Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rickyAsperoAvatar border
TS
rickyAspero
Anies Baswedan Diadukan ke KPK soal Dana Frankfurt Book Fair
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dugaan penyelewengan uang negara pada proyek Frankfurt Book Fair 2015. Ketika festival buku internasional itu berlangsung, Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Dugaan tersebut dilaporkan Direktur Government Against Corruption and Discrimination (GACD) Andar Situmorang. Ia menduga, Anies menyelewengkan dana setidaknya Rp146 miliar untuk pameran buku yang digelar pada 13-18 Oktober 2015. Ia menilai dana proyek yang disusun Anies berlebihan dan tak sesuai dengan skala pameran itu.

“Selama tiga hari acara pameran buku di Jerman biayanya Rp146 miliar. Bandingkan saat biaya Raja Arab ke Indonesia rombongannya 1.500 orang saja hanya Rp160 miliar,” ujar Andar kepada CNNIndonesia.com, Jumat (10/3).
Lihat juga:
Kemendikbud Anggarkan 146 Miliar untuk Pameran Buku Frankfurt
Besarnya dana untuk pameran tersebut, menurut Andar, juga pernah dikritik DPR. Anies diduga tidak melibatkan Komisi X dalam pameran tersebut sebagai pihak yang berwenang di bidang pendidikan.

Selain pelaporan dugaan penyimpangan dana, Andar juga menuding Anies memiliki agenda gelap dengan menyusupkan buku berjudul Amba karangan Laksmi Pamuntjak dan Pulang karangan Leila S. Chudori dalam pameran tersebut.

Kedua buku tersebut dinilai Andar tak populer lantaran membahas tentang pembasmian PKI tahun 1965. “Dengan disusupi pameran kedua buku tersebut sangat merugikan seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Lihat juga:
Indonesia Menang Penghargaan Sastra Berkat Novel Berlatar '65
Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah membenarkan laporan Andar terhadap Anies. Febri mengatakan, KPK akan mendalami laporan itu.

“Semua laporan yang masuk ke KPK pasti akan kami periksa. Hal ini penting untuk membuktikan ada atau tidak indikasi korupsi di situ,” ucapnya.

Pada pameran buku di Frankfurt 2015, Indonesia berstatus sebagai tamu kehormatan (guest of honour). Delegasi Indonesia ketika itu dipimpin salah satunya oleh Goenawan Mohamad yang menjabat chairman of organization committee.
Lihat juga:
Sastra Indonesia Jadi Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair
Sementara itu Anies berkata, aktivitasnya jelang putaran kedua Pilkada DKI tidak akan terganggu dengan laporan tersebut. Menurutnya, ajang pemilihan kepala daerah memang kerap diiringi sejumlah upaya menjatuhkan kontestan tertentu.

"Kalau Pilkada, muncul laporan macam-macam. Lucu-lucuan saja, biar yang melaporkan saja yang menjelaskan," kata Anies di Masjid Al-Mugni, Jakarta, Jumat siang.

Anies mengatakan, jika dana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk Frankfurt Book Fair 2015 bermasalah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pasti telah menemukan sejumlah indikasi.

"Kalau ada masalah, BPK seharusnya ada laporan dari kemarin. Kan yang mengaudit BPK. Kalau BPK tidak ada laporan, dari mana dugaannya?," ujarnya. (abm/rdk)
sumber

OK OCE bisa menjadi sarana untuk menggerakkan dan menggairahkan kembali kampanye gerakan membaca ibukota.

Masyarakat yang cerdas dan masyarakat yang pintar adalah masyarakat yang tidak jauh-jauh dengan kebiasaan, hobi untuk membaca.
Membaca melalui media apa saja baik itu lewat buku , pamflet, majalah, koran, web maupun aplikasi dsb.Dan sangat pas sekali momennya
dengan digaungkan kembali lewat Frankfurt Book Fair walaupun wujudnya adalah isi objek gugatan dari xxxx kepada Paslon Anies Baswedan,
, Tapi secara spesifik kali ini saya ingin menuliskan How To Ok Oce bisa menjembatani Antara publisher dengan pembaca untuk lebih tertarik lagi dengan
kegiatan membaca.

Lemahnya kegairahan masyarakat dengan kegiatan membaca bisa jadi dimungkinkan karena atmosfer untuk memiliki semangat orientasi produktif itu berkurang
bisa jadi karena kemajuan teknologi yang memberikan kontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat yang semakin Simpel gampang & Instan.
Jika perilaku Instan ini dibawa dan digerakkan ke hal yang positif (Instantly Positive) maka hal ini akan menggerakkan Energi posisitif & produktif yang luar biasa.

Pertama dulu saya akan mengatakan hambatan apa saja yang menjadikan kualitas berpikir masyarakat instan sekarang ini dengan kegiatan membaca.

