Quote:
Jakarta - Korea Selatan menawarkan hibah sebesar US$ 5,5 juta (atau sekitar Rp 73 miiar) kepada Pemerintah Indonesia. Hibah ini untuk pengembangan sektor perfilman tanah air, dengan membangun Integrated Box Office System (IBOS) atau sistem transparansi untuk bioskop.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, mengatakan dengan sistem tersebut, nantinya semua data yang berhubungan dengan bioskop di Indonesia bakal terbuka, contohnya seperti jadwal penayangan film, hingga jumlah penonton. Sebab, kata dia, saat ini pemilik bioskop cenderung tertutup untuk membuka data.
"Korea International Cooperation Agency (Koica), mereka sudah menawarkan hibah US$ 5,5 juta untuk membangun sistem IBOS di bioskop, sistem transparansi, kami menegosisasi bioskop di sini untuk mau terbuka. Jadi, seperti jumlah penonton berapa, dan lainnya, harusnya memang terbuka," kata Triawan, di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Untuk bisa mendapatkan hibah tersebut, kata Triawan, pihaknya masih perlu untuk mendapatkan izin dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Lewat menggunakan sistem itu, lanjut Triawan, para pelaku atau pengusaha di bidang rumah produksi, bisa lebih mudah dalam merencanakan film-film yang akan dibuat jadi lebih optimal.
"Jadi membantu production house sini dalam merencanakan filmnya. Tanpa trasnparansi jadi susah, hanya tebak-tebak saja. Jadi nanti tinggal pencet saja. Film apa? Laskar Pelangi apa, lagi main di sini, jam segini penonton segini, dan lain-lain," ujarnya.
Hibah ini diharapkan untuk meningkatkan kondisi, baik itu kuantitas mau pun kualitas perfilman Indonesia. Terlebih, pemerintah sudah, mengeluarkan film dari daftar negatif investasi (DNI).
"Setelah kami menghapus film dari DNI, kami undang pihak Korea untuk investasi di bioskop karena kekurangan layar bioskop. Dan layar bioskop itu hadir di Indonesia dengan jumlah cukup maka film Indonesia akan maju," tutupnya.
Lebih lanjut Triawan mengatakan, dalam gelaran acara Indonesia-Korea Business Summit yang bakal diadakan pekan depan, ia pun bakal menawarkan investasi di sektor perfilman kepada negeri K-Pop tersebut.
"Sekarang kan (film) sudah dihapus (dari DNI), kami undang investasi Korea Selatan untuk investasi di bisokop karena kekurangan layar bioskop, dan layar bioskop itu hadir di Indonesia dengan jumlah cukup maka film Indonesia akan maju," tuturnya.
https://finance.detik.com/read/2017/03/08/182250/3441784/1036/korsel-beri-hibah-rp-73-m-untuk-industri-bioskop-ri
Korea Selatan merdeka tahun 1948 dengan keadaan luluh lantah dan kere. Indonesia merdeka 1945 sudah memiliki banyak fasilitas-fasilitas gedung dari jaman Hindia Belanda.
Bahkan sebelum merdeka, Hindia Belanda sudah bikin film Lutung Kasarung. Sekarang Indonesia tertinggal jauuu...hhh di segala bidang dari Korea Selatan.
Indonesia masjid doang yang dibanyakin, tapi hiburan kreatif susah didapat. Padahal kalau bioskop minimal per kecamatan satu, bakal nggak ada itu donlot-donlot ilegal. Rumah produksi makin giat bikin film bagus.