Ibunya tidak berhenti mengomentari bagaimana rena berbelok, berhenti, bahkan cara rena turun dari motor pun tidak luput dari omongan ibunya. alhasil rena menjadi trauma ketika hendak menaiki motor, orang di rumah akan berkata, rena menakutkan, naik ojek online saja atau boleh bawa tapi kalau rusak lagi kamu perbaiki sendiri.

Di sisi lain, Reni belajar mengendarai mobil untuk bekerja. meski belum lancar benar dan sering tersendat, ayah reni selalu mengajarkan reni untk selalu fokus dan sabar. Suatu ketika reni sedikit melamun ketika di jalan dan sedikit mengerem mendadak karena kaget ketika mendekati lampu merah, alhasil motor yang tepat brada di belakang mobil reni menabrak hingga penyok ke dalam. Reni pulang dengan penyesalan dan mengadukan itu kepada ayahnya, namun ayahnya berkata,"ya sudah toh itu cuma barang. lain kali kita belajar naik mobil sama sama lagi biar kamu lebih lancar lagi dan ga kaget". sang ibu meskipun tahu cara menyetir anaknya kagetan, ibunya selalu menyindirnya dengan gurauan "hayo kalo kagetan naik mobilnya, besok kalo mau uda berkeluarga dan mau melahirkan kagetan, bisa brojol di mobil loh ren, hihi" lambat laun reni semakin mahir dalam menyetir meski memang ada kejadian kejadian yang bisa dibilang sebagai kecelakaan kecil, namun dari kejadian itu reni smakin sadar untuk lebih improve lagi.


sumber : google.com

PERUBAHAN, memiliki 2 kondisi pada permulaan, yaitu SELF RECOGNIZING dan OTHER INFLUENCE. dan pada tahap pengembangan ada 2 tahap lain yang disebut FORCING dan GRADUAL. emoticon-Salam Kenal
ketika seseorang menyadari dia SALAH (SELF), orang sekitar akan berpengaruh terhadap hal tersebut. (OTHER) namun dari tahap awal tadi, JIKA PENGARUH dari orang lain adalah MEMAKSA (FORCING) maka efek yang akan dituai adalah adanya ancaman jika kesalahan yang sama terjadi dari diri sendiri, atau orang lain. orang beranggapan dengan memberikan forcing terus menerus dengan cara mengingatkan kesalahan yang lalu dapat memberikan efek JERA. apakah benar ? MEMANG. TAPI! perlu diingat bahwa tidak semua orang memiliki karakter yang sama dalam menghandle setiap masalah. Jika bapak dan ibunya dididik dengan cara demikian dan BERHASIL, belum tentu si ANAK akan mengadaptasi cara berpikir dan bertindak yang sama. KEGAGALAN dari FORCING justru akan fatal yaitu TRAUMA. ketika anak terpikir trauma yang ada di pikirannya hanya Takut takut dan takut. Self confidence dari si anak sudah hancur sebelum dibangun karena dijejali kesalahan masa lalu yang sebenarnya si anak sendiri sudah sadar terhadap hal itu.

sebaliknya dari tahap GRADUAL, adalah menyatukan pemikiran dengan anak dengan cara mencari solusi agar kesalahan tersebut tidak terulang, dan andai terulang anak akan brusaha mencari cara sendiri agar hal tersebut tidak terulang (sebagai contoh, anak tertipu belanja online, ayah memberi nasihat jika belanja carilah sumber yang terpercaya. namun ktika sumbernya terpercaya, ternyata sumbernya menipu juga, maka anak akan mencari solusi lain misal dengan membeli dari kenalannya atau komunitasnya)
memang memakan waktu yang lebih LAMA. namun anak tidak akan merasa tertekan untuk menghadapi perubahan atas kesalahan di masa lalunya. MEMBANGUN PRIBADI YANG CEPAT BERUBAH memang perlu, PRIBADI YANG SADAR AKAN KESALAHAN juga perlu, NAMUN jangan sampai perubahan tadi menekan mental anak sehingga dia justru menyimpang dari sifat aslinya. Ada sebuah cerita dimana seorang anak yang tadinya kalem, diganggu dan dibully oleh teman sekelasnya. karena marah dia melempar buku pelajarannya ke muka temannya. Naas, sudut buku lah yang mengenai mata dari temannya dan berdarah. si anak dimarahi orang tua, meski gurunya sudah berbicara bahwa anaknya kalem jika di kelas. alhasil untuk membela diri atas kesalahan lamanya, si anak yang menahan emosinya akan meluapkannya ke hal lain, berbicara kasar, dan suka membolos karena di kelas dia kerap diganggu oleh temannya. emoticon-Takut

BUILDING A SELF CONFIDENCE is not WRONG. tapi jangan sampai semua metode kehidupan yang anda bisa terima hingga anda dewasa, langsung anda cerminkan ke anak anda. berikan mereka kesempatan untuk berargumen dengan anda, mencari solusi dan beri mereka kesempatan untuk mencari sendiri FALSE and TRUTH point, tentunya dengan pengawasan dari anda. NAMUN jangan hancurkan mental mereka dengan kata2 kasar yang akan mereka ingat seumur hidup mereka (BRANDING) tapi berusalah mengerti anak anda dari 0 dan ciptakan karakter mereka sesuai dengan kepribadian mereka dan norma yang ada (BONDING)

Remember : Words and Judging can be a very dangerous weapon, like 2 edged weapon. Neither will be good..Either will be hurt.. emoticon-Sorry

*TULISAN INI MERUPAKAN HASIL PEMIKIRAN DAN PENGALAMAN PRIBADI (DIGARIS BAWAHIN YA, PENGALAMAN PRIBADI, BUKAN DARI PIHAK MANAPUN JUGA), BUKAN BERASAL DARI BUKU PSIKOLOGI ATAU HAL HAL SERUPA. BUKAN PULA HASIL MEMBACA DARI RISET. SAYA BERUSAHA MENGUTARAKAN APA YANG SAYA LIHAT, ALAMI, DAN DENGAR MENJADI SEBUAH TULISAN YANG BERBAHASA LOGIS DAN EDUKATIF. terima kasih. apabila ada kesalahan, ketidak berkenanan dari pihak pembaca, saya mohon maaf yang sebesar besarnya.

emoticon-Shakehand2
Diubah oleh crimsonbullet 13-03-2017 07:01
0
2.8K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.