Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kenapa deradikalisasi napi terorisme tak berhasil
Kenapa deradikalisasi napi terorisme tak berhasil
Tim Jibom dan Inafis melakukan olah TKP lokasi ledakan diduga bom panci di taman Pandawa, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/2). Pelaku bom pernah divonis dalam kasus terorisme.
Aksi bom panci di Bandung yang dilakukan oleh Yayat Cahdiyat, Senin (27/2) lalu membuka soal lama, tentang deradikalisasi teroris.

Yayat, diketahui pernah pernah divonis tiga tahun karena mengikuti pelatihan militer di Aceh. Yayat diketahui termasuk dalam kelompok Cikampek, pimpinan Ujang Kusnanang.

Yayat dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Tangerang pada 17 Mei 2013, sebagai narapidana (napi) kasus terorisme.

"Dia kemudian diproses hukum dan menjalani hukuman selama tiga tahun," kata Kabag Penum Polri Kombes Martinus Sitompul, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com. Senin lalu, Yayat 'kambuh'.

Namun, menurut Kapolres Purwakarta AKBP Hanny Hidayat, tempat asal Yayat menyatakan, pada 2015 Yayat bebas seusai menjalani dua tahun hukuman di LP Tangerang.

Satu kasus lain adalah bom Samarinda, Kalimantan Timur, November lalu. Juhanda alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia, pelakunya, pernah terlibat dalam serangkaian aksi teror bom.

Dia terlibat dalam kasus teror bom Puspitek di Serpong, Banten dan terkait bom buku di Jakarta 2011.

'Kambuhnya' Yayat jelas menjadi pertanyaan soal program deradikalisasi narapidana teroris.

Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengatakan upaya deradikalisasi perlu waktu dan tidak mudah.

Mengubah ideologi yang sudah tertanam di dalam diri seseorang memang membutuhkan waktu.

BNPT mencatat saat ini ada 250 napi terorisme yang tersebar di 77 Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan satu Rumah Tahanan (Rutan).

Saat di dalam LP, tidak semua bisa diajak mengikuti kegiatan bahkan banyak yang bersikap keras. Apalagi jika sudah keluar tentu akan lebih sulit lagi.

Kini, hampir 600 orang mantan napi teroris yang sudah keluar dari penjara. Namun yang diketahui keberadaannya baru 184 orang di 17 provinsi.

Sehingga ada 416 orang mantan napi teroris belum ditemukan keberadaannya.

"Tahun ini kami cari lagi di mana mereka. Tidak semua dari mereka yang sudah keluar itu kehidupan ekonominya baik," kata Abdul Rahman Kadir, Kamis (2/3) seperti dinukil dari detikcom.

Menurut Abdul Rahman, deradikalisasi perlu diterapkan kepada napi terorisme saat masih menjalani masa hukuman di LP.

Tapi tak semua napi itu mau didekati, dan hal ini merupakan hak narapidana.

Sementara bagi mantan napi terorisme, salah satu cara yang dinilai cukup efektif dilakukan melalui pendekatan ekonomi.

Pasalnya, tidak semua mantan narapidana terorisme memiliki kehidupan yang layak usai keluar dari penjara.

Tidak semua mantan napi terorisme, diterima oleh masyarakat dan tidak semua memiliki ekonomi yang baik setelah keluar dari penjara.

"Jadi, kami mendekat ke mereka dengan membantu dari sisi (ekonomi) itu," ucap Abdul Rahman, seperti dinukil dari Liputan6.com.
Kenapa deradikalisasi napi terorisme tak berhasil


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...e-tak-berhasil

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kenapa deradikalisasi napi terorisme tak berhasil Standarisasi pesantren membendung radikalisme

- Kenapa deradikalisasi napi terorisme tak berhasil Tes urine dan penyebab lain kericuhan di Lapas Jambi

- Kenapa deradikalisasi napi terorisme tak berhasil Bersiap melayani pelesir Raja Salman di Bali

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.6K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread740Anggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.