Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lisasaldoAvatar border
TS
lisasaldo
Rp. 32.300.000 MAHAL APA GA BRO?
Review Dari Ane bro.
KAWASAKI D-TRACKER SE 2016
Kelebihan & Kekurangan



Bentuk Body Full silahkan nilai bagus apa ga :



Mas bro… Sekitar awal Agustus lalu Kawasaki Motor Indonesia (KMI) meluncurkan New D’Tracker (Baca: Kawasaki Luncurkan New D’Tracker 150, Velg Sudah 17 Inch Bro!!). Secara tampilan dan spesifikasi, New D’Tracker ini sama persis dengan KLX150 BF yang sudah diluncurkan sejak akhir Mei 2015. Perbedaan mendasar tentu saja ada pada ban, di mana KLX150 BF menggunakan ban dual purpose, sedangkan D’Tracker menggunakan ban tipe street karena memang penggunaannya lebih difokuskan di jalan raya. Menariknya nih mas bro, New D’Tracker sudah menggunakan ban dengan diameter rim 17 inch, baik di bagian depan maupu belakang. Nggak salah kalau Kawasaki menyebut New D’Tracker sebagai full size supermoto! Oh ya, New D’Tracker dijual dalam dua varian, yaitu varian standar dan varian special edition (SE).

Kebetulan sekali nih mas bro, beberapa hari yang lalu saya berkesempatan mencicipi New D’Tracker SE (special edition) milik Mas Wiji, salah seorang pengunjung blogAdventuriderz.com. Memang sih New D’Tracker maupun KLX150 BF sudah banyak yang berkeliaran di jalanan, tapi baru kali ini mencicipinya. Terima kasih ya Mas Wiji atas sesi test ride-nya. Lalu, bagaimana impresi nunggang New D’Tracker? Monggo disimak!

Well, kesan pertama melihat New D’Tracker SE dari dekat adalah motor ini terlihat manis dengan desain baru dibandingkan dengan D’Tracker versi lama. Desain headlamp dan cover body juga menarik, terlihat menyatu. Apalagi untuk varian SE sudah dilengkapi dengan stang fatbar, hand guard, frame guard, engine guard, dan velg yang dilabur dengan warna hitam. Kesannya motor jadi kekar. Memang soal desain Kawasaki ini patut diacungi jempol! Hanya saja fender New D’Tracker punya Mas Wiji ini sudah diganti dengan model KTM, sedangkan fender depan yang asli berukuran lebih mungil. Selain mengganti fender depan, Mas Wiji juga memasang knalpot free flow dari Norifumi yang dibeli satu paket di Kawasaki Surapita Unitrans Surabaya.

Pertama kali naik di atas jok New D’Tracker, kesannya motor ini terasa mungil, kaki menapak dengan sempurna, bahkan dengkul masih nekuk. Artinya apa? Motor ini nggak tinggi sama sekali. Tidak akan mengintimidasi buat mas bro yang bertinggi badan kurang dari 170 cm. Berbeda dengan KLX150L/KLX150 BF atau VIAR Cross X 200 SE yang memaksa kebanyakan orang Indonesia jinjit balet. Beralih ke panel dashboard, masih tetap sederhana, hanya terdapat speedometer dan trip meter yang digabung menjadi satu, indikator netral, indikator lampu sign, indikator lampu jauh, dan ditambah dengan fitur baru berupa indikator bahan bakar atau fuel gauge. Semua panelnya masih analog mas bro. Pokoknya sederhana banget tapi fungsional.

Coba diajak berkeliling… Ternyata tarikan New D’Tracker cukup responsif dan torque, namun tetap smooth. Nggak ada gejala torsi yang meledak-ledak seperti kebanyakan motor trail. Bisa jadi mesin yang lumayan responsif ini juga berkat pengaplikasian muffler Norifumi. Menariknya, suara yang dikeluarkan dari muffler tetap lembut dan nggak Cumiakkan telinga. Memang sih suaranya pasti lebih keras dibandingkan dengan muffler standar, namun masih enak didengar. Sayangnya, tenaga mesin yang lumayan responsif di putaran bawah itu nggak terjadi di putaran atas. Tetap loyo mas bro! Lha wong sebenarnya nggak ada perubahan di sektor mesin, alias masih sama dengan KLX150/D’Tracker versi lama yang dikenal lemot. Ketika track lurus saya cuma berhasil mendapatkan top speed 80 km/jam on speedometer. Maklum saja, kondisi jalan yang ramai nggak memungkinkan untuk digeber lebih kencang lagi.

Buat handling sih nyaman banget. Apalagi sudah pakai stang fatbar yang lebih lebar dibandingkan dengan stang biasa di varian standar. Mau nekuk kanan-kiri, nyalip, maupun bermanuver jadi lebih pede. Ban tapak lebar IRC Road Winner juga nyaman buat nikung agak-agak rebah. Suspensi upside down milik New D’Tracker tergolong nyaman. Nggak terlalu empuk, tapi juga nggak keras. Buat hajar polisi tidur masih enak. Asyiknya lagi, motor nggak limbung ketika saya coba menekan rem depan dengan kuat. Berbeda dengan KLX150L yang suspensi teleskopiknya empuk, bikin motor agak limbung kalau ngerem kuat-kuat.

Overall, New D’Tracker memiliki desain yang bagus. Memang persoalan desain ini sangat subyektif. Masing-masing orang memiliki penilaian tersendiri. Tapi saya suka dengan desain New D’Tracker. Soal built quality sih good, khas banget Kawasaki. Yang jelas New D’Tracker ini asyik diajak stop and go. Enak buat kendaraan komuter di kota yang ramai, jalan banyak lubang, dan sering banjir. Satu minus buat New D’Tracker dan mungkin New KLX150 adalah Kawasaki nggak melakukan improvement di sektor mesin. Mesin masih saja lemot!

Last… Walaupun mesinnya lemot, tapi Kawasaki cukup pede membandrol D’Tracker dengan harga tinggi. Di Jakarta, varian standar dibandrol dengan harga Rp 28,9 juta sedangkan varian special edition dihargai Rp 29,9 juta. Bagaimana dengan di Surabaya? Mas Wiji mengatakan kalau dia membeli New D’Tracker dengan harga Rp 31,7 juta sudah termasuk dengan muffler after market buatan Norifumi. Muffler Norifumi itu sendiri di Kawasaki Surapita Unitrans Surabaya dijual dengan harga Rp 1,5 juta. So, harga New D’Tracker SE di Surabaya kurang lebih 30.5 juta.

Sekian ya bro.
0
4K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.