Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

depolarAvatar border
TS
depolar
Perbedaan antara Atheisme dan Komunisme
Apa perbedaan antara atheisme dan komunisme? Pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan khas orang Indonesia. Hasil dari pengajaran (atau mungkin tepatnya brainwash) pada masa orde baru. Banyak yang menganggap komunis adalah atheis dan atheis adalah komunis. Padahal, dilihat dari definisinya saja, keduanya sudah sangat tak terkait.


Atheisme: sebuah pandangan berisi penolakan terhadap klaim theis mengenai eksistensi Tuhan.
Komunisme: Ideologi sosio, politik, dan ekonomi yang tujuan utamanya adalah untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas, tanpa negara, dan tanpa uang.

.
Sekilas Sejarah Komunisme di Indonesia dan Tuduhan Atheis
Sayangnya, orang sering mengabaikan definisi fundamental tersebut untuk kemudian mengungkit PKI. Benar, dilihat dari sejarahnya, PKI (Parkai Komunis Indonesia) memang dikenal bermusuhan dengan golongan kyai. Stallin bersifat sangat anti agama dan Karl Marx mengatakan “agama adalah candu”.

Tepatkah hal tersebut untuk dijadikan alasan penyamaan antara atheisme dan komunisme?

Lagi-lagi jawabannya tidak. Bagi beberapa tokoh komunis, tak bisa dipungkiri agama adalah racun kemajuan manusia. Namun, tak bisa dipungkiri pula bahwa hal itu tidak berlaku pada semua tokoh komunis. Contohnya Tan Malaka yang merupakan seorang muslim sekaligus anggota PKI. Harus diingat pula bahwa awalnya PKI merupakan bagian dari Sarekat Islam. Anda juga harus memahami mengapa Marx mengatakan agama adalah candu. Posisi Marx bukanlah posisi "mencari musuh" pada saat ia mengatakan itu. Marx tidak melihat agama sebagai sumber masalah, justru agama adalah "obat" yang digunakan orang ketika terkena masalah.

Pemahaman kebanyakan tokoh komunis yang anti agama sendiri sebenarnya lebih bersifat anti theistik daripada atheistik. Sikap antitheisme adalah sikap menolak theisme dalam berbagai bidang kehidupan. Komunisme memiliki sifat tersebut sebagaimana sekulerisme. Untuk menjadi komunis dan sekuler, seseorang tidak perlu tidak mempercayai klaim theisme. Mereka cukup menolak campur tangan agama dalam berbagai bidang kehidupan.

Seorang anti theistik pun bisa jadi masih percaya Tuhan. Hanya saja dia berpendapat bahwa membawa-bawa Tuhan dan dogmanya akan menyebabkan hal yang buruk seperti perpecahan masyarakat.

Negara Kapitalis Banyak yang Atheis, Memperjelas Perbedaan Atheisme dan Komunisme


Persentase atheis di dunia, sumber Washingtonpost


Hingga hari ini, perbedaan atheisme dan komunisme sudah semakin nyata dengan membesarnya persentase orang atheis di negara-negara kapitalis seperti AS, Inggris, dan Jerman. Banyak atheis dari negara-negara tersebut memiliki pandangan liberalis kapitalis yang sangat bertentangan dengan komunisme. Ini menguatkan pandangan Freubach bahwa menjadi atheis saja tidak akan cukup membuat seseorang menjadi komunis.

Di lain pihak, banyak ajaran agama yang sebenarnya memiliki konten serupa dengan komunisme. Adanya ajaran untuk berbagi, untuk tidak serakah, untuk saling membantu, untuk meminimalisir profit yang “tidak perlu”, dan untuk bersifat "selfless", selaras dengan paham komunisme (meski mungkin lebih pas dengan sosialisme). Persamaan ini memang banyak “dilupakan” orang karena pemahaman agama sering dipersepsi pada maslaah ketuhanan saja.


sumurnya gan
0
51.5K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.