Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

luketrinandaAvatar border
TS
luketrinanda
7 Perbedaan Jakarta Dulu dan Sekarang


Sebagai ibukota yang mencerminkan jati diri Indonesia, Jakarta menjadi salah satu kota di dunia yang memiliki perkembangan sangat pesat, terutama pembangunan. Mungkin anggapan jati diri itu menjadi sebuah gengsi untuk dunia internasional bahwa “ini loh negara ku hebat” (banyak mall, banyak gedung tinggi, dll). Tapi, tanpa kita sadari, pembangunan yang boros dan ujung-ujungnya jadi lahan korupsi itu membuat Jakarta semakin tidak hijau. Yap, pada akhirnya Jakarta hari ini jadi semakin panas dan banyak polusi.

Nah, beda dengan Jakarta tempo dulu yang masih banyak lahan luas dan hijau. Justru, kalau kita lihat nih perbedaannya, Jakarta tempo dulu kayanya lebih melankolis daripada sekarang. Yuk kita lihat perbedaan Jakarta dulu dan sekarang!

Bundaran Hotel Indonesia



Sejak dulu, Bundaran HI sudah menjadi trademark kota Jakarta. Letaknya yang strategis, membuat Bundaran HI dikenal sebagai Monumen Selamat Datang. Monumen tersebut berupa sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung monumen tersebut menghadap ke utara yang artinya patung tersebut bermakna untuk menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.

Nah, saat ini Bundaran HI menjadi lokasi aktivitas CFD. Kebayang gak dulu sebelum ramai CFD, orang-orang di Jakarta ngapain? Kalo ngebayangin sih kayanya orang-orang dulu gak mau kalah sama aktivitas CFD-an sekarang. Mereka kayanya jalan-jalan keliling Jakarta naik vespa dan istirahat di Bundaran HI. Eh, apa jangan-jangan orang tua kita yang jalan-jalan keliling Jakarta naik vespa ya?


Bioskop Metropole dan Pengunjungnya





Setelah keliling naik vespa, orang-orang zaman dulu (kira-kira era Orde Baru tahun 1960-70an) banyak yang nonton film ke bioskop. Nontonnya film Badai Pasti Berlalu. Ada yang tau? Nah, buat kamu anak zaman sekarang perlu tau, kalau bioskop itu tidak se-eksklusif sekarang (walaupun zaman dulu orang-orang yang nonton ke bioskop itu kalangan atas) tapi, film-film yang diputar tidak seperti film sekarang. Film saat itu diputar melalui proyektor yang diputar secara manual. Melelahkan. Tapi, saat itu semua serba dilakukan secara manual. Jadi, bukan hanya bangunan saja yang berbeda dari Jakarta dulu dan sekarang, tapi suasananya pun berbeda bukan?


Jalan Jenderal Sudirman



Bisa dibilang ini lah lokasi tersibuk di Jakarta. Sebagai jalan protokol, sejak dulu jalan ini menjadi pusat kegiatan paling sibuk di Jakarta. Mulai dari pejabat negara, pegawai kantor, anak sekolah, mahasiswa dan lain sebagainya, berlalu-lalang di jalan ini. Bedanya dulu dan sekarang adalah, dulu jalan ini tidak macet seperti sekarang. Nah, kalau kamu bagian dari orang yang merasakan kemacetan Jalan Jenderal Sudirman hari ini, pasti pengen merasakan suasana masa lampau yang lengang kan?


Sungai Ciliwung



Kata apa yang pas untuk kondisi Sungai Ciliwung hari ini? Kotor? Bau? Jorok? Yap, mungkin kata-kata itu mewakilkan kondisi Sungai Ciliwung sekarang. Ulah siapa kah kenapa kondisi Sungai Ciliwung saat ini begitu kotor? Kita tidak bisa memungkiri kalau kerusakan alam juga disebabkan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Lalu kemanakah tanggung jawab manusia saat ini sampai alamnya sendiri saja tidak dijaga? Kalau kita lihat kondisi Sungai Ciliwung dulu, mungkin kita akan malu karena ternyata kita adalah manusia yang tidak bertanggung jawab. Masa lalu telah berlalu, Sungai Ciliwung saat ini sudah tidak seperti dulu lagi. Yuk saatnya sekarang kita jaga Sungai Ciliwung dengan cara jangan membuang sampah sembarangan, seperti buang sampah ke sungai. Indah bukan kalau Sungai Ciliwung seperti dulu lagi?

Kemacetan Jakarta



Buat kamu yang merasakan kemacetan di Jakarta hari ini jangan cepat emosi ya. Kemacetan di Jakarta bisa kamu jadikan sebagai bentuk latihan menahan kesabaran. Karena bagi kamu yang bisa sabar merasakan kemacetan di Jakarta, niscaya kamu akan diberikan surga suatu hari nanti. Nah, kalau dibandingkan dengan Jakarta tempo dulu, justru kemacetan itu tidak ada sama sekali. Rasanya nyaman ya kalau Jakarta tidak ada macet seperti dulu. Sebuah fenomena yang langka kalau Jakarta tidak macet hari ini. Jadi kamu lebih pengen tinggal di Jakarta sekarang apa Jakarta tempo dulu?

Monumen Nasional



Sebagai ikon Jakarta, Monumen Nasional atau Monas menjadi salah satu destinasi wisata ibukota yang familiar untuk khalayak luas. Monumen setinggi 132 meter ini pertama kali dibangun pada tahun 1961 dan mulai dibuka untuk umum pada tahun 1975. Monumen ini didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kekuasaan kolonial Belanda. Di Monas sendiri terdapat beberapa destinasi wisata sejarah diantaranya, relief sejarah Indonesia, museum sejarah nasional, ruang kemerdekaan dan pelataran puncak api kemerdekaan. Nah, kalau kamu lihat Monas tempo dulu rasanya terlihat lebih bersih, tertata dan rapi yah? Lalu masih kah serupa dengan Monas hari ini?


Semanggi



Untuk urusan belanja, pasti kamu sebagai warga Jakarta akan mempertimbangkan berwisata ke Semanggi. Banyaknya pusat perbelanjaan, pusat bisnis dan perkantoran membuat kawasan Semanggi begitu ramai. Hal ini sudah terbukti sejak dulu dimana kawasan Semanggi menjadi pusat segala aktivitas warga ibukota. Lalu, apa yang pertama kali terlihat ketika kamu mengamati foto Semanggi tempo dulu? Ya, bus bertingkat merah yang terlihat tersebut membuktikan suasana Semanggi tempo dulu sangat menggugah memori masa lampau. Selain itu, jalanan yang lengang memperlihatkan kenyamanan ibukota tempo dulu. Tidak seperti kawasan Semanggi dan sekitar Jakarta hari ini yang terus-menerus dihantui kemacetan.


Walaupun Jakarta dulu dan sekarang berbeda, tapi Jakarta tetap lah Jakarta yang memiliki banyak cerita. Mungkin poin-poin di atas hanya sebagian dari bukti sejarah kalau Jakarta tempo dulu itu sangat menyenangkan. Bukan berarti Jakarta sekarang tidak menyenangkan (walaupun sering kesal karena macet), tapi Jakarta sekarang semakin dan selalu berkembang bukan? Yap, walaupun banyak yang berbeda seiring berkembangnya zaman, tapi Jakarta masih memiliki identitasnya sebagai ibukota Indonesia. Memang terkadang perkembangan itu menghasilkan aspek positif, dan juga bisa berdampak negatif. Nah, untuk itu, yuk kita jaga perkembangan positifnya, hentikan perkembangan negatifnya, setuju?

Sumur: Perbedaan Jakarta Dulu dan Sekarang
0
9.7K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.