Lebih dari setengah dari jumlah pria di Korea Selatan menganggap kejahatan seksual pada wanita disebabkan karena para wanita tidak hati-hati pada dirinya sendiri. Hal ini dinyatakan dalam sebuah suvey yang diselenggarakan oleh Pemerintah pada Senin kemarin, dimana tujuannya adalah untuk mengungkap pendapat masyarakat mengenai kejahatan seksual yang tinggi yang dialami oleh wanita Korea.

Survey yang diadakan oeh Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga ini, melibatkan 7.200 irang dewasa dengan usia 16 s,d 64 tahun mulai September s.d Desember 2016. Hasilnya, 55% pria menganggap kejahatan seksual bisa ditekan jika para wanita bisa lebih hati-hati.” Hasil yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada wanita, yaitu sebesar 42%.

Di antara para pria, 54,5% salah satu penyebab kejahatan seksual adalah “busana yang terlalu terbuka” adalah penyebab utama kejahatan, sementara 56,6% menyatakan bahwa kasus pemerkosaan bisa terjadi kalau para wanita dengan mudah menerima tawaran menumpang kendaraan dari pria yang tidak dikenal, sebab itu para wanita harus lebih bertanggungjawab.

42,5% pria percaya, jika para wanita bersedia datang ke rumah/ tempat tinggal pria padahal baru pertama kali bertemu, ini artinya ia bersedia menghabiskan malam bersama. Sementara 8,7% mengatakan bahwa sang wanita artinya “bersedia dirudapaksa.”

Sementara itu, 30,7% wanita percaya kalau para pria tidak bisa mengendalikan dirinya, 22% pria mengakui bahwa mereka kerap tidak bisa menahan diri. Diantara para wanita 20,4% menjawab pernah menjadi target kejahatan seksual, akibat ini mereka masih merasa trauma. Sementara kejahatan seksual pada pria sekitar 2,6%.

Menurut juru bicara kemterian, masih banyak korban kekerasan seksual yang belum mau melaporkan tindakan ini kepada pihak berwajib. “Masih banyak korban kekerasan seksual yang hanya bicara pada orang terdekat dan enggan melaporkan pada yang berwajib.” Survey ini nantinya akan dijadikan dasar untuk kampanye Anti Kekerasan Seksual dan perencanaan program di tengah masyarakat.