Kepala Koordinator Sekretaris Pribadi Kapolri, Kombes Dadang Hartanto menerangkan, pedang pemberian Kerajaan Arab Saudi kepada institusi Polri ternyata bukan pedang emas, sebagaimana dibicarakan khalayak ramai belakangan ini.

"Kalau kita bicara pedang emas yaitu konotasinya pedang dari emas. Namun fakta bisa kita sama-sama buka (sambil buka pedangnya). Pedang ini panjangnya satu meter, di dalamnya warna perak, kemudian ini pedang dengan bungkus warna keemasan," kata Dadang saat konferensi pers penyerahan pedang 'emas' di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2017).

Dadang menegaskan, pedang pemberian Kerajaan Arab Saudi ini bukan merupakan pedang emas, melainkan pedang perak yang dibalut bungkus berwarna emas.



"Perkiraan harganya sekira Rp10 juta," pungkas dia.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK La Ode Muhammad Syarif mengatakan, pemberian pedang ini merupakan pertukaran cinderamata biasa. Sebab, Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga menyerahkan bingkisan berupa plakat kepada pihak Arab Saudi.

"Ketika Kapolri terima ini (pedang), Kapolri juga menyerahkan plakat. Ini pertukaran cinderamata biasa," ujar La Ode.

Mengenai pedang tersebut berasalkan material emas, atau berwarna emas, ‎pihaknya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu oleh Direktorat Gratifikasi KPK.

"Mengenai keaslian ini emas atau tidak, nanti akan dicek dibagian gratifikasi. Biasanya butuh waktu 10 sampai 15 hari untuk menyelesaikan laporan, setelah itu kami akan laporkan apakah bisa disimpan atau diletakkan di museum, nanti akan kita laporkan," ungkap dia.

‎Sekadar diketahui, cenderamata dengan bentuk pedang itu sebelumnya diberikan saat kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia. Pedang itu merupakan hadiah yang melambangkan kemanan dan pertahanan.‎

Pedang itu panjangnya satu meter, berwarna perak dan dibungkus dengan satu lapisan pembungkus berupa sarung berwarna kuning keemasan. Nantinya KPK akan menilai apakah ini merupakan bentuk gratifikasi atau tidak.

"Bisa diletakkan di ruang pertemuan Bapak Kapolri dengan tamu atau museum Polri. Nanti akan kita lihat tempatnya. Kita menunggu 10 hari ke depan kalau dikembalikan kita akan lakukan hal tadi," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2017).

----

Sumber: http://news.okezone.com/topic/34140/...an-raja-salman