Rio de Janeiro, 13 Juli 2014. Seorang pemuda berusia 22 tahun menjadi pahlawan bagi negaranya di pentas Piala Dunia. Masuk menjadi pemain pengganti di menit ke-88, pemuda tersebut mencetak gol di pertandingan itu pada menit ke-113. Gol tersebut menjadi satu-satunya yang terjadi di Maracana Stadium malam itu, dan membuat Jerman menjadi juara. Pemuda itu adalah Mario Gotze.

Nama Gotze memang sudah cukup akrab di telinga para pencinta sepak bola, khususnya di Jerman, sejak dirinya mampu menembus tim utama Borussia Dortmund. Gotze pun disebut sebagai salah satu talenta muda terbaik di dunia sepak bola saat itu. Dua kali membawa Dortmund menjadi juara Bundesliga dan menembus final Liga Champions 2012-13, Gotze pun akhirnya dipinang oleh tim tersukses di Jerman, Bayern Munchen.

Alih-alih memegang peran penting di Bayern, Gotze justru lebih sering berkutat dengan bangku cadangan. Menit bermainnya sangat menurun jika dibandingkan dengan saat dirinya masih membela Dortmund. Hingga akhirnya pemain kelahiran 3 Juni 1992 ini memutuskan untuk kembali ke Dortmund di awal musim 2016-17. Tapi apa yang terjadi ternyata tak jauh berbeda. Gotze tidak otomatis menjadi pilihan utama, dan masih harus bersaing dengan pemain lain. Bangku cadangan pun kembali menjadi teman setia Gotze sepanjang musim ini.



Di sisi lain, Gotze merupakan pemain yang cukup akrab dengan ruang perawatan medis. Tercatat masalah otot menjadi cedera yang paling sering dideritanya. Cibiran pun sempat menghampiri Gotze karena masalah tersebut. Hingga akhirnya sebuah fakta yang begitu mencengangkan datang, bahwa masalah otot yang selama ini dialami Gotze merupakan imbas dari adanya kelainan metabolisme.

Sejauh ini pihak Dortmund enggan membeberkan kelainan metabolisme seperti apa yang dialami oleh Gotze secara detil. "Hal ini tidak akan menjadi satu persoalan jangka pendek," jelas Chief Executive Dortmund, Hans-Joachim Watzke dengan singkat soal kondisi Gotze.

Kelainan metabolisme sendiri seringkali disebabkan oleh kelainan genetik. Akibatnya enzim yang seharusnya ada dan diperlukan dalam tubuh menjadi hilang dan mengganggu proses metabolisme itu sendiri. Ada cukup banyak kemungkinan kelainan metabolisme yang menyerang tubuh Gotze. Tapi yang jelas, hal tersebut berimbas kepada otot-otot di tubuh Gotze.

Sang pemain sendiri saat ini dikabarkan tengah ditangani oleh para spesialis, bukan dari dokter tim. "Saat ini saya sedang menjalani perawatan dan akan memberikan segalanya agar bisa secepat mungkin kembali berlatih dan menolong tim untuk mencapai tujuan kami," kata Gotze.

Kelainan metabolisme yang berakibat gangguan otot pada diri Gotze sejatinya bisa dibuktikan. Hal tersebut bisa dilihat dari catatan cedera yang dialami pemilik nomor punggung 10 ini. Sejak 2011, Gotze telah melewatkan total 39 pertandingan dengan 10 masalah otot yang berbeda.



Salah satu legenda sepak bola Jerman, Lothar Mattahaus beberapa waktu lalu sempat melontarkan kritik tajam kepada Gotze akibat kondisi fisiknya. "Sebaiknya Gotze pergi ke Tiongkok. Karena tidak ada tempat untuknya di Jerman dengan permintaan gaji yang begitu tinggi, dan tidak ada lagi tim besar yang tertarik padanya," kata Matthaus kala itu. Tapi pandangan Matthaus terhadap Gotze langsung berubah ketika bukti kelainan metabolisme tersebut terungkap. "Ini adalah suatu pukulan telak. Beruntung sekarang kelainan itu bisa diidentifikasi dan mereka bisa melakukan perawatan pada Gotze. Sekarang jelas sudah, Anda harus mengubah penilaian terhadap Gotze selama ini setelah fakta tersebut terungkap," kata Matthaus.

Sebagai salah satu talenta luar biasa di sepak bola, kabar mengenai Gotze ini jelas mengejutkan banyak pihak. Tentu kita semua berharap Gotze bisa segera pulih dan kembali menemukan sentuhan terbaiknya.

Schnelle Genesung, Götze

sumur
sumur
sumur