- Beranda
- Berita dan Politik
Ada Ingkar Janji di Km 97 Tol Cipularang
...
TS
sadjar
Ada Ingkar Janji di Km 97 Tol Cipularang
Quote:
KM 97 Tol Cipularang (VIVA.co.id/Dody Handoko)
VIVA.co.id- Di ruas tol Cipularang, tepatnya di KM 97, dikenal banyak meminta korban akibat kecelakaan. Jalan tol ini posisinya berada di sekitar Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Gunung Hejo dulu menjadi tempat bernaung binatang monyet, tetapi sekarang sudah punah.
Juru Kunci Gunung Hejo, Jaya Sukaya menuturkan, selama menjadi juru kunci di Gunung Hejo, dia banyak mengalami kejadian mistis. Dia sering dijumpai penunggu gaib penunggu petilasan itu, yaitu Syekh Magelung Sakti.“Perawakan Syek Magelung, tinggi besar, berbaju putih, memakai sorban dan berjenggot,” katanya.
Jaya mengakui, selama ini Gunung Hejo dianggap angker dengan banyak kejadian aneh. Apalagi, setelah ada jalan tol, banyak kecelakaan terjadi di sana. Banyak orang yang menghubungkan kecelakaan dengan keberadaan gaib di gunung Hejo.
“Mungkin saja Syekh Magelung marah, karena pembuat jalan tol ingkar janji. Dulu, katanya akan dibuat musala di Gunung Hejo. Selain itu, juga akan dibuka akses jalan ke Gunung Hejo. Tapi ternyata, sampai sekarang tidak pernah ada realisasinya,” katanya.
Sebelum ada jalan tol, di kawasan sekitar Gunung Hejo adalah ladang dan persawahan yang membentang luas. Masyarakat yang akan ritual ke Gunung Hejo hanya bisa jalan kaki melewati pematang sawah dan jalan setapak di pinggir ladang. Tidak ada jalan untuk mobil ke arah gunung. Jika menaiki sepeda motor, harus hati-hati melewati jalan tanah yang cuma setapak.
Makanya ketika jalan tol mulai dibangun, masyarakat sekitar berharap akan dibuatkan jalan ke arah Gunung Hejo. Keyakinan itu bertambah, ketika pihak pembuat jalan tol berjanji akan membuatkan jalan dan membangun musala. Namun, seperti yang terjadi, janji itu cuma pepesan kosong, jalan dan musala tak pernah terwujud.
“Dengan adanya jalan tol, justru jika memakai sepeda motor akan kesulitan, karena jalannya terpotong. Paling hanya bisa berhenti di pinggir tol, terus jalan kaki lewat terowongan menyeberang ke Gunung Hejo. Jika ingin dekat ke arah gunung, harus memutar jalan yang cukup jauh,” katanya.
Lebih mudah lagi, jika memakai mobil. Peziarah bisa berhenti rest area KM 97, lalu jalan kaki ke arah KM 96.200, dan melompati pagar tol menuju gunung.
Rute jalan ke Gunung Hejo cukup terjal, sekitar satu kilometer naik ke atas. Banyak pohon-pohon besar yang akarnya menjuntai sampai bawah. Lalu, ada jembatan dari kayu untuk naik ke atas.
Jembatan kayu sepanjang sekitar dua meter ini agak rapuh, karena kayunya kena panas dan hujan. Usai melewati jembatan kayu ini tampak petilasan Gunung Hejo yang berupa batu dibungkus kain putih.
“Pada malam Jumat, banyak orang melakukan ritual di sana. Mereka dari berbagai kota seperti Jakarta, Bogor, Karawang, Bandung, bahkan ada yang dari Jawa Tengah," ujar Jaya.
Jaya menjelaskan, peziarah yang akan melakukan pendakian ke Gunung Hejo sebaiknya melakukan doa terlebih dahulu. Kemudian, ketika mulai naik ke gunung mengucapkan salam, ”Assalamualaikum. Berikutnya, saat melewati jembatan kayu juga perlu mengucapkan salam lagi." Ketika sampai di lokasi petilasan, sekali dianjurkan supaya mengucapkan salam.