1. Dengan Mudahnya perilaku untuk Mengcopy Paste sebuah karya yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran diri untuk lebih enggage (berdaya) oleh diri sendiri, disamping
anggapan bahwa membaca, berpikir dan menganalisa itu adalah sebuah kegiatan yang membuang-buang waktu. Spamming Instantly generation.

2. Karena sudah menjadi sebuah kebiasaan yang wajar dan umum soal COPAS ini otomatis akan membuat orang menjadi semakin malas , menghargai dan mengukur kemampuan diri, Introvert
kemudian lantas menjadi rendah diri dan pada akhirnya mempengaruhi mental seseorang tersebut enggan menjadi sosok subjek yang berbeda, memiliki sikap menghargai perbedaan
dan juga bermentalkan folowers , serba ketakutan (soft paranoia) jika melihat suatu arus yang deras jika bertentangan dengan cara berpikir diri sendiri, dan bukan lagi menjadi
Subjek diri yang otonom lantas kemudian akan semakin jauh dengan energi yang menggerakkan,menstimulasi (mendorong) seseorang itu untuk lebih kreatif dan juga produktif.

3. Karena dua hal diatas tidaklah mengherankan jika perilaku Instant tersebut mempengaruhi seseorang/pelaku/subjek terlebih lagi jika netters dalam media online lebih pragmatis dalam memberikan pandangan
dan cara berpikirnya, jawaban : ah..teori , paling cuma tipu-tipu , it's bullshit dan juga simplifikasi2 lainnya yang mempengaruhi pembaca (subjek lainnya) untuk berbuat sama. Tapi bukan berarti itu dilarang
yah , cukup sebagai sebuah identifikasi saja dalam kita menilai kualitas seseorang baik di online maupun offline.

4. Tiga hal diatas bercampur menjadi satu menyebabkan seseorang tersebut pada akhirnya serba ke-aku-an , ini loh gue , individualis,elo-lo gue-gue dsb dengan sikap seperti itu akan sangat susah sekali jika seseorang
berproduksi tetapi masih mengedepankan sikap penonjolan terhadap subjek tersebut, inilah yang menjadi penyebab mengapa suatu karya itu semisal bisa dihasilkan tetapi susah untuk dipasarkan.Karena Subjek tersebut harus & terpaksa
menjalankan semua proses fungsi kerja dalam berproduksi. Kreator/inovator, developer dan juga marketter, Dan tentunya ketiga fungsi tersebut harusnya dijalankan secara terpisah dan juga harus saling bekerja sama.

empat hal utama tersebut jika kita mau mencoba untuk melakukan hal sebaliknya maka itu menjadi solusi untuk lebih bisa produktif dan juga kreatif apalagi menghadapi berbagai persaingan yang semakin kompetitif yang ada bukanlah ketakutan
dan kekhawatiran tapi melainkan sebuah situasi yang menyenangkan dan nyaman untuk kita lebih bekerja.

OKe Oce tidak hanya berhenti pada sebuah jargon sebagai tempat & sarana berwirausaha semata tapi juga sebagai bentuk nyata dari sebuah Digital Enggagement (DE) sebuah ungkapan yang baru mungkin disini tapi sebenarnya DE adalah hal biasa yang
dilakukan para enterpreneur di perkotaan negara-negara maju, dimana DE adalah Solusi Implementatif yang tepat untuk dikembangkan pada lingkungan Geografis masyarakat urban perkotaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Dan OKe OCe adalah bentuk perwujudan nyatanya.

Simpelnya, Masyarakat Urban perkotaan dengan kemudahan sarana prasarana teknologi informasi akan dipadukan dengan penciptaan berbagai kreatifas produksi yang digerakkan secara bersama-sama menjadi suatu pergerakan pembangunan ekonomi yang dinamis.

Jadi dengan OKe Oce kekhawatiran masyarakat untuk mencipta kreatifitas untuk tidak laku akan diminimalisir sekecil mungkin.
Tidak terkecuali dengan para publisher baik itu pengarang buku, novelist, cerpenis, digital marketter, web developer, web agency, karena semuanya bisa memberikan kontribusi terbaiknya di Oke Oce. Bisa juga Oke oce akan mem break down untuk membentuk satu entitas community
semisal "ruang baca", "Ok pustaka", "khasanah" dsb dengan tidak hanya membuat sebuah
CRM (Customer Relationship Management) yang berfungsi pada satu fungsi semata tetapi bisa juga membuat dan menggerakkan fungsi-fungsi lainnya semisal membentuk komunitas ruang baca,komunitas OK pustaka
, how to community,


sehingga masyarakat apalagi mereka yang memiliki entusias dibidang ini benar-benar merasa aman dan nyaman didalam menyalurkan ruang-ruang imaji dan inspirasi serta tidak dikhawatirkan untuk di copy (digandakan) dibajak, apalagi ditambah kekhawatiran menjadi tidak laku.

emoticon-2 Jempol

Wokeee Woceee
Diubah oleh rickyAspero 11-03-2017 07:53
0
3.6K
35
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.