Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

seher.kenaAvatar border
TS
seher.kena
Bambang Widjojanto: "Siapa Bilang Ahok Tidak Koruptif?"

Kamis, 23 Februari 2017 10:54 WIB



Jakarta, HanTer - Kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam memimpin DKI Jakarta diklaim bersih, padahal dia diduga terlibat berbagai kasus korupsi. Kasus-kasus korupsi di DKI Jakarta era kepemimpinan Ahok sudah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kasus korupsi di DKI Jakarta era kepemimpinan Ahok sudah dilaporkan ke KPK. Bagaimana bisa disebut pemerintahan Ahok tidak korupsi kalau banyak perbuatan koruptif yang terjadi di DKI? Siapa Bilang Ahok Tidak Koruptif? Ini Sederet Buktinya!," kata mantan pimpinan KPK Bambang Widjajanto di Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Bambang memaparkan data dari laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) per Mei 2016 yang menunjukkan indikasi koruptif di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Paparan Bambang itu disampaikannya di posko pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Jalan Cicurug, Jakarta Pusat.

"Menurut laporan BPK 31 Mei 2016, pengendalian pengelolaan aset tetap masih belum memadai, yaitu pencatatan aset tetap tidak melalui siklus akuntansi dan tidak menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga berisiko salah saji," kata Bambang.

Selain itu, Bambang turut menyertakan bahwa BPK menemukan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan oleh Pemprov DKI Jakarta sebanyak 15 temuan senilai Rp374.688.685.066.

Mantan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Idonesia ini, juga menyoroti salah satu laporan BPK tentang aset tetap Dinas Pendidikan DKI senilai Rp 15.265.409.240.418 yang tidak dapat diyakini kewajarannya. Pemprov DKI juga diketahui belum menagih kewajiban penyerahan fasos-fasum oleh 1.370 pemegang surat izin penunjukan penggunaan tanah (SIPPT) dalam bentuk tanah seluas 16,84 juta meter persegi.

"Soal kemitraan antara Pemprov DKI dan pihak ketiga senilai Rp 3,58 triliun, BPK belum dapat meyakini pencatatan asetnya. Dari data-data itu, bagaimana bisa disebut pemerintahan sebelumnya bebas dari unsur koruptif?" tutur Bambang.

Menurut dia, ada hal lain yang lebih berbahaya, yaitu tindakan untuk tidak menyerap anggaran yang berujung pada bentuk korupsi gaya baru yang belum bisa dijerat oleh hukum.

"Seperti begini, orang boleh melanggar KLB (koefisien lantai bangunan), tetapi bayar denda. Kesalahan dijustifikasi asal kau bayar uang. Ketika bayar uang, dikatakan dipakai untuk kemaslahatan, tetapi tidak masuk dulu di dalam anggaran," ujar Bambang.

Sementara itu, Ahok pernah menyatakan bahwa tak ada kekhawatiran dari anak-anak terhadapnya terkait kasus hukum yang dihadapinya. "Mereka bangga kok, karena bapaknya bukan karena koruptor, bukan apa-apa," ujar Ahok.

Beberapa waktu lalu Ahok menerima penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award 2013. Ahok pun mengatakan, sudah seharusnya seorang pejabat negara itu anti-korupsi. "Kita sih terima kasih saja ya dapat penghargaan itu. Sebetulnya pejabat itu kalau melakukan anti-korupsi tidak perlu dapat penghargaan, seharusnya," kata Ahok.

Elektabilitas

Sementara itu, Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengatakan, jika Ahok terbukti bersalah dalam berbagai kasus yang disebut-sebut melibatkan namanya, maka hal itu tentunya akan berpengaruh terhadap elektabilitas Ahok.

"Kalau fakta-fakta konkret berakhir dengan penalty atau punishment terhadap pejawat, maka hal ini akan berdampak terhadap akseptabilitas dan elektabilitasnya," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (22/2/2017).‎

Ia melihat, sulit bagi Ahok untuk berkelit ketika fakta-fakta hukumnya ada, dan aparat penegak hukum dalam menegakkan hukum bagi siapapun yang melanggar.

Menurut dia, publik nantinya akan menilai dan merespon atas putusan bersalah terhadap Ahok. Yang kedua menurut Siti, keputusan tersebut akan memberi konsekuensi berbeda. "Apalagi kalau sampai publik mengetahui pemeriksaan tersebut ternyata basa-basi saja. Ini justru akan memicu kekecewaan," ujarnya.

Masyarakat justru merasa tidak tenang ketika mereka merasa dibohongi. Sebab, warga akan resah jika pemimpinnya kerap mondar-mandir Gedung KPK, Bareskrim, dan Pengadilan Tipikor. "Pemimpin itu kalau bisa jangan kerap bersentuhan dengan hukum. Itu bisa menurunkan citranya," kata Siti.‎

http://www.harianterbit.com/m/nasional/read/2017/02/23/77456/44/25/Bambang-Widjojanto-Siapa-Bilang-Ahok-Tidak-Koruptif

Siapa yg bilang ya
Diubah oleh seher.kena 23-02-2017 15:57
0
14K
195
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.