“Dengan salam itu, kita sebagai peziarah yang datang memperkenalkan diri kepada Syekh Magelung, supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Quote:
Quote:
Gunung Hejo di dekat ruas tol Cipularang di KM 97. (VIVA.co.id/Dody Handoko)
Misteri Gunung Hejo di Tol Cipularang Km 97
VIVA.co.id - Di ruas tol Cipularang, tepatnya di KM 97, dikenal banyak meminta korban akibat kecelakaan. Jalan tol ini posisinya berada di sekitar Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Gunung Hejo dulu menjadi tempat bernaung binatang monyet, tetapi sekarang sudah punah.
Keangkeran Gunung Hejo yang dianggap sebagai sebuah mitos menjadi buah bibir masyarakat, seiring dengan banyaknya terjadi kecelakaan di ruas tol Cipularang terutama Km 97-90 arah Bandung.
Tercatat, nyawa melayang sia-sia akibat kecelakaan di sepanjang tol Cipularang. Juli 2011, dua perwira TNI dari Pusenif Kodam III Siliwangi meninggal dunia, karena kecelakaan di ruas tersebut.
Lalu, kecelakaan dialami pedangdut Saipul Jamil hingga merenggut nyawa istrinya, Virginia Anggraeni. Dalam kecelakaan itu, istri Saipul Jamil tewas di tempat. Sedangkan sembilan lainnya, termasuk Saipul Jamil selamat. Mobil itu berisi 10 orang dengan posisi, tiga penumpang, termasuk anak kecil di depan, tiga di tengah, dan empat di belakang.
Berikutnya, enam nyawa kaum urban asal Kebumen, Jawa Tengah, yang hendak mengadu nasib ke Jakarta, tewas seketika, akibat mobil travel yang mereka tumpangi menabrak belakang truk yang berada di depannya.
Kecelakaan yang sering terjadi di kawasan itu menimbulkan banyak spekulasi, baik yang rasional maupun irasional. Jalan tol KM 97 memang terlihat di sepanjang jalan ini terdapat tanjakan dan turunan yang cukup ekstrem.
Selain faktor itu, disebut-sebut di kawasan itu terdapat poros gaib yang kerap meminta tumbal dari pengguna jalan yang melintasi ruas tersebut.Posisinya berada di sekitar Gunung Hejo tadi. Banyak yang menghubungkan keangkeran di Jalan Tol Cipularang dengan keberadaan makam yang ada di Gunung Hejo di KM 96.
Masyarakat Purwakarta memang mengenal Gunung Hejo sebagai daerah ritual pemujaan.Tempat ziarah yang selalu dikunjungi orang itu merupakan bangunan berbentuk makam. Versi lain menyebutkan, bangunan itu sebenarnya bukan makam, tetapi tempat patilasan.
"Bangunan mirip makam itu merupakan kebaikan dari orang Sumedang yang berhasil setelah berziarah ke sini. Keramat Gunung Hejo dulunya adalah tempat bertapa Prabu Siliwangi,” kata Juru Kunci Gunung Hejo, Jaya Sukaya ketika ditemui di rumahnya, di kawasan Darangdang, Cipularang, Purwarkarta.
Juru Kunci Gunung Hejo, Jaya Sukaya (VIVA.co.id/Dody Handoko)
Menurutnya, di Gunung Hejo itu tidak ada makam orang suci maupun wali, tetapi di sana sebagai tempat Patilasan Kasuhunan Prabu Siliwangi. Cerita orangtua dulu bahwa Prabu Siliwangi menjadikan Gunung Hejo sebagai tempat untuk mencari wangsit.
Dikisahkan, saat itu Prabu Siliwangi dalam kondisi yang kalut, karena kondisi Kerajaan Pajajaran yang mulai redup. Maka Prabu Siliwangi bertapa di gunung Hejo yang dipercaya terdapat jejak “karuhun” sunda.
“Tempat patilasan Prabu Siliwangi itu merupakan puser dayeuh berupa seonggok batu yang menutup lubang yang sangat dalam,”katanya.
Quote:
Gelar dupa dulu ...
Diubah oleh sadjar 09-04-2015 06:05
0
12.8K
Kutip
40
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya