JAKARTA (Pos Kota) – Wakil Gubernur DKI nonaktif, Djarot Saiful Hidayat, membenarkan terjadinya pemukulan saat dirinya ditolak oleh jamaah saat mengikuti acara haul mantan Presiden Soeharto di Masjid At Tin, TMII, Jakarta Timur.

Djarot mengkonfirmasi, bukan dirinya yang menjadi korban pemukulan, melainkan pengawalnya yang juga anggota kepolisian.

Saat itu kedatangannya mendapat penolakan dari jamaah di pintu masuk sehingga sempat terjadi keributan.

“Kemudian isunya macam-macam, saya gak suka yang hoax ini, katanya saya dipukuli. Ada yang begitu ngomong, sampai aku ditelepon malam-malam sama teman-teman. Yang dipukul itu pengawal saya,” ujarnya saat menyapa warga di Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2017).

Menurut Djarot saat itu dirinya memperingatkan pengawalnya untuk tidak membalas.

Mantan Walikota Blitar ini menduga pemukulan terjadi karena beberapa orang dari jamaah tersebut terbawa emosi.

“Tapi saya sampaikan kepada pengawal supaya sabar, jangan dilawan. Polisi loh yang dipukuli, bawa pistol loh. Saya bilang hati-hati, jangan dilawan, mereka masih belum sadar,” jelas Djarot.

Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan kehadirannya atas undangan resmi dari Keluarga Soeharto. Dirinya datang untuk menghormati orang yang sudah mengundangnya. Namun ia tidak mendoga suasana menjadi tidak sempat terkendali.

“Kami diundang dari keluarga Pak Harto, Mbak Titiek‎, makanya kami menghormati. Oleh sebab itu, saya harus tetap hadir karena niat saya, kenapa datang jam 18.00 saya ingin Salat Maghrib di sana sekaligus disambung dengan Salat Isya. Bayangan saya itu situasinya normal enggak ada apa-apa,” tuturnya.

Pada acara dzikir tersebut, hadir ulama kondang seperti KH Abdullah Gymnastiar, KH. Arifin Ilham, Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan calon gubernur Anies Baswedan.

http://poskotanews.com/2017/03/12/dj...pengawal-saya/

fanatik barbar